BELERANG
I.
DEFINISI
Belerang sudah di kenal manusia sejak zaman purba, dan hampir
semua bahasa memiliki nama sendiri-sendiri untuk unsur ini. Sulfur berasal dari
kata sansekerta yaitu sulvere , latin sulpur dan dalam bahasa arab yaitu sufra
yang artinya warna kuning terang. Pada tahun 1770-an , Antoine lavoisier
menemukan bahwa sulfur merupakan jenis unsur dan bukan suatu senyawa. Tahun
1867, sulfur di temukan dalam bentuk endapan di bawah tanah di Louisiana dan
Texas.
Belerang
atau sulfur adalah unsur kimia dengan nomor, atom 16 diwakili oleh S. simbol
Ini adalah, berlimpah multivalen non-logam. Termasuk kedalam
periode ke-3 yang ditemukan di alam dalam bentuk unsur bebas. Bentuknya adalah
non-metal yang tak berasa , tak berbau,dan multivalent. Belerang dalam bentuk
aslinya adalah zat padat kristalin kuning . Di alam belerang dapat di temukan
sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfida dan sulfat. Secara
komersilnya , sulfur di gunakan terutama dalam pembuatan H2SO4 dan
pada vulkanisasi karet. Pada
kondisi normal, atom belerang membentuk molekul siklik oktatomik dengan rumus
kimia S8. Elemen sulfur merupakan padatan kristalin kuning cerah.
Kimia, belerang dapat bereaksi baik sebagai oksidan atau mengurangi agen. Ini
mengoksidasi logam yang paling dan beberapa nonmetals, termasuk karbon, yang
mengarah untuk mengisi negatif dalam senyawa organosulfur kebanyakan, tetapi
mengurangi oksidan yang kuat beberapa, seperti oksigen dan fluor.
Di alam,
belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni dan sulfida dan mineral sulfat.
Kristal elemen sulfur biasanya dicari oleh kolektor mineral untuk bentuk cerah
mereka polyhedron berwarna. Menjadi berlimpah dalam bentuk asli, belerang
dikenal di zaman dahulu, disebutkan untuk penggunaan di Yunani kuno, Cina dan
Mesir. Asap belerang digunakan sebagai fumigants, dan belerang yang mengandung
campuran obat yang digunakan sebagai balsem dan antiparasitics.
Belerang
merupakan elemen penting bagi semua kehidupan, dan secara luas digunakan dalam
proses biokimia. Dalam reaksi metabolik, senyawa sulfur berfungsi sebagai bahan
bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan untuk organisme
sederhana. Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin vitamin dan tiamin, yang
terakhir yang bernama untuk kata Yunani untuk belerang. Belerang merupakan
bagian penting dari banyak enzim dan juga dalam molekul antioksidan seperti
glutathione dan thioredoxin. Belerang organik terikat adalah komponen dari
semua protein, sebagai asam amino sistein dan metionin. Ikatan disulfida sebagian
besar bertanggung jawab untuk kekuatan mekanik dan terpecahkannya keratin
protein, yang ditemukan di kulit terluarnya, rambut, dan bulu, dan elemen
berkontribusi terhadap bau menyengat mereka ketika dibakar.
II. SIFAT-SIFAT BELERANG
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang
tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon
disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur
belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau
campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun
berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum
dapat dipahami.
Pada tahun
1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan pembuatan polimer
belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak mengandung atom logam
sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik yang tidak biasa.
Belerang
dengan kemurnian 99.999+% sudah tersedia secara komersial. Belerang amorf
atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara mendadak
dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf memiliki
struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal belerang
diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang saling
menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal.
1. Sifat
Fisika
Berikut ini merupakan sifat-sifat fisik
dari belerang
Sifat fisika
|
|
Fase
|
Solid
|
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
|
(alfa)2.08 g/cm3
|
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
|
(beta)1,96 g/cm3
|
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
|
(gama)1,92 g/cm3
|
Massa jenis cair pada titik lebur
|
1.819 g/cm3
|
Titik lebur
|
388.36 K(115.21oC,239.38oF)
|
Titik didih
|
717.8K(444.6oC,832.3oF)
|
Kalor peleburan
|
(mono)1.727 kJ/mol
|
Kalor penguapan
|
(mono)45kJ/mol
|
Kapasitas kalor
|
(25oC)22.75J/(mol.K)
|
2. Sifat Kimia
Sifat atom
|
|
Struktur Kristal
|
orthorhombic
|
Bilangan oksidasi
|
-1, ±2, 4, 6 (oksida asam kuat)
|
Keelektronegatifan
|
2.58 (skala pauling)
|
Energi ionisasi
|
Pertama 999.6 kJ/mol,
kedua:2252 kJ/mol,
ketiga :3357 kJ/mol
|
Jari-jari atom
|
100 pm
|
Jari-jari atom (terhitung)
|
88 pm
|
Jari-jari kovalen
|
102 pm
|
Jari-jari vander waals
|
180 pm
|
III. PENAMBANGAN DAN PEMBUATAN BELERANG
Belerang
(Sulfur) dialam biasanya di temukan dalam bentuk kristal belerang dan dapat
juga dalam bentuk persenyawaan dengan logam lain (Golongan sulfida dan garam
sulfo) seperti galena, spalerit dan pirit. Pengambilan endapan belerang
biasanya dilakukan dengan metode penambangan. Adapun penambangan belerang
dilakukan dengan beberapa metode antara lain : metode tambang terbuka, metode
tambang bawah tanah, metode Frasch-Process dan metode penambangan manual
1. Metode tambang
terbuka :
Kegiatan
penambangan belerang dengan metode ini dilakukan untuk endapan tipe stratigrafi
dan vulkanis yang terletak dekat dengan permukaan bumi. Pengambilan dengan
metode ini dapat menggunakan alat-alat sederhana atau dapat juga dengan
menggnakan alat mekanis seperti shovel, monitor, dan dragline excavator.
Material hasil penambangan dengan metode ini dimuat dan diangkut dengan
pikulan, lori, dump truck, dan sejenisnya baru kemudian diproses lebih lanjut
sesuai dengan keperluan.
2. Metode tambang bawah tanah :
Kegiatan
penambangan belerang dengan metode tambang bawah tanah dikhususkan bagi endapan
belerang yang terdapat di bawah permukaan bumi. Adapun penambangan dikerjakan
dengan membuat lubang-lubang bukaan kearah endapan, seperti shaft, tunneling,
drift, adit, dan lain-lain.
3. Metode Frasch-Process :
Cara frasch adalah mengambil belerang dari deposit
belerang di bawah tanah, pompa frasch dirancang oleh Herman Frasch dari Amerika
Serikat tahun 1904. Penambangan
belerang dengan metode ini dilakukan untuk endapan belerang yang ditutupi oleh
lapisan tanah yang sangat tebal. Penambangan dengan cara ini dilakukan dengan
menginjeksikan air panas ( + 160 oC ) kedalam pipa yang akan
digunakan. Air panas ini berfungsi untuk melarutkan belerang dari endapan kubah
garam atau sejenisnya pada kedalaman antara 150 - 170 m.
Metode ini
dikerjakan dengan membuat lubang bor dilengkapi dengan empat macam pipa
bergaris tengah 3 - 20 cm. Setiap pipa ini mempunyai fungsi sebagai berikut :
- Pipa
pertama befungsi sebagai selubung dan pelindung
- Pipa
kedua berfungsi untuk saluran panas
- Pipa
ketiga berfungsi sebagai mengalirkan lelehan.
- Pipa
keempat berfungsi untuk memasukan udara bertekanan tinggi.
Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang terdapat 2
pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap
air yang sangat panas dipompa dan dimasukan melalui pipa luar, sehingga
belerang meleleh. Kemudian dimasukan udara bertekanan tinggi melalui pipa
terkecil, sehingga terbentuk busa belerang dan terpompa ke atas melalui pipa
ketiga. Seperti gambar di bawah ini
.
Dasar pengambilan sulfur menurut proses ini adalah pencairan
sulfur di bawah tanah / laut dengan air panas, lalu memompanya ke atas
permukaan bumi. Untuk maksud itu digunakan 3 pipa konsentris 6”, 3”, dan 1”.
Air panas (325oC) dipompakan ke dalam batuan S melalui bagian pipa
6”, sehingga S akan meleleh (235oF). Lelehan S yang lebih berat dari
air akan masuk ke bagian bawah antara pipa 3” dan 1”, dan dengan tekanan udara
yang dipompakan melalui pipa 1”, air yang bercampur dengan S akan naik ke atas
sebagai “crude S”, untuk kemudian diolah menjadi “crude bright” atau “refined
S”. Kemurnian belerang yang keluar mencapai 99,5%. Pada dewasa ini 50% belerang
yang digunakan dalam industri diperoleh dengan proses frasch
4. Metode Penambangan Manual :
Penambangan
belerang dengan metode ini dilakukan apabila kandungan endapan belerang yang
ada tidak terlalu banyak atau sedikit. Cara penambangannya dengan metode ini
biasanya dilakukan dengan menggunakan alat-alat penambangan manual, seperti
cangkul, linggis, gancu, dan keranjang serta dilaksanakan dengan sistem padat
karya.
IV. SENYAWA BELERANG
1. Hidrogen
Biner
Hidrogen Sulfida
Hidrogen Sulfida adalah sebuah bahan kimia laboratorium yang
penting, karena di pakai secara luas dalam analisis kualitatif. Zat ini dapat
dengan mudah di buat dengan aksi asam terhadap sulfida logam, atau dengan
hidrolisis tioasetamida :
FeS(s) + 2HCl(aq) → H2S(g)
+ FeCl2(aq)
CH3CSNH2(aq) + H2O
→ H2S(aq) + CH3CONH2(aq)
Hidrogen Sulfida adalah gas yang beracun
dan dapat larut dalam air.
H2S + H2O → H3O+
+HS-
2. Polisulfida
Logam
Belerang tidak hanya terikat bersama dalam belerang unsur,
tetapi dapat bereaksi juga dengan ion sulfida dengan membentuk ion polisulfida.
BaS + 2S → BaS3
Ion
polisulfida ukurannya berkisar dari S22- sampai S63-.
Kristal polisulfida yang paling terkenal, yaitu bijih besi yang umum seperti
pirit (FeS2).
3.
Oksida dan Asam okso
1.
SO2 dan SO3
Sulfur dioksida (SO2) adalah gas tidak
berwarna. Berbau khas memerihkan mata dan dapat merusak saluran pernapasan,
sebab apabila terisap oleh pernapasan secara berlebihan akan bereaksi dengan
air dalam saluran pernapasan dan membentuk asam sulfit yang akan merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Sulfur dioksida dapat terbentuk pada
pembakaran batu bara yang mengandung belerang, dan pemanggangan bijih sulfida.
Sulfur dioksida dapat melarut dengan baik dalam air.
SO2(g)
+ H2O(l) → H2SO3 (aq).
Sampai kini belum ditemukan sepesi H2SO3
dalam larutan, dan dianggap bahwa jika SO3 dialirkan kedalam air
terbentuk suatu hidrat, namun telah dikenal garam hidrogen sulfit dan garam
sulfit. Setengah dari sulfur dioksida berasal dari pembangkit energi dan proses
industri yang menggunakan bahan baku yang mengandung belerang.
Meskipun pada keadan biasa SO3 sukar terbentuk
pada keadaan tertentu, SO2 dapat dioksida menjadi SO3.
London smog / smog kelabu terjadi dari campuran SO partikulat dan kabut, zat
dalam partikulat dapat mengkatalisa pembentuk SO3 dari SO2
dan dengan udara lembab dapat menghasilkan kabut yang mengandung asam sulfat.
Sifat SO2 yang mudah larut dan menghasilkan asam
seperti dijelaskan di atas mengakibatkan persoalan lingkungan seperti misalnya
hujan asam. Terjadinya hujan asam yaitu dari pembakaran bahan bakar posil
seperti minyak dan batu bara akan di hasilkan NOx dan SOx
juga partikel lain.Polutan akan tinggal beberapa lama di udara dan kemudian
musnah terdeposisi kepermukaan bumi , selama polutan diudara, kualitas udara
menurun yang dapat berakibat langsung pada kesehatan manusia seperti sesak
napas / gatal-gatal di kulit. Polutan seperti oksida sulfur (SO2)
dan dioksida nitrogen (NO2) melalui reaksi oksidasi dengan ozon akan
berubah menjadi (SO3) dan NO3 selanjutnya berubah menjadi
senyawa sulfat dan senyawa nitrat.
Senyawa-senyawa tersebut akan berpindah dari atmosfer
kepermukaan bumi melalui hujan dan deposisi langsung sehingga di kenal dengan
deposisi basah dan deposisi kering. Proses deposisi basah terjadi dengan
pembentukan awan dan akhirnya turun sebagai hujan salju atau kabut yang
mengandung asam.
Deposisi asam yang terkandung dalam hujan dapat menggambarkan
kondisi keasaman air hujan dalam angka pH. Kategori angka pH mengindikasikan
hujan basa atau asam. Bila air hujan mempunyai nilai pH di bawah 5,6 di katakan
telah terjadi hujan asam di daerah tersebut. Pencemaran oleh sulfur oksida
terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna,
yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3),
dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai
karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur
trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif. Pembakaran bahan-bahan yang
mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah
relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di
udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3
yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi
sebagai berikut :
S + O2 ——— > SO2
2 SO2 + O2 ———
> 2 SO3
SO3 di
udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat
rendah. Jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam
jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk
droplet asam sulfat ( H2SO4 ) dengan reaksi sebagai
berikut :
SO3(g) + H2O(l)
———— > H2SO4(l)
Komponen yang normal
terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4
Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada
yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4
juga berasal dari mekanisme lainnya. Setelah berada diatmosfir sebagai SO2
akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi H2SO4)
oleh proses-proses fotolitik dan katalitik. Jumlah SO2 yang
teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk
jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar
matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada
malam hari atau kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara
diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk
membentuk sulfat di dalam droplet.
Gas
belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas
belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung
unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya
bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi
simbol sebagai SOx.
Senyawa
sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3,
H2SO4,garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol
sulfur organik.Dari cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2
yang memberikan sumbangan ± 50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan
sulfit dalam bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan
sumbangan 15% dari emisi total.
Sumber dan Distribusi
Sepertiga dari
jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan manusia dan
kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan manusia dan
kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari
sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan
oksida. Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia
adalah ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam
hal distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah
tertentu. Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih
tersebar merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber
pencemaran SOx, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu
dan sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses
industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan
baja dan sebagainya. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang
menghasilkan SOx. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami
dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga ( CuFeS2 dan Cu2S
), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS). Kebanyakan senyawa logam sulfida
dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang
mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki
didalam logam dan biasanya lebih mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam
kasar dari pada menghasilkannya dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2
secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri logam dan
sebagian akan terdapat di udara.
Dampak terhadap Kesehatan
Pencemaran SOx
menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman terjadi
pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama polutan SOx terhadap
manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih
bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm.
SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama
terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem
pernafasan kadiovaskular.
Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan
SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah.
Konsentrasi (ppm)
|
Pengaruh
|
3 – 5
|
Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
|
8 – 12
|
Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi
tenggorokan
|
20
|
Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi
mata
|
20
|
Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
|
20
|
Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi
dalam waktu lama
|
50
– 100
|
Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat
( 30 menit )
|
400
-500
|
Berbahaya meskipun kontak secara singkat
|
Menyebabkan
hujan asam.
Pengertian Hujan
Asam adalah semua jenis hujan yang memiliki tingkat pH dibawah 5,6.
Secara alami, hujan biasa memang bersifat asam, dengan pH 6.0 atau kurang
sedikit, hal ini terjadi karena air hujan bercampur dengan CO2
diudara sehingga membentuk tingkat keasaman lemah. Pencemar udara seperti SO2
dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH
air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain: mempengaruhi
kualitas air permukaan, merusak tanaman, melarutkan logam-logam berat yang
terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air
permukaan.
Proses
terjadinya hujan asam bisa terjadi akibat dari akibat dari letusan gunung
berapi yang membuat air tercampur dengan zat sulfur yang beracun, atau
proses-proses alamiah lain seperti proses
biologis di tanah, rawa, dan laut. Namun kebanyakan, namun kebanyakan hujan
asam yang terjadi adalah akibat aktivitas manusia seperti dalam industri, yaitu
zat beracun sulfur (belerang) yang dihasilkan dari proses industri yang
menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara, pembangkit tenaga
listrik, dan penggunaan zat-zat berbahaya seperti Amonia dalam industri
berskala besar.
Zat-zat beracun dari
hasil proses industri tersebut kemudian terbawa angin, tercampur dengan air dan
hujan, serta terendap dalam tanah.
Secara sederhana,
reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
S(s) + O2(g) ® SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) ® 2SO3(g)
SO3(g) + H2O(l)
®
H2SO4(aq)
Adanya hujan asam
dapat menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.
Kadar sulfur
dioksida yang tinggi di udara telah diketahui dapat mengakibatkan kerusakan
bangunan. Namun meskipun kadar SO2 rendah, kerusakan bangunan masih
terjadi. Hal ini dapat diakibatkan meningkatnya konsentrasi ozon dan nitrogen
di dalam lingkungan perkotaan. Percobaan-percobaan yang dilakukan telah
memperlihatkan bahwa campuran pencemar-pencemar seperti ozon, nitrogen dioksida
dan sulfur merusak batu lebih cepat dibandingkan dengan satu persatu pencemar
tersebut.
2.
Asam Sulfat
Asam
sulfat (H2SO4) merupakan cairan yang bersifat korosif,
tidak berwarna, tidak berbau, sangat reaktif, mudah terurai menjadi SO3
dan H2O bila dipanaskan, dan mampu melarutkan berbagai logam. Bahan
kimia ini dapat larut dengan air dengan segala perbandingan, mempunyai titik
lebur 10,31oC dan titik didih pada 336,85oC tergantung
kepekatan serta pada temperatur 300oC atau lebih terdekomposisi
menghasilkan sulfur trioksida. Asam sulfat (H2SO4) dapat
dibuat dari belerang (S), pyrite (FeS) dan juga beberapa sulfid logam (CuS,
ZnS, NiS). Pada umumnya asam sulfat diproduksi dengan kadar 78%-100% serta
bermacam-macam konsentrasi oleum.
Pabrik
asam sulfat memerlukan belerang dioksida yang dapat diperoleh dari:
a. Pembakaran
belerang
S
+ O2 → SO2
b. Pirit
(seng sulfida)
Pada
pemanggangan bijih-bijih logam ini, dihasilkan sulfur dioksida sebagai hasil
samping.
4FeSO4
+ 11 O2 → 2Fe2O3 + SO2
2ZnS
+ 3O2 → 2ZnO + 2SO2
c. Anhidrit.CaSO4
CaSO4
+ 2C → 2CO2 + CaS
CaS
+ 3CaSO4 → 4CaO + 4SO2
Untuk
mempermudah pengenalan asal dari gas oksida belerang dan terjadinya asam sulfat
di atmosfer dapat dilihat skema berikut ini :
Secara
garis besar tahapan proses kontak yang terjadi diuraikan sebagai berikut :
1.
Pencairan belerang padat di melt tank
2.
Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi
3.
Pengeringan udara proses
4.
Produksi SO2
Belerang dibakar dalam udara kering di
ruang pembakar pada suhu 1000°C.
S + O2 ®
SO2 DH
= - 297 kJmol-1
Gas yang dihasilkan mengandung kurang lebih
10% volume sulfur dioksida, kemudian setelah didinginkan sampai 400°C,
dimurnikan dengan cara pengendapan elektrostatik.
5.
Konversi SO2 menjadi SO3
Dengan menggunakan katalis, (biasanya
vanadium (V) oksida), sulfur dioksidasi direaksikan dengan udara bersih yang
berlebih. Oleh karena reaksi adalah reaksi eksoterm, gas-gas ini direaksikan
pada 450°C
- 474°C.
2SO2 + O2 D
2SO3 DH
= -98 kJmol -1
Gas panas ini dialirkan melalui sebuah
konverter yang terdiri dari empat lapisan yang dicampur dengan katalis vanadium
(V) oksida. Pada lapisan pertama 70% SO2 dapat diubah menjadi SO3.
6.
Pendinginan gas
Oleh karena reaksinya adalah reaksi
endoterm, gas harus didinginkan dahulu sebelum mengalami konversi pada lapisan
kedua. Pekerjaan ini diulangi sehingga sampai pada lapisan keempat, 98% sulfur
dioksidasi diubah menjadi belerang trioksida. Agar dapat mencapai 99,5% konversi,
sulfur trioksida yang dihasilkan, didinginkan kemudian dilarutkan dalam asam
sulfat 98% sampai 99%.
7.
Konversi SO3 menjadi H2SO4
Sulfur trioksida yang dihasilkan
didinginkan kemudian dilarutkan dalam H2SO4 98% sehingga
menghasilkan asam 98,5% yang kemudian diencerkan dengan air.
i.
SO3 + H2SO4
®
H2S2O7
ii.
H2S2O7
+ H2O ® 2H2SO4
Reaksi
keseluruhannya adalah
H2O + SO3 ®
H2SO4 DH
= - 130 kJmol-1
Katalisator
yang dapat digunakan untuk reaksi pembentukan belerang trioksida antara lain
Pt, V2O5, Fe2O3, Cr2O3,
Mn2O3 dan Mn3O4. Katalisator yang
baik adalah Pt dan V2O5, tapi yang paling banyak dipakai
adalah Vanadium Pentoksida, karena :
•
V2O5 lebih murah harganya
•
Pt lebih sensitif terhadap racun
•
V2O5 daya tahan terhadap suhu tinggi lebih baik
•
Konversi relatif lebih tinggi
Berbagai Sifat Asam Sulfat
a)
Sifat asam
H2SO4(l) + H2O(l)
D H3O+(aq) + HSO4-(aq) K= 109
2H2SO4(l) D H3SO4+
+ HSO4- K=
1,7×10-4
b)
Sifat
mengoksidasi
S(s) + 2H2SO4(l) ® 3SO2(g)
+ 2H2O(l)
c)
Sifat
dehidrasi
H2O(l)
H2SO4(l)
® H2SO4(aq) DH = -7,2 kJmol-1
H2SO4(l)
C12H22O11(s)
® 12 C(s)
+ 11 H2O(l)
d)
Sifat
sulfonasi
C6H6(l)
+ H2SO4(l) ® C6H5SO2OH(l)
+ H2O(l)
Macam-macam Proses Pembuatan asam Sulfat
Proses pembuatan asam sulfat ada 2, yaitu :
1. Proses Kamar Timbal (Pb)
Pada
tahun 1746, Roebuck dari Birmingham Inggris, memperkenalkan proses kamar
timbal. Proses ini menarik , namun sudah kuno. Gas SO2 dan NO
dimasukkan ke menara Glover bersamaan dengan gas-gas dari menara Gay
Lussac, gas yang keluar dari menara Glover dimasukkan ke dalam kamar
timbal dan disemprotkan dengan air sehingga menghasilkan asam sulfat 60-67%.
Hasil ini sebagian dikembalikan ke menara Glover yang akan menghasilkan
asam 77%. Asam ini sebagian dimasukkan ke dalam menara Gay Lussac untuk
menyerap gas-gas NO dan NO2 (katalisator). Gas yang terserap ini
dimasukkan kembali ke menara Glover kamar timbal berbentuk silindris
volumenya cukup luas. Permukaan dalamnya dilapisi timbal tipis dan
disekat-sekat agar panas dapat ditransfer dengan baik, dinding bagian luar
diberi sirip-sirip. Sehingga di dalam menara ini terjadi pengembunan uap asam
sulfat. Menara Gay Lussac berfungsi untuk memungut kembali katalisator
gas NO dan NO2 di kamar timbal dengan menggunakan asam sulfat 77%.
Penyerapan dilakukan pada suhu rendah antara 40-60°C. Menara Glover bertugas
memekatkan hasil asam sulfat dari kamar timbal. Pemekatan panas ini perlu panas
dan ini dapat diambil dari panas yang dibawa GHP (gas hasil pembakaran)
belerang (400-600°C).
2. Proses Kontak
Proses
kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Peregrine Philips,
seorang negarawan Inggris, yang patennya mencakup aspek-aspek penting
dari proses kontak yang modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur
dioksida dan udara melalui katalis, kemudian diikuti dengan absorbsi
sulfur trioksida di dalam asam sulfat 98,5 – 99%. Pada tahun 1889
diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan dengan menggunakan
oksigen berlebihan di dalam campuran gas reaksi. Proses kontak sekarang
telah banyak mengalami penyempurnaan dalam rinciannya dan dewasa ini
telah menjadi suatu proses industri yang murah, kontinyu dan
dikendalikan otomatis. Sampai tahun 1900, belum ada pabrik dengan proses
kontak yang dibangun di Eropa, di mana terdapat kebutuhan terhadap oleum
dan asam konsentrasi tinggi untuk digunakan pada sulfonasi, terutama
pada industri zat warna. Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak pabrik
asam sulfat dengan proses kontak telah dapat bersaing dengan proses
kamar pada segala konsentrasi asam yang dihasilkan. Sejak pertengahan
tahun 1920-an, kebanyakan fasilitas yang baru dibangun dengan menggunakan
proses kontak dengan katalis hidrogen biasanya berupa zat padat, antara
lain Pt, V2O5 dan Fe2O3.
Katalis ini berpori-pori sehingga cocok untuk pembuatan asam sulfat,
karena memiliki bidang kontak yang besar. Udara yang digunakan untuk
membakar belerang dibersihkan dahulu dengan asam sulfat dalam menara absorber,
hasil pembakaran dibersihkan dalam Waste Heat Boiler kemudian
dimasukkan ke dalam konverter bersama O2, gas hasil konverter
atau reaktor dimasukkan ke dalam menara penyerap atau absorber.
Penyerap yang digunakan adalah asam sulfat 98,5%.
Pembuatan
asam sulfat menurut proses kontak industri lainnya yang berdasarkan reaksi
kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses kontak.
Reaksi yang terjadi dapat diringkas sebagai berikut:
a.
Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang oksida
b.
Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida
c. Belerang
trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam pirosulfat
d.
Asam Pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat
Tahap
penting dalam proses ini adalah reaksi (b). Reaksi ini merupakan reaksi
kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini hanya
berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru
kesetimbangan bergeser ke kiri. Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC
dengan katalisator V2O5. Sebenarnya tekanan besar akan
menguntungkan produksi SO3, tetapi penambahan tekanan ternyata tidak
diimbangi penambahan hasil yang memadai. Oleh karena itu, pada proses kontak
tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal, 1 atm. Dalam industri
kimia, jika campuran reaksi kesetimbangan mencapai kesetimbangan maka produk
reaksi tidak bertambah lagi. Akan tetapi produk reaksinya diambil atau
disisihkan, maka akan menghasilkan lagi produk reaksi.
Amonia
yang terbentuk dipisahkan dari campuran kesetimbangan dengan cara pencarian
dari gas nitrogen di daur ulang ke wadah reaksi untuk menghasilkan produk
reaksi.
Banyak
proses alamiah dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan perubahan
konsentrasi pada sistem kesetimbangan. pH darah dan jaringan badan kira-kira
7,4 . Harga ini diatur dalam darah berada dalam kesetimbangan dengan ion
hidrogen karbonat dan ion hidrogen.
Jika
konsentrasi ion hidrogen bertambah, ion-ion ini bereaksi dengan ion hidrogen
karbonat. Jika konsentrasi ion hidrogen terlampau rendah, asam karbonat
bereaksi menghasilkan hidrogen.
Oksigen
diangkut dari paru-paru ke sel badan oleh hemoglobin dalam sel darah merah.
Dalam paru-paru, konsentrasi oksigen cukup tinggi dan hemoglobin bereaksi
dengan oksigen membentuk oksihemoglobin. Reaksi ini dapat ditulis,
Dalam
jaringan tubuh, konsentrasi oksigen rendah, sehingga reaksi sebaliknya yang
terjadi, yaitu menghasilkan oksigen untuk digunakan dalam sel tubuh. Ketika
oksigen diangkut dari paru-paru ke jaringan tubuh, karbon dioksida yang
dihasilkan oleh respirasi sel angkut dari jaringan tubuh ke paru-paru. Dalam
jaringan tubuh karbon dioksida yang konsentrasinya relatif tinggi melarut dalam
darah bereaksi dengan air membentuk asam karbonat.
Dalam
paru-paru di mana konsentrasi karbon dioksida relatif rendah, reaksi sebaliknya
yang terjadi dan karbon dikeluarkan dari darah ke udara.
Batu
kapur CaCO3 tidak melarut dalam air murni, namun melarut dalam air
tanah yang mengandung CO2 terlarut, membentuk kalsium hidrogen
karbonat yang melarut.
Reaksi
di atas dapat dianggap sebagai jumlah dua reaksi kesetimbangan.
Jika
air tanah mengalir melalui daerah berkapur, maka batu kapur melarut. Jika air
berjumpa dengan udara yang mengandung sedikit karbondioksida maka karbon
dioksida akan dilepaskan dari larutan ke udara, sehingga kalsium karbonat
mengendap.
Seleksi Proses
Ada beberapa proses
pembuatan asam sulfat antara lain dapat dilihat pada tabel 1.2. sebagai berikut
:
Setelah
dibandingkan antara proses kontak dengan proses kamar timbal,
Maka
untuk perancangan pabrik asam sulfat ini dipilih Proses Kontak dengan
pertimbangan :
a.
Konversi yang tinggi dan kualitas produk lebih pekat.
b.
Biaya produksi lebih murah.
c.
Umur katalis dapat mencapai 10 tahun dalam pemakaian normal.
d.
Proses produksi satu kali proses dalam meningkatkan konsentrasi asam.
Kegunaan Produk
Di bidang industri,
asam sulfat merupakan produk kimia yang paling banyak dipakai, sehingga
memperoleh julukan the lifeblood of industry. Asam sulfat penting
sekali terutama dalam produksi:
•
Pupuk
•
Kilang minyak
•
Serabut buatan
•
Bahan kimia industri
•
Plastik
•
Pharmasi
•
Baterai
•
Bahan ledak
•
Semikonduktor
•
Kertas dan pulp
•
Karet sintetis dan alami
• Cat dan pigmen
3. Thiosulfat
Dalam sejumlah senyawa sebuah atom belerang dianggap
menggantikan sebuah atom oksigen. Belerang bereaksi dengan ion sulfit membentuk
sebuah ion sulfat :
S + SO32- → S2O32-
V. SUMBER BELERANG DI ALAM
Unsur sulfur
dapat di peroleh dari mata air panas dan kawasan gunung berapi di berbagai
belahan dunia, terutama di sepanjang lingkaran api pasifik.
Sulfur di alam terdapat dalam keadaan bebas maupun sebagai bijih sulfida, FeS2,
PbS, ZnS, dan sebagai sulfat CaSO4.2H2O dan MgSO4.7H2O.Unsur
sulfur kita temukan pada gunung berapi misalnya di pegunungan dieng, pegunungan
tengger dan bromo. Selain itu belerang bebas terdapat sebagai deposit belerang
di dalam perut bumi.
Belerang
terdapat dalam dua bentuk alotrop (polimorf).Kedua alotrof ini adalah belerang
rombik, berwarna kuning yang di sebut belerang – α (tidak leleh 112,8°C). Pada
suhu 95,6°C, belerang rombik berubah menjadi belerang monokolin yang di sebut
belerang – β (titik leleh 119,25°C). Unsur ini mendidih pada 444,6°C.Satuan
struktur kedua bentuk alotrop dalam keadaan cair mengerut menjadi lingkar S8.
Jika belerang cair di panaskan ,viskositasnya berubah karena perubahan struktur
dalam molekul belerang. Pada suhu agak di atas titik leleh , terbentuk cairan
berwarna kuning muda yang terdiri dari satuan S8. Jika suhu di naikan lagi,
warna cairan menjadi gelap, dan kira-kira pada 160°C, berupa lingkar S8 putus
menjadi rantai spiral panjang (belerang – μ) dengan beberapa satuan S6 (
belerang – π ) antara 160°C dan 180°C, viskositas cairan mencapai maksimum dan
tidak dapat di tuang.Unsur belerang berupa campuran satuan S8,S6,S4 dan S2
komposisinya bergantung pada suhu. Jika cairan belerang (pada 250°C – 350 °C)
di tuang kedalam air dingin , di peroleh belerang plastis, berupa serat yang
terutama berbentuk μ.Jika di biarkan, lama kelamaan berubah menjadi belerang
rombik.
Senyawa-senyawa
belerang juga terdapat sebagai pengotor (impuritis) pada gas alam, minyak bumi,
dan batu bara. Senyawa belerang termasuk logam sulfida seperti pirit (besi
sulfida), sinabar (merkuri sulfida), galena (plumbum sulfida), sfalerit (zink
sulfida), dan stibnit (antimoni sulfida), dan logam sulfat seperti gipsum (
kalsium sulfat ) alunit ( kalium aluminium sulfat, dan barit ( barium sulfat ).
SIKLUS BELERANG
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik.
Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam
bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali
mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian
bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu
semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.
Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum
dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk
hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri
fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen.
Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam
siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan
terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali
ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung
jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
1.
H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan
ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri
desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri
thiobacilli.
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme
heterotrofik aerobik dan anaerobik.
Siklus belerang
Ada tiga sumber alami pokok unsur hara belerang (S) bagi
tanah yang menyediakan belerang untuk tanaman. Ketiga sumber tersebut ialah:
(1) mineral tanah, (2) gas belerang dalam atmosfir, dan (3) bahan organik.
Disamping itu ada 4 aliran utama belerang ke atmosfir dengan urutan sebagai
berikut; lepasan/produk bakteri < pembakaran bahan bakar fosil < penghembusan
garam-garam laut < pelepasan gas volkan. Belerang dari daratan cenderung
terbawa air ke laut. Namun belerang di daratan tak tampak habis setelah jutaan
tahun, karena kembali ke darat. .Proses tersebut terjadi karena tumbuhan laut,
yang memiliki sel-sel sederhana. Tumbuhan ini berusaha hidup dengan menahan
masuknya garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini dilakukan dengan membentuk senyawa
penahan yang berbahan baku belerang, karena pasok belerang di laut banyak
sekali yang datang dari daratan. Waktu sel mereka terurai, senyawa penahan ini
pecah dan menghasilkan gas dimetil sulfida (DMS) yang lepas ke atmosfir. Setiap
saat, sejumlah besar senyawa ini dilepas ke atmosfir, dan senyawa ini mampu
menjadi inti kondensasi uap air. Pada gilirannya, terbentuk awan, yang menjadi
hujan. Saat hujan jatuh di darat, senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan
untuk dimanfaatkan makhluk daratan. Seperti tumbuhan hewan dan manusia.Lalu
ampasnya dibuang lagi ke laut, untuk di manfaatkan kembali oleh tumbuhan laut
tadi.. Proses tersebut bukan saja memungkinkan hidupnya makhluk yang terlibat,
tetapi juga memungkinkan bumi memiliki suhu yang mendukung .
VI. Reaksi
1.Belerang (S8) bereaksi
dengan oksigen menghasilkan belerang dioksida dengan nyala biru yang khas.
S8(s) + O2(g) → 8SO2(g)
2. Belerang
bereaksi dengan ion sulfit membentuk sebuah ion sulfat.
S + SO32- → S2O32-
VII. Cara Mengidentifikasi
identifikasi
belerang
1.
Asam klorida atau asam sulfat encer
Gas hidrogen sulfida dilepaskan,
yang bisa diidentifikasi dari baunya yang khas, dan dari menghitamnya kertas
saring yang telah dibasahi larutan timbel asetat;
S2-(aq) + 2H+(aq) → H2S↑
H2S(g) + Pb2+(aq)
→ PbS↓
2.
Larutan perak nitrat
Endapan hitam perak sulfida, Ag2S
yang tak larut dalam asm nitrat encer dingin, tetapi larut dalam asm nitrat
encer panas
S2-(aq) + Ag+(aq) → Ag2S↓
3.
Larutan natrium nitroprusida (Na2[Fe(CN)5NO])
Terjadi warna ungu yang tak tetap
(transien) dengan adanya larutan-larutan alkali. Tak terjadi reaksi dengan
larutan hidrogen sulfida atau gas hidrogen sulfida yang bebas. Namun, jika
kertas saring dibasahi dengan larutan reagensia ini yang telah dijadikan basa
dengan larutan natrum hidroksida atau amonia, maka akan dihasilkan pewarnaan
ungu dengan hidrogen sulfida bebas.
S2- + [Fe(CN)5NO]2- (aq) → [Fe(CN)5NOS]4-(aq)
VIII. KEGUNAAN BELERANG
Sulfur mempunyai
banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, pembuatan
karbon di sulfida, CS2 (bahan baku serat rayon) serta pada proses
vulkanisasi karet (ikatan silang belerang akan memperkuat polimer karet).
Asam sulfat
Di
gunakan sebagai bahan baku senyawa-senyawa sulfat, antara lain sebagai berikut:
1.
H2SO4 di gunakan sebagai pereaksi
dalam pembuatan pupuk superfosfat, Ca(H2PO4)2.dengan
reaksi :
Ca3(PO4)2
+ 2H2SO4 → Ca(H2PO4)2 +
2CaSO4
2.
Al2(SO4)3 zat
penjernih air yang dikenal dengan tawas
Tawas
tersebut di tambahkan pada air yang keruh sehingga air yang keruh tadi menjadi
jernih kembali
3.
H2SO4 digunakan sebagai
elektrolit pada aki kendaraan bermotor
H2SO4
dalam aki di gunakan sebagai cairan elektrolit untuk merendam pelat positif dan
pelat negatif pada aki,misal bahan aktif dri pelat positif terbuat daari oksida
timah coklat(PbO2)sedang bahn aktif dari pelat negatif ialah timah
(Pb).pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat
sehingga oksigen pada pelat positif akan bereaksi dengan hidrogen pada cairan
elektrolit yang secara perlahn-lahan keduanya bergabung /berubah menjadi air (H2O),asam
sulfat pada pada cairan elektrolit bergabung dengan timah di pelat positif maupun
negatif sehingga menempel di pelat-pelat tersebut dan membantu aki mengeluarkan
arus. Reaksi ini akan terus berlangsung sampai isi (tenaga baterai habis) atau
mengalami discharge.
4.
H2SO4 di gunakan untuk
membersihkan logam-logam pada proses galvanisasi dan penyepuhan. Lapisan oksida
pada permukan logam dihilangkan agar bahan penyalut dapat menempel kuat.
5.
Industri Amonium Sulfat (NH4)2SO4
Senyawa
amonium sulfat sebagai jenis pupuk yang di kenal dengan pupuk Z.A (zwavelvur
amonium).Pupuk ini dibuat dengan mereaksikan asam sulfat dan Amonia
2NH3
+ H2SO4 → (NH4)2SO4
6. Dalam
pembuatan fotografi .
Na2S2O3.5H2O
di gunakan dalam fotografi untuk melarutkan perak bromida yang tidak reaktif
dari emulsi dengan pembentukan komplek [Ag(S2O3)] dan
[Ag(S2O3)2]3-
7. Alkil benzena
sulfonat dalam deterjen.Deterjen dengan bahan ini bersifat keras, cara
pembuatannya yaitu dengan mereaksikan Alkil Benzena dengan
Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum. Reaksi ini menghasilkan Alkil
Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil Benzena maka persamaan reaksinya adalah
C6H5C12H25
+ SO3
C6H4C12H25SO3H
(Dodekil Benzena Sulfonat)
Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga
dihasilkan Natrium Dodekil Benzena Sulfonat. Kemudian bahan yang sering di
gunakan dalam deterjen yaitu lauril sulfat / lauril alkil sulfonat, deterjen
dengan bahan ini sifatnya lunak cara pembuatannya yaitu mereaksikan Lauril
Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat dengan reaksi:
C12H25OH
+ H2SO4
C12H25OSO3H
+ H2O
Asam Lauril Sulfat yang terjadi dinetralisasikan dengan
larutan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Lauril Sulfat.
Vulkanisasi karet dan ban
Selain sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, belerang
juga berperan dalam proses vulkanisasi karet. Charles Goodyear pertama
kali di tahun 1839 melakukan vulkanisasi ini dengan mencampurkan sulfur pada
karet alam melalui proses pemanasan.
Karet alam merupakan polimer alam
yang terkenal , terdiri dari beberapa ribu “ satuan isoprene ” yang
terhubungkan satu sama lain,ikatan ini di sebut cross-linking. Dalam molekul karet , satuan isoprene saling bersambung
membentuk rantai panjang. rumus molekulnya dapat di nyatakan dengan (C5H8)n.
Rantai yang sangat panjang dari satuan isoprene tidak
dapat tersusun rapih sehingga karet terdiri dari kumpulan rantai yang kacau.
Jika karet di tarik , rantai tidak
menjadi lurus, tetapi saling bertindihan. Karet alam tidak elastis dan mudah
dioksidasi karena terdapat ikatan rangkap karbon-karbon , jika karet alam di
panaskan bersama sedikit belerang maka karet ini menjadi elastis dan stabil.
Rantai yang terpisah di sambung dengan atom belerang .Proses ini di sebut
vulkanisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad, Hiskia & Edi Kurniawan.2001.Kimia Unsur dan Radiokimia.Bandung:PT
Citra Aditya Bakti.
12/11/2012 07:58PM
12/11/2012 08:04PM
12/11/2012 08:20PM
12/11/2012 08:45PM
20/11/2012
02:42 PM
JUAL BONGKAHAN BACAN DOKO SUPER
BalasHapusASLI DARI HALMAHERA SELATAN ( PULAU KASIRUTA )
BAHAN BACAN SUPER KRISTAL MALUKU UTARA.
Kondisi bahan ;.
- Bahan / rough bacan doko asli bukan sintetis.
- Bahan tua (galian lama).
- Kualitas super kristal- Sudah tembus.
- Bahan keras dan padat.
- Siap gosok poles.
- Daging utuh, tanpa kapur.
- Tidak rapuh, tidak mudah pecah / retak.
- Deskipsi sesuai apa adanya, harap diperhatikan dengan baik
Daftar harga :
1 0ns ; Rp 750.000rb
5.ons Rp.2.500.000
1.kg Rp 3.750.000
5 kg Rp 10.000.000
10 Kg Rp 17.500.000
15,kg Rp.20,000,000,
Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
setiap pembelian perkilo dapat bonus 1 permata batu bacan dan bongkahan batu bacan ukuran kecil Origin,
untuk yg mau pesan hub ;
Hp.; 085298487117 atau .081998328877
pin : 584bdc38
adapun cara transakai,anda bisa datang langsung ke rumah kami. alamatnya di jl buana seli rt 016 rw 002,
desa/kel ;labuhan, kec ;bacan, kab ; halmahera selatan, prof ; maluku utara.
barang juga bisa kami kirim lewat jasa pengiriman tiki,jne,pos,muatan udara dan lewat kargo bandara.setelah barang
dikirim, kami akan berikan bukti resi pengirimannya.
INGAT..!!!!! HATI-HATI PENIPUAN DENGAN HARGA MURAH SALAH ORANG ANDA BISA TERTIPU.