Laman

Jumat, 28 Desember 2012

belerang


BELERANG
belerang.jpg
I.    DEFINISI
Belerang sudah di kenal manusia sejak zaman purba, dan hampir semua bahasa memiliki nama sendiri-sendiri untuk unsur ini. Sulfur berasal dari kata sansekerta yaitu sulvere , latin sulpur dan dalam bahasa arab yaitu sufra yang artinya warna kuning terang. Pada tahun 1770-an , Antoine lavoisier menemukan bahwa sulfur merupakan jenis unsur dan bukan suatu senyawa. Tahun 1867, sulfur di temukan dalam bentuk endapan di bawah tanah di Louisiana dan Texas.
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dengan nomor, atom 16 diwakili oleh S. simbol Ini adalah, berlimpah multivalen non-logam. Termasuk kedalam periode ke-3 yang ditemukan di alam dalam bentuk unsur bebas. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa , tak berbau,dan multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya adalah zat padat kristalin kuning . Di alam belerang dapat di temukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfida dan sulfat. Secara komersilnya , sulfur di gunakan terutama dalam pembuatan H2SO4 dan pada vulkanisasi karet. Pada kondisi normal, atom belerang membentuk molekul siklik oktatomik dengan rumus kimia S8. Elemen sulfur merupakan padatan kristalin kuning cerah. Kimia, belerang dapat bereaksi baik sebagai oksidan atau mengurangi agen. Ini mengoksidasi logam yang paling dan beberapa nonmetals, termasuk karbon, yang mengarah untuk mengisi negatif dalam senyawa organosulfur kebanyakan, tetapi mengurangi oksidan yang kuat beberapa, seperti oksigen dan fluor.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni dan sulfida dan mineral sulfat. Kristal elemen sulfur biasanya dicari oleh kolektor mineral untuk bentuk cerah mereka polyhedron berwarna. Menjadi berlimpah dalam bentuk asli, belerang dikenal di zaman dahulu, disebutkan untuk penggunaan di Yunani kuno, Cina dan Mesir. Asap belerang digunakan sebagai fumigants, dan belerang yang mengandung campuran obat yang digunakan sebagai balsem dan antiparasitics.
Belerang merupakan elemen penting bagi semua kehidupan, dan secara luas digunakan dalam proses biokimia. Dalam reaksi metabolik, senyawa sulfur berfungsi sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan untuk organisme sederhana. Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin vitamin dan tiamin, yang terakhir yang bernama untuk kata Yunani untuk belerang. Belerang merupakan bagian penting dari banyak enzim dan juga dalam molekul antioksidan seperti glutathione dan thioredoxin. Belerang organik terikat adalah komponen dari semua protein, sebagai asam amino sistein dan metionin. Ikatan disulfida sebagian besar bertanggung jawab untuk kekuatan mekanik dan terpecahkannya keratin protein, yang ditemukan di kulit terluarnya, rambut, dan bulu, dan elemen berkontribusi terhadap bau menyengat mereka ketika dibakar.

II.    SIFAT-SIFAT BELERANG
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida).  Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran.  Dengan bentuk yang berbeda-beda,  akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan pembuatan polimer belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik yang tidak biasa.
Belerang dengan kemurnian  99.999+% sudah tersedia secara komersial. Belerang amorf atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf memiliki struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal.


1.     Sifat Fisika
Berikut ini merupakan sifat-sifat fisik dari belerang
Sifat fisika
Fase
Solid
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
(alfa)2.08 g/cm3
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
(beta)1,96 g/cm3
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
(gama)1,92 g/cm3
Massa jenis cair pada titik lebur
1.819 g/cm3
Titik lebur
388.36 K(115.21oC,239.38oF)
Titik didih
717.8K(444.6oC,832.3oF)
Kalor peleburan
(mono)1.727 kJ/mol
Kalor penguapan
(mono)45kJ/mol
Kapasitas kalor
(25oC)22.75J/(mol.K)

2. Sifat Kimia
Sifat atom
Struktur Kristal
orthorhombic
Bilangan oksidasi
-1, ±2, 4, 6 (oksida asam kuat)
Keelektronegatifan
2.58 (skala pauling)
Energi ionisasi
Pertama 999.6 kJ/mol,
kedua:2252 kJ/mol,
ketiga :3357 kJ/mol
Jari-jari atom
100 pm
Jari-jari atom (terhitung)
88 pm
Jari-jari kovalen
102 pm
Jari-jari vander waals
180 pm


III.    PENAMBANGAN DAN PEMBUATAN BELERANG
Belerang (Sulfur) dialam biasanya di temukan dalam bentuk kristal belerang dan dapat juga dalam bentuk persenyawaan dengan logam lain (Golongan sulfida dan garam sulfo) seperti galena, spalerit dan pirit. Pengambilan endapan belerang biasanya dilakukan dengan metode penambangan. Adapun penambangan belerang dilakukan dengan beberapa metode antara lain : metode tambang terbuka, metode tambang bawah tanah, metode Frasch-Process dan metode penambangan manual

1.  Metode tambang terbuka :
Kegiatan penambangan belerang dengan metode ini dilakukan untuk endapan tipe stratigrafi dan vulkanis yang terletak dekat dengan permukaan bumi. Pengambilan dengan metode ini dapat menggunakan alat-alat sederhana atau dapat juga dengan menggnakan alat mekanis seperti shovel, monitor, dan dragline excavator. Material hasil penambangan dengan metode ini dimuat dan diangkut dengan pikulan, lori, dump truck, dan sejenisnya baru kemudian diproses lebih lanjut sesuai dengan keperluan.

2. Metode tambang bawah tanah :
Kegiatan penambangan belerang dengan metode tambang bawah tanah dikhususkan bagi endapan belerang yang terdapat di bawah permukaan bumi. Adapun penambangan dikerjakan dengan membuat lubang-lubang bukaan kearah endapan, seperti shaft, tunneling, drift, adit, dan lain-lain.

3. Metode Frasch-Process :
Cara frasch adalah mengambil belerang dari deposit belerang di bawah tanah, pompa frasch dirancang oleh Herman Frasch dari Amerika Serikat tahun 1904. Penambangan belerang dengan metode ini dilakukan untuk endapan belerang yang ditutupi oleh lapisan tanah yang sangat tebal. Penambangan dengan cara ini dilakukan dengan menginjeksikan air panas ( + 160 oC ) kedalam pipa yang akan digunakan. Air panas ini berfungsi untuk melarutkan belerang dari endapan kubah garam atau sejenisnya pada kedalaman antara 150 - 170 m.
Metode ini dikerjakan dengan membuat lubang bor dilengkapi dengan empat macam pipa bergaris tengah 3 - 20 cm. Setiap pipa ini mempunyai fungsi sebagai berikut :
- Pipa pertama befungsi sebagai selubung dan pelindung
- Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas
- Pipa ketiga berfungsi sebagai mengalirkan lelehan.
- Pipa keempat berfungsi untuk memasukan udara bertekanan tinggi.
Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang terdapat 2 pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan dimasukan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh. Kemudian dimasukan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang dan terpompa ke atas melalui pipa ketiga. Seperti gambar di bawah ini
preview_html_m6f778c1a.png
.

















Dasar pengambilan sulfur menurut proses ini adalah pencairan sulfur di bawah tanah / laut dengan air panas, lalu memompanya ke atas permukaan bumi. Untuk maksud itu digunakan 3 pipa konsentris 6”, 3”, dan 1”. Air panas (325oC) dipompakan ke dalam batuan S melalui bagian pipa 6”, sehingga S akan meleleh (235oF). Lelehan S yang lebih berat dari air akan masuk ke bagian bawah antara pipa 3” dan 1”, dan dengan tekanan udara yang dipompakan melalui pipa 1”, air yang bercampur dengan S akan naik ke atas sebagai “crude S”, untuk kemudian diolah menjadi “crude bright” atau “refined S”. Kemurnian belerang yang keluar mencapai 99,5%. Pada dewasa ini 50% belerang yang digunakan dalam industri diperoleh dengan proses frasch

4. Metode Penambangan Manual :
Penambangan belerang dengan metode ini dilakukan apabila kandungan endapan belerang yang ada tidak terlalu banyak atau sedikit. Cara penambangannya dengan metode ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat-alat penambangan manual, seperti cangkul, linggis, gancu, dan keranjang serta dilaksanakan dengan sistem padat karya.

IV.    SENYAWA BELERANG
1.   Hidrogen Biner
Hidrogen Sulfida
Hidrogen Sulfida adalah sebuah bahan kimia laboratorium yang penting, karena di pakai secara luas dalam analisis kualitatif. Zat ini dapat dengan mudah di buat dengan aksi asam terhadap sulfida logam, atau dengan hidrolisis tioasetamida :
FeS(s) + 2HCl(aq) → H2S(g) + FeCl2(aq)
CH3CSNH2(aq) + H2O → H2S(aq) + CH3CONH2(aq)
Hidrogen Sulfida adalah gas yang beracun dan dapat larut dalam air.
H2S + H2O → H3O+ +HS-
2.   Polisulfida Logam
Belerang tidak hanya terikat bersama dalam belerang unsur, tetapi dapat bereaksi juga dengan ion sulfida dengan membentuk ion polisulfida.
BaS + 2S → BaS3
Ion polisulfida ukurannya berkisar dari S22- sampai S63-. Kristal polisulfida yang paling terkenal, yaitu bijih besi yang umum seperti pirit (FeS2).
3.   Oksida dan Asam okso
1.   SO2 dan SO3
Sulfur dioksida (SO2) adalah gas tidak berwarna. Berbau khas memerihkan mata dan dapat merusak saluran pernapasan, sebab apabila terisap oleh pernapasan secara berlebihan akan bereaksi dengan air dalam saluran pernapasan dan membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Sulfur dioksida dapat terbentuk pada pembakaran batu bara yang mengandung belerang, dan pemanggangan bijih sulfida. Sulfur dioksida dapat melarut dengan baik dalam air.
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3 (aq).
Sampai kini belum ditemukan sepesi H2SO3 dalam larutan, dan dianggap bahwa jika SO3 dialirkan kedalam air terbentuk suatu hidrat, namun telah dikenal garam hidrogen sulfit dan garam sulfit. Setengah dari sulfur dioksida berasal dari pembangkit energi dan proses industri yang menggunakan bahan baku yang mengandung belerang.
Meskipun pada keadan biasa SO3 sukar terbentuk pada keadaan tertentu, SO2 dapat dioksida menjadi SO3. London smog / smog kelabu terjadi dari campuran SO partikulat dan kabut, zat dalam partikulat dapat mengkatalisa pembentuk SO3 dari SO2 dan dengan udara lembab dapat menghasilkan kabut yang mengandung asam sulfat.
Sifat SO2 yang mudah larut dan menghasilkan asam seperti dijelaskan di atas mengakibatkan persoalan lingkungan seperti misalnya hujan asam. Terjadinya hujan asam yaitu dari pembakaran bahan bakar posil seperti minyak dan batu bara akan di hasilkan NOx dan SOx juga partikel lain.Polutan akan tinggal beberapa lama di udara dan kemudian musnah terdeposisi kepermukaan bumi , selama polutan diudara, kualitas udara menurun yang dapat berakibat langsung pada kesehatan manusia seperti sesak napas / gatal-gatal di kulit. Polutan seperti oksida sulfur (SO2) dan dioksida nitrogen (NO2) melalui reaksi oksidasi dengan ozon akan berubah menjadi (SO3) dan NO3 selanjutnya berubah menjadi senyawa sulfat dan senyawa nitrat.
Senyawa-senyawa tersebut akan berpindah dari atmosfer kepermukaan bumi melalui hujan dan deposisi langsung sehingga di kenal dengan deposisi basah dan deposisi kering. Proses deposisi basah terjadi dengan pembentukan awan dan akhirnya turun sebagai hujan salju atau kabut yang mengandung asam.
Deposisi asam yang terkandung dalam hujan dapat menggambarkan kondisi keasaman air hujan dalam angka pH. Kategori angka pH mengindikasikan hujan basa atau asam. Bila air hujan mempunyai nilai pH di bawah 5,6 di katakan telah terjadi hujan asam di daerah tersebut. Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif. Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx. Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :

S + O2 ——— > SO2
2 SO2 + O2  ——— > 2 SO3


SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat ( H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut :

SO3(g) + H2O(l) ———— > H2SO4(l)


Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4 Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya. Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik. Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawa­senyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.
Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4,garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik.Dari cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan sumbangan ± 50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi total.
http://jurnalingkungan.files.wordpress.com/2010/02/pabrik.jpg?w=300&h=247
 












Sumber dan Distribusi
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu. Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber pencemaran SOx, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SOx. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga ( CuFeS2 dan Cu2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS). Kebanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.

Dampak terhadap Kesehatan

Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah.


Konsentrasi (ppm)
Pengaruh
3 – 5
Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8 – 12
Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20
Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata
20
Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
20
Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama
50 – 100
Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30 menit )
400 -500
Berbahaya meskipun kontak secara singkat

Menyebabkan hujan asam.
Pengertian Hujan Asam adalah semua jenis hujan yang memiliki tingkat pH dibawah 5,6.  Secara alami, hujan biasa memang bersifat asam, dengan pH 6.0 atau kurang sedikit, hal ini terjadi karena air hujan bercampur dengan CO2 diudara sehingga membentuk tingkat keasaman lemah. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain: mempengaruhi kualitas air permukaan, merusak tanaman, melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.
http://jurnalingkungan.files.wordpress.com/2010/02/hujan-asam21.jpg?w=570
Proses terjadinya hujan asam bisa terjadi akibat dari akibat dari letusan gunung berapi yang membuat air tercampur dengan zat sulfur yang beracun, atau proses-proses alamiah lain seperti proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Namun kebanyakan, namun kebanyakan hujan asam yang terjadi adalah akibat aktivitas manusia seperti dalam industri, yaitu zat beracun sulfur (belerang) yang dihasilkan dari proses industri yang menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara, pembangkit tenaga listrik, dan penggunaan zat-zat berbahaya seperti Amonia dalam industri berskala besar.
Zat-zat beracun dari hasil proses industri tersebut kemudian terbawa angin, tercampur dengan air dan hujan, serta terendap dalam tanah.
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
     S(s) + O2(g) ® SO2(g)
     2SO2(g) + O2(g) ® 2SO3(g)
     SO3(g) + H2O(l) ® H2SO4(aq)

Adanya hujan asam dapat menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.
http://jurnalingkungan.files.wordpress.com/2010/02/tanaman-rusak.jpg?w=349&h=243
Kadar sulfur dioksida yang tinggi di udara telah diketahui dapat mengakibatkan kerusakan bangunan. Namun meskipun kadar SO2 rendah, kerusakan bangunan masih terjadi. Hal ini dapat diakibatkan meningkatnya konsentrasi ozon dan nitrogen di dalam lingkungan perkotaan. Percobaan-percobaan yang dilakukan telah memperlihatkan bahwa campuran pencemar-pencemar seperti ozon, nitrogen dioksida dan sulfur merusak batu lebih cepat dibandingkan dengan satu persatu pencemar tersebut.



2. Asam Sulfat
Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak berwarna, tidak berbau, sangat reaktif, mudah terurai menjadi SO3 dan H2O bila dipanaskan, dan mampu melarutkan berbagai logam. Bahan kimia ini dapat larut dengan air dengan segala perbandingan, mempunyai titik lebur 10,31oC dan titik didih pada 336,85oC tergantung kepekatan serta pada temperatur 300oC atau lebih terdekomposisi menghasilkan sulfur trioksida. Asam sulfat (H2SO4) dapat dibuat dari belerang (S), pyrite (FeS) dan juga beberapa sulfid logam (CuS, ZnS, NiS). Pada umumnya asam sulfat diproduksi dengan kadar 78%-100% serta bermacam-macam konsentrasi oleum.
Pabrik asam sulfat memerlukan belerang dioksida yang dapat diperoleh dari:
a.      Pembakaran belerang
S + O2 → SO2
b.     Pirit (seng sulfida)
Pada pemanggangan bijih-bijih logam ini, dihasilkan sulfur dioksida sebagai hasil samping.
4FeSO4 + 11 O2 → 2Fe2O3 + SO2
2ZnS + 3O2 → 2ZnO + 2SO2
c.      Anhidrit.CaSO4
CaSO4 + 2C → 2CO2 + CaS
CaS + 3CaSO4 → 4CaO + 4SO2
Untuk mempermudah pengenalan asal dari gas oksida belerang dan terjadinya asam sulfat di atmosfer dapat dilihat skema berikut ini :
preview_html_7fdb8da8.gif
Secara garis besar tahapan proses kontak yang terjadi diuraikan sebagai berikut :
1. Pencairan belerang padat di melt tank
2. Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi
3. Pengeringan udara proses
4. Produksi SO2
     Belerang dibakar dalam udara kering di ruang pembakar pada suhu 1000°C.
     S + O2 ® SO2        DH = - 297 kJmol-1
     Gas yang dihasilkan mengandung kurang lebih 10% volume sulfur dioksida, kemudian setelah didinginkan sampai 400°C, dimurnikan dengan cara pengendapan elektrostatik.
5. Konversi SO2 menjadi SO3
     Dengan menggunakan katalis, (biasanya vanadium (V) oksida), sulfur dioksidasi direaksikan dengan udara bersih yang berlebih. Oleh karena reaksi adalah reaksi eksoterm, gas-gas ini direaksikan pada 450°C - 474°C.
     2SO2 + O2 D 2SO3 DH = -98 kJmol -1
     Gas panas ini dialirkan melalui sebuah konverter yang terdiri dari empat lapisan yang dicampur dengan katalis vanadium (V) oksida. Pada lapisan pertama 70% SO2 dapat diubah menjadi SO3.
6. Pendinginan gas
     Oleh karena reaksinya adalah reaksi endoterm, gas harus didinginkan dahulu sebelum mengalami konversi pada lapisan kedua. Pekerjaan ini diulangi sehingga sampai pada lapisan keempat, 98% sulfur dioksidasi diubah menjadi belerang trioksida. Agar dapat mencapai 99,5% konversi, sulfur trioksida yang dihasilkan, didinginkan kemudian dilarutkan dalam asam sulfat 98% sampai 99%.
7. Konversi SO3 menjadi H2SO4
     Sulfur trioksida yang dihasilkan didinginkan kemudian dilarutkan dalam H2SO4 98% sehingga menghasilkan asam 98,5% yang kemudian diencerkan dengan air.
                           i.          SO3 + H2SO4 ® H2S2O7
                         ii.          H2S2O7 + H2O ® 2H2SO4
Reaksi keseluruhannya adalah
      H2O + SO3 ® H2SO4  DH = - 130 kJmol-1
Katalisator yang dapat digunakan untuk reaksi pembentukan belerang trioksida antara lain Pt, V2O5, Fe2O3, Cr2O3, Mn2O3 dan Mn3O4. Katalisator yang baik adalah Pt dan V2O5, tapi yang paling banyak dipakai adalah Vanadium Pentoksida, karena :
• V2O5 lebih murah harganya
• Pt lebih sensitif terhadap racun
• V2O5 daya tahan terhadap suhu tinggi lebih baik
• Konversi relatif lebih tinggi
Berbagai Sifat Asam Sulfat
a)     Sifat asam
H2SO4(l) + H2O(l) D H3O+(aq) + HSO4-(aq)               K= 109
2H2SO4(l) D H3SO4+ + HSO4-                               K= 1,7×10-4
b)     Sifat mengoksidasi
S(s) + 2H2SO4(l) ® 3SO2(g) + 2H2O(l)
c)     Sifat dehidrasi
            H2O(l)
H2SO4(l) ® H2SO4(aq)                                           DH = -7,2 kJmol-1
                H2SO4(l)
C12H22O11(s) ® 12 C(s) + 11 H2O(l)
d)     Sifat sulfonasi
C6H6(l) + H2SO4(l) ® C6H5SO2OH(l) + H2O(l)
Macam-macam Proses Pembuatan asam Sulfat
Proses pembuatan asam sulfat ada 2, yaitu :
1. Proses Kamar Timbal (Pb)
Pada tahun 1746, Roebuck dari Birmingham Inggris, memperkenalkan proses kamar timbal. Proses ini menarik , namun sudah kuno. Gas SO2 dan NO dimasukkan ke menara Glover bersamaan dengan gas-gas dari menara Gay Lussac, gas yang keluar dari menara Glover dimasukkan ke dalam kamar timbal dan disemprotkan dengan air sehingga menghasilkan asam sulfat 60-67%. Hasil ini sebagian dikembalikan ke menara Glover yang akan menghasilkan asam 77%. Asam ini sebagian dimasukkan ke dalam menara Gay Lussac untuk menyerap gas-gas NO dan NO2 (katalisator). Gas yang terserap ini dimasukkan kembali ke menara Glover kamar timbal berbentuk silindris volumenya cukup luas. Permukaan dalamnya dilapisi timbal tipis dan disekat-sekat agar panas dapat ditransfer dengan baik, dinding bagian luar diberi sirip-sirip. Sehingga di dalam menara ini terjadi pengembunan uap asam sulfat. Menara Gay Lussac berfungsi untuk memungut kembali katalisator gas NO dan NO2 di kamar timbal dengan menggunakan asam sulfat 77%. Penyerapan dilakukan pada suhu rendah antara 40-60°C. Menara Glover bertugas memekatkan hasil asam sulfat dari kamar timbal. Pemekatan panas ini perlu panas dan ini dapat diambil dari panas yang dibawa GHP (gas hasil pembakaran) belerang (400-600°C).




2. Proses Kontak
Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Peregrine Philips, seorang negarawan Inggris, yang patennya mencakup aspek-aspek penting dari proses kontak yang modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui katalis, kemudian diikuti dengan absorbsi sulfur trioksida di dalam asam sulfat 98,5 – 99%. Pada tahun 1889 diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan dengan menggunakan oksigen berlebihan di dalam campuran gas reaksi. Proses kontak sekarang telah banyak mengalami penyempurnaan dalam rinciannya dan dewasa ini telah menjadi suatu proses industri yang murah, kontinyu dan dikendalikan otomatis. Sampai tahun 1900, belum ada pabrik dengan proses kontak yang dibangun di Eropa, di mana terdapat kebutuhan terhadap oleum dan asam konsentrasi tinggi untuk digunakan pada sulfonasi, terutama pada industri zat warna. Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak pabrik asam sulfat dengan proses kontak telah dapat bersaing dengan proses kamar pada segala konsentrasi asam yang dihasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-an, kebanyakan fasilitas yang baru dibangun dengan menggunakan proses kontak dengan katalis hidrogen biasanya berupa zat padat, antara lain Pt, V2O5 dan Fe2O3. Katalis ini berpori-pori sehingga cocok untuk pembuatan asam sulfat, karena memiliki bidang kontak yang besar. Udara yang digunakan untuk membakar belerang dibersihkan dahulu dengan asam sulfat dalam menara absorber, hasil pembakaran dibersihkan dalam Waste Heat Boiler kemudian dimasukkan ke dalam konverter bersama O2, gas hasil konverter atau reaktor dimasukkan ke dalam menara penyerap atau absorber. Penyerap yang digunakan adalah asam sulfat 98,5%.
preview_html_med780f3.png
Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak industri lainnya yang berdasarkan reaksi kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses kontak. Reaksi yang terjadi dapat diringkas sebagai berikut:
a. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang oksida
example graphic
b. Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida
example graphic
c. Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam pirosulfat
example graphic
d. Asam Pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat
example graphic
Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (b). Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru kesetimbangan bergeser ke kiri. Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC dengan katalisator V2O5. Sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi SO3, tetapi penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang memadai. Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal, 1 atm. Dalam industri kimia, jika campuran reaksi kesetimbangan mencapai kesetimbangan maka produk reaksi tidak bertambah lagi. Akan tetapi produk reaksinya diambil atau disisihkan, maka akan menghasilkan lagi produk reaksi.
example graphic
Amonia yang terbentuk dipisahkan dari campuran kesetimbangan dengan cara pencarian dari gas nitrogen di daur ulang ke wadah reaksi untuk menghasilkan produk reaksi.
Banyak proses alamiah dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan perubahan konsentrasi pada sistem kesetimbangan. pH darah dan jaringan badan kira-kira 7,4 . Harga ini diatur dalam darah berada dalam kesetimbangan dengan ion hidrogen karbonat dan ion hidrogen.
example graphic
Jika konsentrasi ion hidrogen bertambah, ion-ion ini bereaksi dengan ion hidrogen karbonat. Jika konsentrasi ion hidrogen terlampau rendah, asam karbonat bereaksi menghasilkan hidrogen.
Oksigen diangkut dari paru-paru ke sel badan oleh hemoglobin dalam sel darah merah. Dalam paru-paru, konsentrasi oksigen cukup tinggi dan hemoglobin bereaksi dengan oksigen membentuk oksihemoglobin. Reaksi ini dapat ditulis,
example graphic
Dalam jaringan tubuh, konsentrasi oksigen rendah, sehingga reaksi sebaliknya yang terjadi, yaitu menghasilkan oksigen untuk digunakan dalam sel tubuh. Ketika oksigen diangkut dari paru-paru ke jaringan tubuh, karbon dioksida yang dihasilkan oleh respirasi sel angkut dari jaringan tubuh ke paru-paru. Dalam jaringan tubuh karbon dioksida yang konsentrasinya relatif tinggi melarut dalam darah bereaksi dengan air membentuk asam karbonat.
example graphic
Dalam paru-paru di mana konsentrasi karbon dioksida relatif rendah, reaksi sebaliknya yang terjadi dan karbon dikeluarkan dari darah ke udara.
Batu kapur CaCO3 tidak melarut dalam air murni, namun melarut dalam air tanah yang mengandung CO2 terlarut, membentuk kalsium hidrogen karbonat yang melarut.
example graphic
Reaksi di atas dapat dianggap sebagai jumlah dua reaksi kesetimbangan.
example graphic

Jika air tanah mengalir melalui daerah berkapur, maka batu kapur melarut. Jika air berjumpa dengan udara yang mengandung sedikit karbondioksida maka karbon dioksida akan dilepaskan dari larutan ke udara, sehingga kalsium karbonat mengendap.


Seleksi Proses
Ada beberapa proses pembuatan asam sulfat antara lain dapat dilihat pada tabel 1.2. sebagai berikut :




 





Setelah dibandingkan antara proses kontak dengan proses kamar timbal,
Maka untuk perancangan pabrik asam sulfat ini dipilih Proses Kontak dengan pertimbangan :
a. Konversi yang tinggi dan kualitas produk lebih pekat.
b. Biaya produksi lebih murah.
c. Umur katalis dapat mencapai 10 tahun dalam pemakaian normal.
d. Proses produksi satu kali proses dalam meningkatkan konsentrasi asam.

Kegunaan Produk
Di bidang industri, asam sulfat merupakan produk kimia yang paling banyak dipakai, sehingga memperoleh julukan the lifeblood of industry. Asam sulfat penting sekali terutama dalam produksi:
• Pupuk
• Kilang minyak
• Serabut buatan
• Bahan kimia industri
• Plastik
• Pharmasi
• Baterai
• Bahan ledak
• Semikonduktor
• Kertas dan pulp
• Karet sintetis dan alami
• Cat dan pigmen

3. Thiosulfat
Dalam sejumlah senyawa sebuah atom belerang dianggap menggantikan sebuah atom oksigen. Belerang bereaksi dengan ion sulfit membentuk sebuah ion sulfat :
S + SO32- → S2O32-
  V.    SUMBER BELERANG DI ALAM
Unsur sulfur dapat di peroleh dari mata air panas dan kawasan gunung berapi di berbagai belahan dunia, terutama di sepanjang lingkaran api pasifik.
Sulfur di alam terdapat dalam keadaan bebas maupun sebagai bijih sulfida, FeS2, PbS, ZnS, dan sebagai sulfat CaSO4.2H2O dan MgSO4.7H2O.Unsur sulfur kita temukan pada gunung berapi misalnya di pegunungan dieng, pegunungan tengger dan bromo. Selain itu belerang bebas terdapat sebagai deposit belerang di dalam perut bumi.

Belerang terdapat dalam dua bentuk alotrop (polimorf).Kedua alotrof ini adalah belerang rombik, berwarna kuning yang di sebut belerang – α (tidak leleh 112,8°C). Pada suhu 95,6°C, belerang rombik berubah menjadi belerang monokolin yang di sebut belerang – β (titik leleh 119,25°C). Unsur ini mendidih pada 444,6°C.Satuan struktur kedua bentuk alotrop dalam keadaan cair mengerut menjadi lingkar S8. Jika belerang cair di panaskan ,viskositasnya berubah karena perubahan struktur dalam molekul belerang. Pada suhu agak di atas titik leleh , terbentuk cairan berwarna kuning muda yang terdiri dari satuan S8. Jika suhu di naikan lagi, warna cairan menjadi gelap, dan kira-kira pada 160°C, berupa lingkar S8 putus menjadi rantai spiral panjang (belerang – μ) dengan beberapa satuan S6 ( belerang – π ) antara 160°C dan 180°C, viskositas cairan mencapai maksimum dan tidak dapat di tuang.Unsur belerang berupa campuran satuan S8,S6,S4 dan S2 komposisinya bergantung pada suhu. Jika cairan belerang (pada 250°C – 350 °C) di tuang kedalam air dingin , di peroleh belerang plastis, berupa serat yang terutama berbentuk μ.Jika di biarkan, lama kelamaan berubah menjadi belerang rombik.
Senyawa-senyawa belerang juga terdapat sebagai pengotor (impuritis) pada gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Senyawa belerang termasuk logam sulfida seperti pirit (besi sulfida), sinabar (merkuri sulfida), galena (plumbum sulfida), sfalerit (zink sulfida), dan stibnit (antimoni sulfida), dan logam sulfat seperti gipsum ( kalsium sulfat ) alunit ( kalium aluminium sulfat, dan barit ( barium sulfat ).

SIKLUS BELERANG
http://4.bp.blogspot.com/-dYPINje-nW0/TlxlQqMy9nI/AAAAAAAAAhc/GVxl5bVFmgc/s320/daur-belerang.jpg
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.

 














Siklus belerang
Ada tiga sumber alami pokok unsur hara belerang (S) bagi tanah yang menyediakan belerang untuk tanaman. Ketiga sumber tersebut ialah: (1) mineral tanah, (2) gas belerang dalam atmosfir, dan (3) bahan organik. Disamping itu ada 4 aliran utama belerang ke atmosfir dengan urutan sebagai berikut; lepasan/produk bakteri < pembakaran bahan bakar fosil < penghembusan garam-garam laut < pelepasan gas volkan. Belerang dari daratan cenderung terbawa air ke laut. Namun belerang di daratan tak tampak habis setelah jutaan tahun, karena kembali ke darat. .Proses tersebut terjadi karena tumbuhan laut, yang memiliki sel-sel sederhana. Tumbuhan ini berusaha hidup dengan menahan masuknya garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini dilakukan dengan membentuk senyawa penahan yang berbahan baku belerang, karena pasok belerang di laut banyak sekali yang datang dari daratan. Waktu sel mereka terurai, senyawa penahan ini pecah dan menghasilkan gas dimetil sulfida (DMS) yang lepas ke atmosfir. Setiap saat, sejumlah besar senyawa ini dilepas ke atmosfir, dan senyawa ini mampu menjadi inti kondensasi uap air. Pada gilirannya, terbentuk awan, yang menjadi hujan. Saat hujan jatuh di darat, senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan untuk dimanfaatkan makhluk daratan. Seperti tumbuhan hewan dan manusia.Lalu ampasnya dibuang lagi ke laut, untuk di manfaatkan kembali oleh tumbuhan laut tadi.. Proses tersebut bukan saja memungkinkan hidupnya makhluk yang terlibat, tetapi juga memungkinkan bumi memiliki suhu yang mendukung .
VI.    Reaksi
1.Belerang (S8) bereaksi dengan oksigen menghasilkan belerang dioksida dengan nyala biru yang khas.
S8(s)      +       O2(g)        →     8SO2(g)
2. Belerang bereaksi dengan ion sulfit membentuk sebuah ion sulfat.
S                   +          SO32-           →        S2O32-


VII.  Cara Mengidentifikasi
identifikasi belerang
1.     Asam klorida atau asam sulfat encer
Gas hidrogen sulfida dilepaskan, yang bisa diidentifikasi dari baunya yang khas, dan dari menghitamnya kertas saring yang telah dibasahi larutan timbel asetat;
S2-(aq)               +          2H+(aq) →        H2S↑
H2S(g)               +          Pb2+(aq)             →        PbS↓
2.     Larutan perak nitrat
Endapan hitam perak sulfida, Ag2S yang tak larut dalam asm nitrat encer dingin, tetapi larut dalam asm nitrat encer panas
S2-(aq)               +          Ag+(aq) →        Ag2S↓
3.     Larutan natrium nitroprusida (Na2[Fe(CN)5NO])
Terjadi warna ungu yang tak tetap (transien) dengan adanya larutan-larutan alkali. Tak terjadi reaksi dengan larutan hidrogen sulfida atau gas hidrogen sulfida yang bebas. Namun, jika kertas saring dibasahi dengan larutan reagensia ini yang telah dijadikan basa dengan larutan natrum hidroksida atau amonia, maka akan dihasilkan pewarnaan ungu dengan hidrogen sulfida bebas.
S2-        + [Fe(CN)5NO]2- (aq)   → [Fe(CN)5NOS]4-(aq)

VIII.  KEGUNAAN BELERANG
Sulfur mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, pembuatan karbon di sulfida, CS2 (bahan baku serat rayon) serta pada proses vulkanisasi karet (ikatan silang belerang akan memperkuat polimer karet).
Asam sulfat
Di gunakan sebagai bahan baku senyawa-senyawa sulfat, antara lain sebagai berikut:
1.     H2SO4 di gunakan sebagai pereaksi dalam pembuatan pupuk superfosfat, Ca(H2PO4)2.dengan reaksi :
Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 → Ca(H2PO4)2 + 2CaSO4
2.     Al2(SO4)3 zat penjernih air yang dikenal dengan tawas
Tawas tersebut di tambahkan pada air yang keruh sehingga air yang keruh tadi menjadi jernih kembali
3.     H2SO4 digunakan sebagai elektrolit pada aki kendaraan bermotor
H2SO4 dalam aki di gunakan sebagai cairan elektrolit untuk merendam pelat positif dan pelat negatif pada aki,misal bahan aktif dri pelat positif terbuat daari oksida timah coklat(PbO2)sedang bahn aktif dari pelat negatif ialah timah (Pb).pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat sehingga oksigen pada pelat positif akan bereaksi dengan hidrogen pada cairan elektrolit yang secara perlahn-lahan keduanya bergabung /berubah menjadi air (H2O),asam sulfat pada pada cairan elektrolit bergabung dengan timah di pelat positif maupun negatif sehingga menempel di pelat-pelat tersebut dan membantu aki mengeluarkan arus. Reaksi ini akan terus berlangsung sampai isi (tenaga baterai habis) atau mengalami discharge.
4.     H2SO4 di gunakan untuk membersihkan logam-logam pada proses galvanisasi dan penyepuhan. Lapisan oksida pada permukan logam dihilangkan agar bahan penyalut dapat menempel kuat.
5.     Industri Amonium Sulfat (NH4)2SO4
Senyawa amonium sulfat sebagai jenis pupuk yang di kenal dengan pupuk Z.A (zwavelvur amonium).Pupuk ini dibuat dengan mereaksikan asam sulfat dan Amonia
2NH3 + H2SO4 → (NH4)2SO4
6. Dalam pembuatan fotografi .
Na2S2O3.5H2O di gunakan dalam fotografi untuk melarutkan perak bromida yang tidak reaktif dari emulsi dengan pembentukan komplek [Ag(S2O3)] dan [Ag(S2O3)2]3-
7. Alkil benzena sulfonat dalam deterjen.Deterjen dengan bahan ini bersifat keras, cara pembuatannya yaitu dengan mereaksikan Alkil Benzena dengan Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum. Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil Benzena maka persamaan reaksinya adalah
C6H5C12H25 + SO3                 C6H4C12H25SO3H   

(Dodekil Benzena Sulfonat)
Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Dodekil Benzena Sulfonat. Kemudian bahan yang sering di gunakan dalam deterjen yaitu lauril sulfat / lauril alkil sulfonat, deterjen dengan bahan ini sifatnya lunak cara pembuatannya yaitu mereaksikan Lauril Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat dengan reaksi:
C12H25OH  + H2SO4                 C12H25OSO3H + H2O

Asam Lauril Sulfat yang terjadi dinetralisasikan dengan larutan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Lauril Sulfat.

Vulkanisasi karet dan ban
Selain sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, belerang juga berperan dalam proses vulkanisasi karet. Charles Goodyear pertama kali di tahun 1839 melakukan vulkanisasi ini dengan mencampurkan sulfur pada karet alam melalui proses pemanasan.
Karet alam merupakan polimer alam yang terkenal , terdiri dari beberapa ribu “ satuan isoprene ” yang terhubungkan satu sama lain,ikatan ini di sebut cross-linking. Dalam molekul karet , satuan isoprene saling bersambung membentuk rantai panjang. rumus molekulnya dapat di nyatakan dengan (C5H8)n. Rantai yang sangat panjang dari satuan isoprene tidak dapat tersusun rapih sehingga karet terdiri dari kumpulan rantai yang kacau.
Jika karet di tarik , rantai tidak menjadi lurus, tetapi saling bertindihan. Karet alam tidak elastis dan mudah dioksidasi karena terdapat ikatan rangkap karbon-karbon , jika karet alam di panaskan bersama sedikit belerang maka karet ini menjadi elastis dan stabil. Rantai yang terpisah di sambung dengan atom belerang .Proses ini di sebut vulkanisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia & Edi Kurniawan.2001.Kimia Unsur dan Radiokimia.Bandung:PT Citra Aditya Bakti.
12/11/2012 07:58PM
12/11/2012 08:04PM
12/11/2012 08:20PM
12/11/2012 08:45PM
20/11/2012 02:42 PM

1 komentar:

  1. JUAL BONGKAHAN BACAN DOKO SUPER
    ASLI DARI HALMAHERA SELATAN ( PULAU KASIRUTA )
    BAHAN BACAN SUPER KRISTAL MALUKU UTARA.
    Kondisi bahan ;.
    - Bahan / rough bacan doko asli bukan sintetis.
    - Bahan tua (galian lama).
    - Kualitas super kristal- Sudah tembus.
    - Bahan keras dan padat.
    - Siap gosok poles.
    - Daging utuh, tanpa kapur.
    - Tidak rapuh, tidak mudah pecah / retak.
    - Deskipsi sesuai apa adanya, harap diperhatikan dengan baik
    Daftar harga :
    1 0ns ; Rp 750.000rb
    5.ons Rp.2.500.000
    1.kg Rp 3.750.000
    5 kg Rp 10.000.000
    10 Kg Rp 17.500.000
    15,kg Rp.20,000,000,
    Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
    Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
    setiap pembelian perkilo dapat bonus 1 permata batu bacan dan bongkahan batu bacan ukuran kecil Origin,
    untuk yg mau pesan hub ;
    Hp.; 085298487117 atau .081998328877
    pin : 584bdc38
    adapun cara transakai,anda bisa datang langsung ke rumah kami. alamatnya di jl buana seli rt 016 rw 002,
    desa/kel ;labuhan, kec ;bacan, kab ; halmahera selatan, prof ; maluku utara.
    barang juga bisa kami kirim lewat jasa pengiriman tiki,jne,pos,muatan udara dan lewat kargo bandara.setelah barang
    dikirim, kami akan berikan bukti resi pengirimannya.
    INGAT..!!!!! HATI-HATI PENIPUAN DENGAN HARGA MURAH SALAH ORANG ANDA BISA TERTIPU.

    BalasHapus