UNSUR-UNSUR
RADIOAKTIF
I.
DEFINISI
RADIOAKTIF
Radioaktivitas
adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi dan
berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti
atom yang tak stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida
disebut zat radioaktif. Radioaktif berasal dari kata radio atau radiare yaitu
memancar, bersinar dan aktif. Aktif sendiri adalah spontan dan dengan sendirinya.
Zat radioaktif dapat diartikan sebagai alat yang mempunyai kemampuan untuk
memancar dengan spontan.
Berdasarkan ketentuan International Atomic Energy
Agency, zat radioaktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion
dengan aktifitas jenis lebih besar dari 70 kilo Becquerel per kilogram atau 2
nanocurie per gram. Angka 70 kBq/kg atau 2 nCi/g tersebut merupakan patokan
dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umumnya. Jadi untuk
radioaktif dengan aktifitas lebih kecil dapat dianggap sebagai radiasi latar
belakang.
Kita
telah mengetahui bahwa atom terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang beredar
mengitarinya. Reaksi kimia biasa (seperti reaksi pembakaran dan penggaraman)
hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron pada kulit
terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang meliputi perubahan pada
inti disebut reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus = inti). Reaksi nuklir ada
yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada
inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini
disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada
inti yang stabil maupun inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai
perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir
disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan reaksi kimia
biasa. Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai
(bukan tujuan militer) baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber tenaga
dan pemanfaatannya dalam bidang kesehatan.
II.
PENEMUAN
KERADIOAKTIFAN
Pada
tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katoda menghasilkan suatu
radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan film potret, walaupun
film tersebut terbungkus kertas hitam. Karena belum mengenal hakekatnya, sinar
ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah suatu radiasi elektromagnetik yang
timbul karena benturan berkecepatan tinggi (yaitu sinar katoda dengan suatu
materi (anoda). Sekarang sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk
rongent yaitu untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam.
Penemuan
sinar X membuat Henry Becguerel tertarik untuk meneliti zat yang
bersifat fluoresensi, yaitu zat yang dapat bercahaya setelah terlebih dahulu
mendapat radiasi (disinari), Becquerel menduga bahwa sinar yang dipancarkan
oleh zat seperti itu seperti sinar X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti
batuan uranium. Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan uranium
dapat menghitamkan film potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan tetapi,
Becqueret menemukan bahwa batuan uranium memancarkan sinar berdaya tembus
tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu. Penemuan ini
terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala semacam itu, yaitu pemancaran
radiasi secara spontan, disebut keradioaktifan, dan zat yang bersifat radioaktif
disebut zat radioaktif. Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium.
Dua
tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan alat
yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan
kristal yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie
Curie berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan
jumlah kadar uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping
itu, Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak
dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara
spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti
campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan
radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi
seperti ini diberi nama radioaktivitas. Pada tahun 1898, ia menemukan unsur
baru yang sifatnya mirip dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium
diambil dari nama negara asal Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H.
Becquerel dan Marie Curie melanjutkan penelitiannya dengan menganalisis pitch
blend (bijih uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat
unsur yang radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada
tahun yang sama mereka mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya
mirip dengan barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra), yang artinya benda
yang memancarkan radiasi.Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat
radioaktif. Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif.
Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali
teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop
radioaktif atau radioisotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut
isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil.
Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
III.
SIFAT-SIFAT
RADIOAKTIF
Sinar-sinar radioaktif mempunyai sifat-sifat:
1. Dapat menembus kertas atau
lempengan logam tipis.
2. Dapat mengionkan gas yang
disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis
ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet
menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β, dan γ.
SIFAT
|
SINAR ALFA
|
SINAR BETA
|
SINAR GAMMA
|
Umum
|
Merupakan
Inti Helium () yang bergerak cepat
|
Merupakan
partikel electron yang bergerak cepat
|
Merupakan gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi yang sangat tinggi
|
Lambang
|
atau
|
atau
|
|
Massa
|
4 sma
|
0
|
0
|
Daya Tembus
|
Kecil
|
Lebihbesar disbanding sinar alfa
|
Paling besar
|
Daya Ionisasi
|
Dapat
mengionisasikan molekul yang dilewati
|
Daya
ionisasinya lebih lemah daripada sinar alfa
|
Daya ionisasinya paling lemah
diantara ketiga sinar radioaktif
|
Muatan
|
+2
|
-1
|
0
|
Tabel Sifat-Sifat Sinar Radioaktif
Dalam
proses perubahannya isotop radioaktif melibatkan beberapa partikel elementer
(partikel subatomik) yang lain.
No.
|
Partikel/Sinar
|
Massa
|
Muatan
|
Lambang
|
Keterangan
|
1.
|
Alfa
|
4
|
+2
|
,
|
Inti helium
|
2.
|
Beta
|
0
|
-1
|
,
|
Partikel elektron
|
3.
|
Gamma
|
0
|
0
|
γ
|
Gelombang
elektromagnetik
|
4.
|
Positron
|
0
|
+1
|
|
Elektron
bermuatan positif
|
5.
|
Neutron
|
1
|
0
|
|
Partikel
bermuatan netral
|
6.
|
Proton
|
1
|
+1
|
|
Inti hidrogen
|
7.
|
Detron
|
2
|
1
|
,
|
Inti detrium
|
8.
|
Triton
|
3
|
1
|
,
|
Inti titrium
|
Tabel
Beberapa Partikel yang Dipancarkan oleh Unsur Radioaktif
(Partikel
Elementer)
IV.
SINAR-SINAR
RADIOAKTIF
Pada
tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat
radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang
bermuatan positif dinama sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama
sinar beta . Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang
tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.
·
Sinar alfa ( α )
Sinar
alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa
sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel ini
dianggap sebagai inti helium karena mirip dengan inti atom helium. Sewaktu
menembus zat,sinar α menghasilkan sejumlah besar ion. Oleh karena bermuatan
positif partikel α dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik. Partikel
alfa memiliki daya tembus yang rendah. Partikel-partikel alfa bergerak dengan
kecepatan antara 2.000 – 20.000 mil per detik, atau 1 –10 persen kecepatan
cahaya.Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat
radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10
kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar daya tembus sinar alfa
paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat
menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat
dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya
ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu
mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alfa
akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom .
·
Sinar beta (β)
Sinar
beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas
elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan -1e dan
bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa
sehingga dinyatakan dengan notasi . Energi sinar beta sangat
bervariasi mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya
pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300
cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit. Berkas ini dapat menembus
kertas aluminium setebal 2 hingga 3 mm. Partikel beta juga dibelokkan oleh
medan listrik dan medan magnet , tetapi arahnya berlawanan dari partikel alfa.
Selain itu partikel β mengalami pembelokan yang lebih besar dibandingkan
partikel dalam medan listrik maupun dalam medan magnet. Hal itu terjadi karena
partikel β mempunyai massa yang jauh lebih ringan dibandingkan partikel.
·
Sinar gamma ( γ )
Sinar
gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan
tidak bermassa. Sinar γ dinyatakan dengan notasi . Sinar gamma mempunyai daya
tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang
memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar
elektromagnetik. Beberapa proses peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel
α atau β menyebabkan inti berada dalam keadaan energetik, sehingga inti
selanjutnya kehilangan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik yaitu sinar
gamma. Sinar gamma mempunyai daya tembus besar dan berkas sinar ini tidak
dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet. Sinar gamma mempunyai
panjang gelombang yang sangat pendek.
V.
STRUKTUR
INTI
Dalam suatu nuklida tersusun atas nukleon-nukleon, dimana
nukleon tersebut merupakan partikel-partikel penyusun inti atom/nukleus,
sedangkan nuklida itu sendiri adalah isotop atom. Nukleon mengandung dua
jenis partikel dasar yaitu proton (bermuatan positif) dan neutron
(tidak bermuatan).
Suatu inti atom yang mempunyai jumlah nukleon tertentu
disebut nuklida, yaitu atom tanpa elektron pada kulit-kulitnya. Suatu
nuklida dapat dinyatakan dengan lambang unsur yang dilengkapi nomor massa
(jumlah nukleon), sedangkan nomor atom boleh ditulis atau tidak karena dapat
dilihat pada sistem periodik. Sebagai contoh nuklida sebagai berikut : 20Ca40,
80Hg200 . Partikel penyusun nuklida kecuali
elektron-elektron berada di nukleus. Diantara partikel-partikel penyusun
nukleus yang sudah diketahui proton dan netronlah yang merupakan partikel yang
bermassa besar sehingga jumlahnya sangat menentukan besar kecilnya massa
nuklida. Jumlah proton dalam sebuah nuklida selalu sama dengan jumlah elektron,
akan tetapi jumlah netron dapat sama atau sedikit lebih besar daripada jumlah
protonnya.
Nuklida radioaktif
memiliki sifat dapat meluruhkan sebagian dari massa nuklidanya menjadi bentuk
energi radiasi dan bentuk energi lain. Energy radiasi hasil peluruhan nuklida
radioaktif antara lain berupa radiasi alfa, radiasi beta, dan radiasi gamma.
Tedapat dua nuklida radioaktif, yaitu nuklida radioaktif alami dan nuklida
radioaktif buatan. Nuklida radioaktif alami ada yang dapat digolongkan ke dalam
nuklida-nuklida radioaktif berat yang mempunyai nomor nuklida (Z) > 83, dan
nuklida radioaktif ringan yang mempunyai nomor nuklida < 83. Nuklida-nuklida
radioaktif berat berdasarkan kemampuannya meluruh secara berkelanjutan dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga deret radioaktif, yaitu deret isotop nuklida
U-238, deret isotop nuklida U-235, dan deret isotop nuklida Th-232.
Susunan nukleon dan nuklida
Susunan nucleon dan nuklida dibagi menjadi
4 yaitu,
· Isotop adalah
kelompok nuklida dengan Z (nomor atom) sama tetapi memiliki N (jumlah neutron)
yang berbeda. Dengan
perkataan lain isotop-isotop suatu unsur, nomor atomnya sama, tetapi bilangan
massanya berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh jumlah neutron yang berbeda.
Oleh karena sifat-sifat kimia suatu unsur bergantung pada nomor atomnya, maka
isotop-isotop suatu unsur mempunyai sifat kimia yang sama.
Contoh : dengan
· Isobar adalah kelompok
nuklida denga A (nomor massa) sama tetapi memiliki nomor atom yang berbeda. Oleh karena nomor atomnya berbeda,
sifat-sifat kimia dan fisiknya pun berbeda.
Contoh : dengan
· Isoton adalah
kelompok nuklida dengan N (jumlah neutron) sama, tetapi memiliki jumlah proton bebeda. Contoh
: dan.
Selain
dari ketiga macam nuklida diatas dikenal juga Isomer inti
atau nuklir yaitu
kelompok
nuklida dengan Z (nomor atom), A (nomor massa), dan N (jumlah netron), tetapi
berbeda dalam tingkat energinya. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan susunan tingkat
energy proton dan neutron dalam inti.
Berdasarkan pita kestabilan
dalam proses pembentukannya di alam, nuklida dapat dikelompokkan menjadi lima
kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Nuklida stabil
adalah nuklida yang secara alamiah tidak mengalami perubahan A (nomor massa)
maupun Z (nomor atom) atau tidak mengalami peluruhan. Contohnya :
2. Radionuklida
alam primer adalah nuklida yang terbentuk secara alamiah dan bersifat
radioaktif.
waktu paro 4,5 x
109 tahun
3. Radionuklida
alam sekunder adalah nuklida radioaktif yang secar alamiah merupakan hasil
peluruhan radionuklida alam primer.
4. Radionuklida
alam terinduksi adalah nuklida radioaktif yang terbentuk secar kontinu dari
hasil interaksi sinar kosmik dengan 14N di atmosfer.
5. Radionuklida
buatan adalah nuklida yang terbentuk sebagai hasil dari reaksi transmutasi inti
yang dilakukan di laboratorium.
VI.
KESTABILAN
INTI
Kestabilan inti atom dapat ditinjau
dari aspek kinetika dan energitika. Kestabilan secara energitika ditinjau dari
aspek energi nukleosintesis dihubungkan dengan energi komponen penyusunnya
(proton dan neutron), disebut energi ikat inti. Kestabilan secara kinetika
ditinjau berdasarkan kejadian inti meluruh membentuk inti yang lain, disebut
peluruhan radioaktif.
Inti atom dikatakan
stabil bila komposisi jumlah proton dan neutronnya sudah ”seimbang” serta
tingkat energinya sudah berada pada keadaan dasar. Jumlah proton dan neutron
maupun tingkat energi dari inti-inti yang stabil tidak akan mengalami perubahan
selama tidak ada gangguan dari luar. Sebaliknya, inti atom dikatakan tidak
stabil bila komposisi jumlah proton dan neutronnya “tidak seimbang” atau
tingkat energinya tidak berada pada keadaan dasar. Perlu dicatat bahwa
komposisi proton dan neutron yang “seimbang” atau “tidak seimbang” di atas
tidak berarti mempunyai jumlah yang sama ataupun tidak sama. Setiap inti atom mempunyai
“kesetimbangan” yang berbeda.
Untuk mengetahui ciri-ciri inti yang
stabil dan inti yang tidak stabil dapat ditinjau dari perbandingan
antarpartikel yang terkandung di dalam inti atom, yaitu perbandingan neutron
terhadap proton (N/Z). Selain nuklida 1H, semua nuklida atom memiliki proton
dan neutron. Suatu nuklida dinyatakan stabil jika memiliki perbandingan neutron
terhadap proton lebih besar atau sama dengan satu (N/Z ≥ 1).
Untuk nuklida ringan (Z =< 20),
perbandingan (N/Z) = 1
Untuk nuklida dengan Z > 20,
perbandingan (N/Z) >1
Hubungan proton dan neutron dapat
diungkapkan dalam bentuk grafik yang disebut grafik pita kestabilan.
Kenaikan angka banding N/Z diyakini
akibat meningkatnya tolakan muatan positif dari proton. Untuk mengurangi
tolakan antarproton diperlukan neutron yang berlebih. Nuklida di luar pita
kestabilan umumnya bersifat radioaktif atau nuklida tidak stabil. Nuklida yang
terletak di atas pita kestabilan adalah nuklida yang memiliki neutron berlebih.
Untuk mencapai keadaan inti yang stabil, nuklida ini mengubah neutron menjadi
proton dan partikel beta. Nuklida yang terletak di bawah pita kestabilan adalah
nuklida yang miskin neutron. Untuk mencapai keadaan yang stabil, dilakukan
dengan cara memancarkan positron atau penangkapan elektron (electron capture)
pada kulit K menjadi neutron.
Nuklida yang terletak di atas pita
kestabilan dengan nomor atom (jumlah proton) lebih dari 83 adalah nuklida yang
memiliki neutron dan proton melimpah. Untuk mencapai keadaan stabil, nuklida
ini melepaskan sejumlah partikel alfa (inti atom He).
Secara
umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama dengan
jumlah neutronnya. Sedangkan kestabilan inti-inti berat terjadi bila jumlah
neutron maksimum 1,5 kali jumlah protonnya. Tabel periodik merupakan suatu
tabel yang mencantumkan semua kemungkinan posisi nuklida baik yang stabil
maupun yang tidak stabil. Nuklida-nuklida yang tidak stabil disebut sebagai
radionuklida. Tabel nuklida juga dapat menunjukkan posisi dari nuklida-nuklida yang
merupakan isotop yaitu petak-petak yang horisontal, misalnya Na-20, Na-21,
Na-22 dan seterusnya. Isotop yang tidak stabil disebut sebagai radioisotop.
Pada dasarnya, radioisotop dan radionuklida adalah istilah yang sama yaitu
menunjukkan inti-inti atom yang tidak stabil. Bahan yang terdiri atas
radionuklida dengan jumlah cukup banyak disebut bahan radioaktif.
Kestabilan inti ringan
· Pemancaran
Partikel Positron
Pada
pemancaran positron, proton berubah menjadi neutron, ditunjukkan oleh persamaan
berikut.
®
+
Pembebasan positron oleh sebuah inti
atom akan menyebabkan nomor atom berkurang satu, tetapi nomor massa tetap.
Contoh:
®
+
· Penangkapan
Partikel Elektron
Apabila inti menangkap elektron,
umumnya ditangkap dari kulit elektron yang terdekat yaitu kulit K. Elektron
tersebut akan bergabung dengan proton menjadi neutron.
+ ®
Penangkapan elektron oleh inti atom
akan menyebabkan nomor atom berkurang satu, tetapi nomor massa tetap.
+ ®
+ ®
Kestabilan inti berat
Nuklida
yang memiliki terlalu banyak proton dan neutron (jumlah proton > 83) atau
nuklida bermassa besar cenderung untuk melepaskan partikel α. Peristiwanya
disebut peluruhan alfa. Pemancaran sinar α oleh sebuah inti atom menyebabkan
nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat. Dalam usaha
mendapatkan N/Z yang stabil dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
inti membebaskan 2 proton dan 2 neutron bersama-sama dalam bentuk pancaran
partikel α
Contoh:
®
+
®
+
VII.
PELURUHAN
RADIOAKTIF
Unsur radioaktif di alam berubah
secara spontan menjadi isotop lain sambil memancarkan sinar alpha, beta, dan
gamma. Peluruhan radioaktif adalah peristiwa spontan emisi beberapa partikel
dan radiasi elektromagnetik dari suatu inti atom tidak stabil menuju inti yang
stabil. Peluruhan radioaktif diketahui merupakan suatu peristiwa eksoergik
(pelepasan energi). Pada proses peluruhan inti berlaku Hukum Kekekalan
Energi, Momentum, Massa, dan Muatan
Bila inti atom memancarkan sinar
alpha atau helium, maka akan berubah menjadi isotop baru dengan nomor atom
berkurang dua dan nomor massa berkurang empat, misalnya:
®
+
Bila inti atom memancarkan sinar
beta atau partikel elektron, maka akan berubah menjadi isotop baru yang nomor
atomnya bertambah satu dan nomor massa tetap, misalnya:
®
+
Jika dilihat dari reaksi peluruhan di atas, di dalam inti
atom seolah-olah terdapat partikel elektron, padahal di dalam inti hanya
terdapat partikel proton dan neutron. Sebenarnya, pemancaran partikel elektron
adalah sebagai akibat dari perubahan partikel neutron menjadi proton, dengan
persamaan:
®
+
Bila inti atom memancarkan sinar gamma, tidak akan
dihasilkan unsur baru, karena sinar gamma hanya merupakan energi foton yang
tidak bermassa dan tidak bermuatan. Dari beberapa persamaan reaksi di atas
dapat kita simpulkan bahwa di dalam persamaan reaksi inti, jumlah nomor atom
dan nomor massa sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap.
Waktu
Paruh
Waktu paruh adalah waktu yang
diperlukan oleh suatu zat radioaktif untuk meluruh separuhnya dari semula.
Untuk menghitung wktu paruh dapat digunakan rumus:
dengan:
t ½ =waktu paruh
λ = tetapan peluruhan
λ = tetapan peluruhan
dengan:
n = waktu peluruhan/waktu paruh = t/t ½
n = waktu peluruhan/waktu paruh = t/t ½
Waktu Paruh (t1/2)
|
Persentase Isotop Radioaktif yang Tersisa
|
0
|
100,00
|
1
|
50,00
|
2
|
25,00
|
3
|
12,50
|
4
|
6,25
|
5
|
3,125
|
6
|
1,5625
|
7
|
0,78 (hasil pembulatan)
|
8
|
0,39 (hasil pembulatan)
|
9
|
0,19 (hasil pembulatan)
|
10
|
0,09 (hasil pembulatan)
|
Terdapat tiga cara utama yang
menyebabkan terjadinya peluruhan isotop radioaktif secara alami, antara
lain :
1. Pemancaran partikel alfa (α)
2. Pemancaran partikel beta (β)
3. Pemancaran radiasi gamma (γ)
Selain itu, terdapat pula dua cara
peluruhan radioaktif yang kurang umum, yaitu :
1. Pemancaran positron (β+)
2. Penangkapan elektron (e-)
· Pemancaran Partikel Alfa
Partikel alfa (α)
didefinisikan sebagai partikel
bermuatan positif pada inti helium. Partikel alfa tersusun atas dua proton dan dua neutron, sehingga
dapat dinyatakan sebagai atom Helium-4 (He-4). Oleh karena partikel alfa terpecah dari inti atom radioaktif, partikel ini tidak memiliki elektron. Dengan
demikian, partikel alfa memiliki muatan
+2. Partikel alfa (α) merupakan
partikel inti Helium yang bermuatan positif (kation dari unsur Helium, He2+).
Akan tetapi, elektron pada
dasarnya bebas, mudah untuk lepas dan muadh pula untuk didapat. Jadi, secara
umum, partikel alfa (α) dapat
dituliskan tanpa muatan karena akan dengan cepat mendapatkan 2 elektron dan
menjadi atom Helium netral (bukan sebagai ion).
Unsur
berat dan besar, seperti Uranium (U) dan Thorium (Th), cenderung melakukan
pemancaran (emisi) partikel
alfa. Peluruhan inti ini terjadi dengan cara membebaskan dua muatan positif (dua proton) dan empat satuan massa (dua
proton + dua neutron). Suatu proses yang sangat hebat. Setiap kali partikel alfa dipancarkan (diemisikan),
empat satuan massa hilang. Sebagai
contoh, isotop Radon-222 (Rn-222), dapat mengalami peluruhan dan memancarkan partikel alfa. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
86Rn222 → 84Po218
+ 2He4
Dalam hal
ini, isotop Radon-222 mengalami peluruhan
inti dengan membebaskan partikel
alfa. Isotop baru yang terbentuk pada proses peluruhan ini adalah isotop
baru dengan nomor massa 218 (yang diperoleh dari 222 – 4) dan nomor atom
84 (yang diperoleh dari 86 – 2). Isotop tersebut adalah Polonium (Po).
· Pemancaran Partikel Beta
Partikel beta (β) pada
dasarnya adalah elektron yang dipancarkan
dari inti. Kita tentu akan bertanya, bukankah elektron tidak terdapat di
dalam inti atom?Bagaimana elektron dapat dipancarkan dari inti atom yang tidak
mengandung elektron?Marilah kita mengikuti penjelasan berikut secara seksama.
Sebagai
contoh, saya ingin membahas peluruhan yang terjadi pada isotop Iodin. Isotop
Iodin-131 (I-131) digunakan dalam bidang medis sebagai isotop untuk mendeteksi
dan mengobati kanker kelenjar gondok (tyroid). Isotop tersebut mengalami
peluruhan dan memancarkan partikel beta. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
53I131 → 54Xe131
+ -1e0
Pada
proses ini, isotop Iodin-131 (I-131) melepaskan partikel beta (elektron). Isotop baru yang dihasilkan memiliki
nomor atom 54 dan nomor massa 131. Isotop tersebut adalah Xenon (Xe). Perhatikanlah
bahwa nomor massa tidak berubah dari I-131 menjadi Xe-131. Akan tetapi, nomor
atomnya naik satu (dari 53 menjadi 54). Peristiwa yang terjadi di dalam inti
atom iodin adalah perubahan neutron
menjadi proton dan elektron.
0n1 → 1p1
+ -1e0
Perubahan sebuah neutron menjadi sebuah proton akan diikuti dengan
terbentuknya sebuah elektron. Elektron yang terbentuk dipancarkan dari
inti atom sebagai partikel beta (β).
Isotop dengan perbandingan n/p tinggi
sering mengalami pemancaran beta (β).
Hal ini terjadi karena peluruhan ini
menyebabkan jumlah neutron berkurang satu dan jumlah proton bertambah satu, sehingga menurunkan perbandingan n/p.
· Pemancaran Radiasi Gamma
Partikel alfa (α) dan partikel beta (β) mempunyai karakteristik materi. Keduanya memiliki massa
tertentu dan menempati ruang. Namun, karena tidak ada perubahan massa yang
berhubungan dengan pemancaran sinar
gamma (γ), kita dapat menyatakan bahwa pemancaran sinar gamma (γ) sebagai pemancaran radiasi gamma (γ). Radiasi gamma (γ) sangat menyerupai
sinar X, yaitu radiasi dengan energi
tinggi dan memiliki panjang gelombang pendek (short wavelength). Radiasi sinar gamma umumnya disertai
dengan pemancaran partikel alfa dan partikel beta. Tetapi, biasanya tidak
dinyatakan pada persamaan reaksi inti yang disetarakan. Beberapa isotop,
seperti Cobalt-60 (Co-60),
melepaskan sejumlah besar radiasi sinar gamma. Isotop ini sering digunakan
untuk pengobatan kanker dengan metode radiasi. Paramedis akan mengarahkan sinar gamma ke tumor, sehingga sinar
tersebut diharapkan dapat merusaknya.
· Pemancaran Positron
Pemancaran positron tidak
terjadi pada isotop radioaktif yang
meluruh secara alami, tetapi hal ini
terjadi secara alami pada isotop radioaktif buatan manusia. Positron pada dasarnya merupakan elektron yang memiliki muatan positif.
Positron dapat terbentuk bila proton di dalam inti atom meluruh menjadi
neutron. Positron yang terbentuk
ini kemudian dipancarkan dari inti atom.
Proses ini
terjadi pada beberapa isotop, seperti isotop Kalium-40 (K-40). Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
19K40 → 18Ar40
+ +1e0
Isotop K-40 memancarkan positron, dan membentuk isotop baru
dengan nomor massa 40 dan nomor atom 18. Isotop Argon-40 (Ar-40) telah
terbentuk. Perhatikanlah bahwa nomor massa tidak berubah dari K-40 menjadi
Ar-40. Akan tetapi, nomor turun satu (dari 19 menjadi 18). Peristiwa yang
terjadi di dalam inti atom kalium adalah perubahan proton menjadi neutron dan melepaskan positron.
1p1 → 0n1
+ +1e0
Perubahan sebuah proton menjadi sebuah neutron akan diikuti dengan
terbentuknya sebuah positron. Positron yang terbentuk dipancarkan dari
inti atom sebagai partikel positron (β+).
Isotop dengan perbandingan n/p rendah
sering mengalami pemancaran positron (β+).
Hal ini terjadi karena peluruhan ini
menyebabkan jumlah proton berkurang satu dan jumlah neutron bertambah satu, sehingga menaikkan perbandingan n/p.
· Penangkapan Elektron
Penangkapan elektron merupakan
jenis peluruhan inti yang jarang terjadi. Dalam peluruhan ini, elektron dari tingkat energi yang lebih
dalam (misalkan subkulit 1s) akan ditangkap oleh inti atom. Elektron tersebut
akan bergabung dengan proton pada inti atom membentuk neutron. Akibatnya, nomor atom berkurang satu dan
nomor massanya tetap sama.
1p1 + -1e0
→ 0n1
Sebagai contoh, reaksi yang terjadi
saat penangkapan elektron pada Polonium-204 (Po-204) sebagai berikut :
84Po204 + -1e0
→ 83Bi204 + sinar-X
Perubahan sebuah proton menjadi sebuah neutron dapat terjadi saat
penangkapan sebuah elektron. Isotop dengan perbandingan n/p rendah dapat mengalami penangkapan elektron (e-).
Hal ini terjadi karena reaksi ini
menyebabkan jumlah proton berkurang satu dan jumlah neutron bertambah satu, sehingga menaikkan perbandingan n/p.
Penangkapan
elektron pada subkulit 1s menyebabkan kekosongan pada subkulit 1s. Elektron
yang berasal dari subkulit lain dengan level energi yang lebih tinggi akan
“turun” untuk mengisi kekosongan ini disertai pembebasan sejumlah energi dalam
bentuk sinar X yang tidak tampak.
Partikel Dasar
|
Massa Relatif
|
Muatan
|
Simbol
|
Jenis
|
Alfa
|
4
|
+2
|
α ,
|
Partikel
|
Beta
|
0
|
-1
|
β- ,
|
Partikel
|
Positron
|
0
|
+1
|
β+ ,
|
Partikel
|
Gamma
|
0
|
0
|
Gelombang electromagnet
|
|
Proton
|
1
|
+1
|
,
|
Partikel
|
Neutron
|
1
|
0
|
Partikel
|
VIII.
DERET
KERADIOAKTIFAN
Deret
radioaktif merupakan kelompok unsur yang terbentuk dari satu nuklida radioaktif
yang berturut-turut memancarkan partikel alfa atau partikel beta. Pada setiap
pancaran radiasi terbentuk atom dari unsur yang berlainan. Deret ini dimulai
dari unsur induk yang meluruh terus menerus membentuk atom baru sehingga
akhirnya membentuk atom yang tidak radioaktif.
Ada
tiga deret keradioaktifan alam yaitu deret
thorium, deret uranium, dan deret aktinium. Deret thorium dan deret uranium
diberi nama sesuai dengan nama anggota yang mempunyai waktu paro terpanjang
yaitu berturut-turut 1,39 × 1010 dan
4,51 × 109 tahun.
Deret aktinium dimulai dari unsur uranium (U-235) dengan waktu paruh 7,1 × 108 tahun yang kadang-kadang disebut aktinouranium.
Bilangan
massa thorium adalah 232 merupakan kelipatan 4 yaitu 4x58. Oleh karena pada
pancaran alfa bilangan massa berkurang dengan 4 dan pada pancaran beta tidak
terjadi perubahan massa, maka bilangan massa setiap anggota deret thorium dapat
dinyatakan dengan 4n dan n adalah angka 58 (thorium) sampai 52 (thorium D).
Deret
keradioaktifan yang keempat adalah deret keradioaktifan buatan yang disebut
deret neptunium. Unsur induk deret neptunium adalah neptunium dengan waktu
paruh 2,20 × 106 tahun.
Deret 4n + 2 diberi nama deret uranium karena
inti induknya adalah 23892U92 yang mengalami peluruhan sampai
inti akhir stabil 20682Pb82.
IX.
REAKSI
PADA INTI
Reaksi
yang terjadi di inti atom dinamakan reaksi nuklir. Jadi Reaksi nuklir
melibatkan perubahan yang tidak terjadi di kulit elektron terluar tetapi
terjadi di inti atom. Reaksi nuklir memiliki persamaan dan perbedaan dengan
reaksi kimia biasa. Persamaan reaksi nuklir dengan reaksi kimia biasa, antara
lain seperti berikut.
a.
Ada
kekekalan muatan dan kekekalan massa energi.
b.
Mempunyai
energi pengaktifan.
c.
Dapat
menyerap energi (endoenergik) atau melepaskan energi (eksoenergik).
Perbedaan antara reaksi nuklir dan
reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.
a. Nomor atom berubah.
b.
Pada
reaksi endoenergik, jumlah materi hasil reaksi lebih besar dari pereaksi,
sedangkan dalam reaksi eksoenergik terjadi sebaliknya.
c. Jumlah materi dinyatakan per
partikel bukan per mol.
d. Reaksi-reaksi menyangkut nuklida
tertentu bukan campuran isotop.
Reaksi
nuklir dapat ditulis seperti contoh di atas atau dapat dinyatakan seperti
berikut. Pada awal dituliskan nuklida sasaran, kemudian di dalam tanda kurung
dituliskan proyektil dan partikel yang dipancarkan dipisahkan oleh tanda
koma dan diakhir perumusan dituliskan nuklida hasil reaksi.
Perbandingan antara reaksi kimia dan reaksi inti
NNo
|
Reaksi
kimia
|
Reaksi
Inti
|
1
|
Atom
diubah susunannya melalui pemutusan dan pembentukan ikatan
|
Unsur
(atau isotop dari unsur yang sama) dikonversi dari unsur yang satu ke lainnya
|
2
|
Hanya
elektron dalam orbital atom atau molekul yang terlibat dalam pemutusan dan
pembentukan ikatan
|
Proton,
neutron, elektron dan partikel dasar lain dapat saja terlibat
|
3
|
Reaksi
diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi yang relatif kecil
|
Reaksi
diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi yang sangat besar
|
4
|
Laju
reaksi dipengaruhi oleh suhu, tekanan, katalis dan konsentrasi
|
Laju
reaksi biasanya tidak dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan katalis
|
a.
Reaksi
Pembelahan Inti (Reaksi Fisi)
Sesaat
sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok ilmuwan mempelajari hasil reaksi
yang diperoleh jika uranium ditembak dengan neutron. Otto Hahn dan F.
Strassman, berhasil mengisolasi suatu senyawa unsur golongan II A, yang
diperoleh dari penembakan uranium dengan neutron. Mereka menemukan bahwa jika
uranium ditembak dengan neutron akan menghasilkan beberapa unsur menengah yang
bersifat radioaktif. Reaksi ini disebut reaksi
pembelahan inti atau reaksi fisi.
Proses reaksi fisi (pembelahan inti) terjadi karena inti menyerap suatu
partikel. Inti yang mudah membelah adalah inti-inti berat menjadi dua atau
lebih inti yang lebih ringan disertai pemancaran energy dan partikel elementer.
Peluruhan
ini disertai dengan memancarkan sinar beta dan gamma hingga terbentuk isotop
yang stabil. Akibatnya, reaksi fisi ini akan mengakibatkan reaksi berantai
sehingga menghasilkan energy besar. Reaksi fisi digunakan sebagai dasar
pembuatan reactor nuklir dan bom atom. Energy yang dihasilkan disebut energi
nuklir. Reaksi yang merupakan reaksi pemecahan inti atom dengan
pelepasan banyak energy disebut reaksi fisi nuklir. Fisi nuklir
membuktikan kebenaran bahwa materi dapat berubah menjadi energi.
Contoh reaksi fisi.
Pada
reaksi fisi terjadi hal-hal berikut:
1) Inti atom membelah menjadi dua atom
lain yang massanya lebih kecil
2) Inti atom membelokkan energi dalam
jumlah yang besar
3) Inti atom memancarkan beberapa
neutron
Dari
reaksi fisi telah ditemukan lebih dari 200 isotop dari 35 cara sebagai hasil
pembelahan uranium-235. Ditinjau dari sudut kestabilan inti, hasil pembelahan
mengandung banyak proton. Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat bahwa
setiap pembelahan inti oleh satu neutron menghasilkan dua sampai empat neutron.
Setelah satu atom uranium-235 mengalami pembelahan, neutron hasil pembelahan
dapat digunakan untuk pembelahan atom uranium-235 yang lain dan seterusnya
sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Bahan pembelahan ini harus cukup
besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam cuplikan itu. Jika
cuplikan terlampau kecil, neutron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi
rantai.
b.
Reaksi
Fusi
Reaksi
fusi atau penggabungan adalah reaksi penggabungan antara dua atau lebih inti
ringan yang menghasilkan inti lebih berat, partikel elementer, dan pemancaran
energy. Reaksi fusi terjadi pada suhu sekitar 100 juta derajat celcius. Reaksi
yang terjadi pada suhu sebesar ini disebut reaksi
termonuklir.
Secara
teoritis, reaksi fusi lebih menguntungkan daripada reaksi fisi. Hal ini
disebabkan energy yang dihasilkan pada reaksi fusi lebih besar daripada energy
pada reaksi fisi. Inti atom hasil reaksi fusi lebih stabil sehingga pancaran
radioaktif dari bahaya radiasi yang ditimbulkan dapat dihindari. Reaksi fusi terjadi
pada bintang (Matahari) dan bom hidrogen.
1)
Reaksi Fusi dalam Bintang (Matahari)
Matahari adalah salah satu bintang yang merupakan sumber
energi bumi. Energi yang dihasilkan oleh matahari kemudian dipancarkan ke bumi
merupakan hasil dari reaksi inti. Reaksi inti yang terjadi dalam bintang
termasuk Matahari merupakan reaksi fusi. Reaksi ini meliputi beberapa jenis,
antara lain daur proton-proton, daur karbon, dan reaksi temperatur tinggi.
a)
Reaksi Fusi Daur Proton-Proton
Matahari yang merupakan salah satu bintang
memiliki suhu terasnya 1,5 × 107 K sehingga cukup untuk memulai
reaksi daur proton-proton. Reaksi fusi daur proton-proton yang terjadi di
Matahari dengan tahapan sebagai berikut:
1.
Reaksi
pembentukan deuteron ()
+ ®
+ + E
2.
Reaksi
pembentukan ()
+ ® + γ + E
3.
Reaksi
pembentukan inti helium ()
+ ® + 2 + E
Keterangan
: = proton
= positron
b)
Reaksi Fusi Daur Karbon
Di alam terdapat bintang yang lebih
besar dari matahari, sehingga memiliki suhu terasnya lebih dari 1,5 × 107
K. pada bintang ini dapat terjadi reaksi fusi daur karbon dengan
langkah-langkah reaksi sebagai berikut:
(1)
+ ® + g (4) + ® + g
(2)
® + e+ + v (5) ® + e+ + v
(3)
+ ® + g (6) + ® +
Hasil
reaksi daur karbon meliputi sebuah partikel alfa, dua positron, dan empat
proton disertai pelepasan energy. Karbon berlaku sebagai
katalisator, kerena inti muncul lagi pada akhir proses.
c)
Reaksi Fusi Temperatur Tinggi
Jika semua
hydrogen dalam bintang kira-kira 10% massa total bintang telah berubah menjadi
helium, maka kontraksi gravitasi meningkatkan temperature teras sehingga
mencapai 108 K. Temperatur ini diperlukan untuk memulai fusi helium.
Reaksi ini melibatkan tiga partikel alfa dari inti karbon dengan energy yang
dilepaskan 7,5 Mev.
+ + ®
Dalam
bintang yang sangat berat, temperature teras sangat tinggi, maka reaksi fusi
yang melibatkan karbon mungkin terjadi. Reaksi fusi tersebut sebagai berikut:
+ ®
+ ®
+ ®
+
2)
Reaksi Fusi pada Bom Hidrogen
Reaksi fusi ini merupakan dasar
pembuatan bom hidrogen (bom-H). Energi yang dihasilkan bom hydrogen berasal
dari pengurangan massa sebelum dan sesudah reaksi fusi (defek massa). Persamaan
reaksi pada bom hidrogen dinyatakan pada persamaan berikut:
+ ®
+ + E
c. Reaksi Transmutasi
Transmutasi
inti atau transmutasi nuklir adalah perubahan atau peristiwa peluruhan suatu
unsur kimia atau isotop menjadi unsur kimia atau isotop lain melalui reaksi
nuklir. Di alam berlangsung transmutasi nuklir natural yang terjadi pada unsur
radioaktif yang secara spontan meluruh selama kurun waktu bertahun-tahun dan
akhirnya berubah menjadi unsur yang lebih setabil. Transmutasi nuklir buatan
dapat dilakukan dengan menggunakan reaktor fisi, reaktor fusi atau alat
pemercepat partikel (particle accelerator). Transmutasi nuklir buatan dilakukan
dengan tujuan mengubah unsur kimia atau radioisotop dengan tujuan tertentu.
Limbah radioaktif yang dihasilkan dari reaktor nuklir yang mempunyai umur
sangat panjang dapat saja ditransmutasikan menjadi radioisotop yang lebih
stabil dan memancarkan radioaktivitas dengan umur yang lebih pendek.
Reaksi
fisi dan reaksi fusi sebenarnya juga dapat digolongkan sebagai transmutasi
inti, karena dalam kedua reaksi nuklir tersebut terjadi perubahan inti atom yang
dapat menyebabkan perubahan unsur kimia atau isotop.
Salah
satu contoh transmutasi nuklir buatan yang menunjukkan bahwa suatu unsur kimia
dapat diubah menjadi unsur kimia baru lainnya dibuktikan oleh Lord Rutherford
pada tahun 1919, yaitu dengan cara membombardir unsur nitrogen dengan sinar
alfa yang menghasilkan unsur oksigen dan partikel proton. Reaksi dari
transmutasi ini dapat ditulis sebagai:
Berbagai
transmutasi nuklir terjadi dalam sebuah reaktor nuklir, dari transmutasi nuklir
tersebut ada beberapa transmutasi yang disengaja dan diperhitungkan kejadiannya
untuk tujuan tertentu misalnya untuk mengubah bahan yang tidak dapat membelah
menjadi bahan fisil, atau mengubah radioisotop berumur sangat panjang menjadi
radioisotop yang lebih pendek umurnya atau bahkan menjadi unsur stabil yang
tidak memancarkan radioaktif. Bahan yang dapat diubah menjadi bahan fisil
disebut sebagai bahan fertil. Reaksi nuklir transmutasi tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut. Transmutasi bahan fertil (thorium-232 dan uranium-238)
menjadi bahan fisil (U-233 dan Pu-239):
d.
Reaksi Berantai (Chain Reaction)
Pada
persamaan fisi isotop U-235 (lihat reaksi di atas) digunakan
sebuah neutron. Akan tetapi, reaksi kembali membentuk tiga neutron. Ketiga
neutron tersebut, apabila semuanya bertemu dengan isotop U-235 lainnya, dapat
memulai pemecahan (fisi) lainnya, yang akan menghasilkan lebih banyak neutron.
Ini merupakan efek domino yang telah lama diketahui manusia. Dalam istilah
kimia inti, serangkaian pemecahan inti ini disebut reaksi beranai (chain
reaction).
Reaksi
berantai ini bergantung pada banyaknya neutron yang dilepaskan, bukan
pada banyaknya neutron yang digunakan selama reaksi inti. Saat kita menuliskan
persamaan reaksi fisi isotop U-238 (isotop Uranium yang lebih
melimpah di alam), kita hanya menggunakan satu neutron dan mendapatkan satu
neutron pula. Reaksi berantai tidak dapat terjadi pada isotop U-238. Hanya
isotop yang dapat menghasilkan neutron berlebihan pada pemecahannya yang dapat
mengalami chain reaction. Jenis isotop ini dikatakan dapat
pecah. Hanya ada dua isotop utama yang dapat dipecah selama
reaksi inti, yaitu U-235 dan Pu-239.
Rahasia
untuk mengendalikan reaksi berantai adalah dengan mengendalikan
jumlah neutron. Apabila neutron dapat dikendalikan, energi yang dilepaskan
dapat dikendalikan. Itulah yang dilakukan oleh para ilmuwan pada Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dalam beberapa hal, pembangkit listrik tenaga
nuklir sama dengan pembangkit listrik konvensional yang menggunakan bahan bakar
fosil . Pada jenis pembangkit listrik ini, bahan bakar fosil (batu bara, minyak
bumi, gas alam) dibakar, dan panasnya digunakan untuk mendidihkan air yang
digunakan untuk membuat uap air. Uap airnya kemudian digunakan untuk
menggerakkan turbin yang disambungkan ke generator yang menghasilakn listrik.
Perbedaan
nyata antara pembangkit listrik konvensional dan nuklir adalah pembangkit
listrik tenaga nuklir menghasilkan panasnya melalui reaksi berantai
pemecahan inti isotop. Di Amerika, terdapat kira-kira 100 reaktor
nuklir yang menghasilkan sekitar 20 persen kebutuhan listrik negara. Di
Perancis, hampir 80 persen listrik negara dihasilkan melalui chain
reaction. Keuntungan penggunaan tenaga nuklir adalah tidak perlu
membakar bahan bakar fosil (menghemat sumber bahan bakar fosil untuk
menghasilkan plastik dan obat-obatan) dan tidak ada produk hasil pembakaran
seperti CO2, SO2, dan lainnya yang dapat mencemari air
dan udara. Akan tetapi, masih terdapat sejumlah masalah yang berhubungan dengan
penggunaan tenaga nuklir.
Masalah
pertama adalah biaya. Masalah berikutnya adalah ketersediaan isotop U-235
sangat terbatas. Dari semua Uranium yang terdapat di alam, hanya sekitar 0,75
persennya merupakan U-235. Sebagian besar merupakan isotop U-238 yang tidak
dapat dipecah. Keterbatasan jumlah bahan bakar nuklir serupa dengan keterbatasan
sumber daya bahan bakar fosil yang tersedia di alam. Akan tetapi, yang menjadi
masalah utama (krusial) penggunaan tenaga nuklir adalah tingkat keamanan
penggunaan nuklir dan pengelolaan limbah nuklir. Reaktor nuklir harus
benar-benar aman dan tidak menghasilkan radiasi yang membahayakan kesehatan
para petugas maupun penduduk di area reaktor nuklir berdiri. Sebagai tambahan,
limbah yang dihasilkan harus diolah sedemikian rupa agar tetap aman dan tidak
membahayakan kesehatan manusia.
X.
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop digunakan
sebagai perunut dan sumber radiasi
Dewasa ini, penggunaan radioisotop untuk maksud-maksud damai
(untuk kesejahteraan umat manusia) berkembang dengan pesat. Pusat listrik
tenaga nuklir (PLTN) adalah salah satu contoh yang sangat populer. PLTN ini
memanfaatkan efek panas yang dihasilkan reaksi inti suatu radioisotop ,
misalnya U-235. Selain untuk PLTN, radioisotop juga telah digunakan dalam
berbagai bidang misalnya industri, teknik, pertanian, kedokteran, ilmu
pengetahuan, hidrologi, dan lain-lain.
Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikataan
bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kirnia yang sama dengan isotop stabil.
Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti
isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi
didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat
mempengaruhi materi maupun mahluk. Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek
fisis: efek kimia, maupun efek biologi. Oleh karena itu, sebelum membahas
pengunaan radioisotop kita akan mengupas terlebih dahulu tentang satuan radiasi
dan pengaruh radiasi terhadap materi dan mahluk hidup.
· Radioaktif
Sebagai Perunut.
Sebagai
perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem
itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop
mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop
dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan
senyawa itu dapat dipantau
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai
perunut untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit al:teknesium
(Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133
(xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan
diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung,
hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang
sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama
untuk mendeteksi kerusakan jantung 1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok,
hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat
digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk
mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam
pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah
ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium
tsb.
Xe-133
digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor
dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang,
radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu
dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan untuk terapi kanker
kelenjar tiroid.
A. Bidang
lndustri
Untuk
mempelajari pengaruh oli dan afditif pada mesin selama mesin bekerja digunakan
suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain
dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.
B. Bidang
Hidrologi.
1.Mempelajari
kecepatan aliran sungai.
2.Menyelidiki
kebocoran pipa air bawah tanah.
C. Bidang
Biologis
1.
Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2.
Mempelajari reaksi pengesteran.
3.
Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
· Radioisotop
sebagai sumber radiasi.
A.
Bidang Kedokteran
1)
Sterilisasi radiasi.
Radiasi
dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan
untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi
mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional
(menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi
radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi
radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena
dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri
lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu
disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
2)
Terapi tumor atau kanker.
Berbagai
jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau
tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker
atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel
kanker tersebut.
B.
Bidang pertanian.
1)
Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi
dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium
dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu
diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di
daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama
setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak
akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan
mengurangi populasi.
2)
Pemuliaan tanaman
Pemuliaan
tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan
radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang
bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah
yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman
berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
3)
Penyimpanan makanan
Kita
mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama
akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu.
Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu
sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
C. Bidang
Industri
1)
Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi
sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan
las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa
semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang
diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah
logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang
berongga itu film akan lebih hitam,
2)
Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan
produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat
dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas
radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor
radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal,
maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme
alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3)
Pengawetan hahan
Radiasi
juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang
seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena
inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman
sehingga dapat disimpan lebih lama.
XI.
DAMPAK RADIOAKTIF
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya
ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari
pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma
yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel
neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang
biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang
berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur
zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik
tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif
pada umat manusia seperti berikut di bawah ini :
1.
Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukimia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya berkurang
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukimia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya berkurang
Pengaruh Radiasi pada Makhluk Hidup
Akibat
radiasi yang melebihi dosis yang diperkenankan dapat menimpa seluruh tubuh atau
hanya lokal. Radiasi tinggi dalam waktu singkat dapat menimbulkan efek akut
atau seketika sedangkan radiasi dalam dosis rendah dampaknya baru terlihat
dalam jangka waktu yang lama atau menimbulkan efek yang tertunda. Radiasi zat
radioaktif dapat memengaruhi kelenjarkelenjar kelamin, sehingga menyebabkan
kemandulan. Berdasarkan dari segi cepat atau lambatnya penampakan efek biologis
akibat radiasi radioaktif ini, efek radiasi dibagi menjadi seperti berikut.
1. Efek segera
Efek ini muncul
kurang dari satu tahun sejak penyinaran. Gejala yang biasanya muncul adalah
mual dan muntah muntah, rasa malas dan lelah serta terjadi perubahan jumlah
butir darah.
2. Efek tertunda
Efek ini muncul setelah lebih dari satu
tahun sejak penyinaran. Efek tertunda ini dapat juga diderita oleh turunan dari
orang yang menerima penyinaran
DAFTAR
PUSTAKA
21/12/2012 20:18
21/12/2012 20:22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar