OKSIGEN
I.
DEFINISI
Sejarah
Oksigen pertama kali
ditemukan oleh seorang ahli obat Carl Wilhelm Scheele.
Ia menghasilkan gas oksigen dengan mamanaskan raksa oksida dan berbagai nitrat
sekitar tahun 1772. Scheele menyebut gas ini 'udara api' karena ia murupakan
satu-satunya gas yang diketahui mendukung pembakaran. Ia menuliskan
pengamatannya ke dalam sebuah manuskrip yang berjudul Treatise on Air and
Fire, yang kemudian ia kirimkan ke penerbitnya pada tahun 1775. Namun,
dokumen ini tidak dipublikasikan sampai dengan tahun 1777. Joseph Priestley
biasanya diberikan prioritas dalam penemuan oksigen
Pada saat yang sama, seorang pastor Britania,
Joseph Priestley,
melakukan percobaan yang memfokuskan cahaya matahari ke raksa oksida
(HgO) dalam tabung gelas pada tanggal 1 Augustus 1774. Percobaan ini menghasilkan
gas yang ia namakan 'dephlogisticated air’. Ia mencatat bahwa lilin akan
menyala lebih terang di dalam gas tersebut dan seekor tikus akan menjadi lebih
aktif dan hidup lebih lama ketika menghirup udara tersebut. Setelah mencoba
menghirup gas itu sendiri, ia menulis: "The feeling of it to my lungs was
not sensibly different from that of common air, but I fancied that my breast
felt peculiarly light and easy for some time afterwards." Priestley
mempublikasikan penemuannya pada tahun 1775 dalam sebuah laporan yang berjudul
"An Account of Further Discoveries in Air". Laporan ini pula
dimasukkan ke dalam jilid kedua bukunya yang berjudul Experiments and
Observations on Different Kinds of Air.[54][49]
Oleh karena ia mempublikasikan penemuannya terlebih dahulu, Priestley biasanya
diberikan prioritas terlebih dahulu dalam penemuan oksigen.
Seorang kimiawan Perancis, Antoine Laurent Lavoisier
kemudian mengklaim bahwa ia telah menemukan zat baru secara independen. Namun,
Priestley mengunjungi Lavoisier pada Oktober 1774 dan memberitahukan Lavoisier
mengenai eksperimennya serta bagaimana ia menghasilkan gas baru tersebut.
Scheele juga mengirimkan sebuah surat kepada Lavoisier pada 30 September 1774
yang menjelaskan penemuannya mengenai zat yang tak diketahui, tetapi Lavoisier
tidak pernah mengakui menerima surat tersebut (sebuah kopian surat ini
ditemukan dalam barang-barang pribadi Scheele setelah kematiannya).
Oksigen dihasilkan industri oleh
distilasi fraksional dari udara cair, penggunaan zeolit untuk menghilangkan
karbon dioksida dan nitrogen dari udara, elektrolisis air dan sarana lainnya.
Penggunaan oksigen termasuk produksi baja, plastik dan tekstil, propelan roket,
terapi oksigen, dan mendukung kehidupan di pesawat terbang, kapal selam,
spaceflight dan menyelam.
Isotop oksigen 16O(kelimpahan 99.762%), 17O (0.038%),
dan 18O (0.200%). 17O memiliki spin I = 5/2 dan isotop
ini adalah nuklida yang penting dalam pengukuran NMR. 18O digunakan
sebagai perunut dalam studi mekanisme reaksi. Isotop ini juga bermanfaat untuk
penandaan garis absorpsi spektrum IR atau Raman dengan cara efek isotop.
Dioksigen, O2, dalam keadaan dasar memiliki dua spin yang tidak
paralel dalam orbital molekulnya, menunjukkan sifat paramagnetisme dan disebut
oksigen triplet. Dalam keadaan tereksitasi, spinnya berpasangan dan
dioksigen menjadi diamagnetik, disebut oksigen singlet. Oksigen singlet sangat
penting untuk sintesis kimia, sebab oksigen singlet ini memiliki kereaktifan
karakteristik. Oksigen singlet dihasilkan dalam larutan dengan reaksi transfer
energi dari kompleks yang teraktivasi oleh cahaya atau dengan pirolisis ozonida
(senyawa O3).
Oksigen adalah unsur dengan nomor atom 8
dan diwakili oleh simbol O. Oksigen adalah anggota kelompok halcogen pada tabel
periodik, dan merupakan masa yang sangat reaktif 2 elemen non logam yang siap
membentuk senyawa (terutama oksida) dengan hampir semua unsur lainnya. Pada
suhu dan tekanan standar, dua atom dari mengikat unsur untuk membentuk
dioksigen, tidak berwarna, tidak berbau, gas diatomik hambar dengan formula O2.
Dengan massa, oksigen adalah unsur ketiga yang paling melimpah di alam semesta
setelah hidrogen dan helium dan faktor yang paling berlimpah oleh massa di
kerak bumi gas oksigen diatomik merupakan 20,8% dari volume udara.
Semua kelas utama molekul struktural
dalam organisme hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung
oksigen, seperti halnya senyawa anorganik utama yang terdiri dari cangkang
binatang, gigi, dan tulang. Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari
air oleh cyanobacteria, ganggang dan tanaman selama fotosintesis dan digunakan
dalam respirasi selular untuk semua kehidupan yang kompleks. Oksigen adalah
racun bagi obligately organisme anaerobik. Anaerob adalah bentuk dominan dari
awal kehidupan di Bumi sampai O2 mulai menumpuk di atmosfer sekitar
2,5 milyar tahun yang lalu. Bentuk lain (alotrop) oksigen, ozon (O3),
membantu melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet dengan ketinggian lapisan
ozon, tetapi merupakan polutan di dekat permukaan di mana ia merupakan produk
sampingan dari kabut asap. Pada orbit bumi rendah bahkan lebih tinggi
ketinggian oksigen atom adalah sebuah kehadiran yang signifikan dan penyebab
terjadinya erosi untuk pesawat ruang angkasa.
II.
SIFAT-SIFAT OKSIGEN
1. Struktur
Pada
temperatur dan tekanan standar,
oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa dengan rumus kimia O2,
di mana dua atom oksigen secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron
triplet spin.
Ikatan ini memiliki orde ikatan
dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda
ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga
elektron.
Oksigen triplet
merupakan keadaan dasar
molekul O2. Konfigurasi elektron molekul ini memiliki dua elektron
tak berpasangan yang menduduki dua orbital molekul
yang berdegenerasi. Kedua orbital ini dikelompokkan sebagai antiikat
(melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi dua), sehingga ikatan oksigen
diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan rangkap tiga nitrogen.
Dalam
bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik
oleh karena spin
momen magnetik
elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi pertukaran
negatif antara molekul O2 yang bersebelahan. Oksigen cair akan
tertarik kepada magnet,
sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair akan terbentuk
di antara dua kutub magnet kuat.
Oksigen singlet,
adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin elektronnya
berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik
pada umumnya. Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama
fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer
melalui fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem
kekebalan tubuh sebagai sumber oksigen aktif. Karotenoid
pada organisme yang berfotosintesis (kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan
peran yang penting dalam menyerap oksigen singlet dan mengubahnya menjadi
berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia menyebabkan kerusakan pada
jaringan.
2. Alotrop
Alotrop
oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen O2.
Ia memiliki panjang ikat 121 pm
dan energi ikat 498 kJ·mol-1.
Alotrop oksigen ini digunakan oleh makhluk hidup dalam respirasi sel
dan merupakan komponen utama atmosfer bumi.
Trioksigen
(O3), dikenal sebagai ozon,
merupakan alotrop oksigen yang sangat reaktif dan dapat merusak jaringan paru-paru.
Ozon diproduksi di atmosfer bumi ketika O2 bergabung dengan oksigen
atomik yang dihasilkan dari pemisahan O2 oleh radiasi ultraviolet
(UV). Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan sangat kuat, lapisan ozon
yang berada di atmosfer berfungsi sebagai perisai radiasi yang melindungi
planet. Namun, dekat permukaan bumi, ozon merupakan polutan udara yang dibentuk
dari produk sampingan pembakaran otomobil. Akhir-akhir ini ozon diketahui
memiliki peran yang sangat penting dalam menyaring radiasi ultraviolet dari
matahari yang membahayakan, dan memegang peranan penting dalam melindungi
kehidupan di bumi dari kerusakan fotokimia. Kini jelas bahwa
khlorofluorokarbon, yang sering digunakan sebagai refrigeran atau sebagai
pembersih komponen elektronik, juga merusak lapisan ozon, dan aksi yang sesuai
telah dilakukan dalam skala global untuk menanggulangi masalah lingkungan yang
serius ini.
Molekul
metastabil
tetraoksigen
(O4) ditemukan pada tahun 2001, dan diasumsikan terdapat pada salah
satu enam fase oksigen padat.
Hal ini dibuktikan pada tahun 2006, dengan menekan O2 sampai dengan
20 GPa,
dan ditemukan struktur gerombol rombohedral
O8. Gerombol ini berpotensi sebagai oksidator
yang lebih kuat daripada O2 maupun O3, dan dapat
digunakan dalam bahan bakar
roket. Fase logam oksigen ditemukan pada tahun 1990 ketika oksigen padat
ditekan sampai di atas 96 GPa. Ditemukan pula pada tahun 1998 bahwa pada suhu
yang sangat rendah, fase ini menjadi superkonduktor.
3.
Sifat fisik
Oksigen adalah unsur
ketiga terbanyak yang ditemukan berlimpah di matahari, dan memainkan peranan
dalam siklus karbon-nitrogen, yakni proses yang diduga menjadi sumber energi di
matahari dan bintang-bintang. Oksigen dalam kondisi tereksitasi memberikan
warna merah terang dan kuning-hijau pada Aurora Borealis. Warna oksigen cair
adalah biru seperti warna biru langit. Fenomena ini tidak berkaitan; warna biru
langit disebabkan oleh penyebaran Rayleigh.
Oksigen lebih larut
dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu molekul O2
untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio atmosferik yang
sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0 °C,
konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 mg·L−1, manakala pada suhu
20 °C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg·L−1. Pada suhu 25 °C
dan 1 atm
udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL)
oksigen per liter,
manakala dalam air laut
mengandung sekitar 4,95 mL per liter. Pada suhu 5 °C, kelarutannya
bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 °C) per liter untuk
air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.
Oksigen mengembun pada 90,20 K
(−182,95 °C, −297,31 °F), dan membeku pada 54.36 K
(−218,79 °C, −361,82 °F). Baik oksigen cair dan oksigen padat
berwarna biru langit. Hal ini dikarenakan oleh penyerapan warna merah. Oksigen
cair dengan kadar kemurnian yang tinggi biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat
udara cair; Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari pengembunan udara,
menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen merupakan zat yang sangat
reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Oksigen mendidih pada 90,20 K
(−182,95 °C, −297,31 °F), dan membeku pada 54.36 K (−218,79 °C, −361,82
°F). Baik oksigen cair dan oksigen padat berwarna biru langit. Hal ini
dikarenakan oleh penyerapan panjang gelombang warna merah. Oksigen cair dengan
kadar kemurnian yang tinggi biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat
udara cair. Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari pengembunan udara,
menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen merupakan zat yang sangat
reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar. Pada suhu dan tekanan biasa, oksigen didapati sebagai
dua atom oksigen dengan formula kimia O2.
Oksigen merupakan
gas yang dibebaskan oleh tumbuhan ketika proses fotosintesis, dan diperlukan oleh hewan untuk pernafasan. Perkataan
oksigen terdiri daripada dua perkataan Greek, oxus (asid) dan gennan (menghasilkan). Oksigen cair dan
pepejal mempunyai warna biru lembut dan mempunyai sifat paramagnet (mudah
menjadi magnet). Oksigen
cair biasanya
dihasilkan dengan proses perbedaan suhu dari udara cair (disejukkan sehingga
menjadi cair). Berikut ini perbandingan sifat fisik
oksigen dengan unsur-unsur segolongannya, yaitu Sulfur, Selenium, Tellurium dan
Polonium.
|
Unsur
|
Lambang Atom
|
Titik Leleh (°C)
|
Titik Didih (°C)
|
Bentuk (pada suhu kamar)
|
Oksigen
|
O
|
-218
|
-183
|
Gas tak berwarna
|
Belerang
|
S
|
113
|
445
|
Kuning, serbuk padat
|
Selenium
|
Se
|
217
|
685
|
Hijau kebiru-biruan
|
Tellurium
|
Te
|
452
|
1390
|
Putih keperakan-logam
|
Polonium
|
Po
|
254
|
962
|
Radioaktif
|
Sifat Fisik Oksigen
Massa
atom relative
|
15,9944
g/mol
|
Konfigurasi
electron
|
1s2
2s2 2s4
|
Jai-jari
atom
|
|
Jari-jari
kovalen
|
|
Keelektronegatifan
|
|
Energi
Ionisasi (I)
|
1313,9 kJ/mol
|
Energi
Ionisasi (II)
|
3388,3 kJ/mol
|
Energ
Ionisasi (III)
|
5300,5 kJ/mol
|
Kerapatan
|
1,27 padatan
|
Titik
Beku
|
-218,9°C
|
Titik
leleh
|
-182,9°C
|
Potensial
Elektroda
|
+0,401
|
(0°C;101,325kPa)
1,429 g/L |
|
Paramagnetik
|
4. Sifat
Kimia
Ada tiga isotop oksigen
yang terdapat dialam 16O (99,76%), 17O (0,04%), dan 18O
(0,2%) dengan bobot isotop per sma 16O 15,9949, 17O
16,9991, 18O 17,9992. oksigen merupakan unsur utama dalam
kerak bumi yaitu merupakan kurang lebih 46,6% massa kerak bumi, 89% dalam air
dan kira-kira 21% di atmosfir. Oksigen dengan konfigurasi elektron 1s2
2s2 2p4 dapat ,membentuk dua ikatan kovalen.
Suatu sifat khas yang
jelas pada unsur-unsur grup VI A adalah, bahwa atom-atom mereka hanya
memerlukan dua elektron lagi untuk mencapai konfigurasi s2 p6
dari gas mulia. Karena itu mereka sering bereaksi sebagai zat pengoksid dengan
mencapai keadaan oksidasi -2. oksigen adalah zat pengoksid yang paling kuat.
III.
SENYAWA OKSIGEN
Oksigen dengan konfigurasi elektron [He] 2s2
2p4 adalah unsur yang sangat elektronegatif (skala paulling = 3,5),
nomor dua terbesar seelah fluor (skala paulling = 4,1). Oleh karena itu, semua
unsur bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa oksida, kecuali gas mulia.
Selain itu, juga membentuk senyawa peroksida dan superoksida. Ini dimungkinkan
karena oksigen dapat mempunyai bebrapa bilangan oksidasi, dalam senyawanya,
seperti pada tabel berikut ini :
Biloks Oksigen
|
Dalam Bentuk
|
Pada Senyawa
|
Contoh
|
-1/2
|
O2-
|
Superoksida
|
KO2
|
-1
|
O22-
|
Peroksida
|
Na2O2, BaO2
|
-2
|
O2-
|
Oksida
|
H2O, Na2O, Cl2O5, MgO
|
0
|
Unsur oksigen dan alotropinya
|
O2 dan O3
|
|
+2
|
O2+
|
Senyawaan Fluor
|
OF2
|
1.
Senyawa
oksida
Oksigen sangat
reaktif, dan bereaksi langsung dengan banyak unsur membentuk oksida. Air adalah
oksida hidrogen dan perannya sangat krusial bagi lingkungan global dan
kehidupan.
2.
Senyawa
Peroksida
Senyawa peroksida yang banyak digunakan adalah hydrogen peroksida H2O2,
yaitu untuk pemutih pulp kertas, tekstil, kulit, lemak dan minyak rambut. Dalam
industry digunakan sebagai pereaksi kimia organic, polimer, obat-obatan, dan
produksi makanan. Hydrogen peroksida encer digunakan dalam rumah tangga untuk
antiseptic ringan dan pemutih kain.
Hidrogen peroksida murni merupakan cairan tak
berwarna yang membeku pada -0,46oC dan mendidih 150,2oC.
Cairannya lebih kental dari pada air dengan massa jenisnya 1,44225 g/mL (pada
25oC). Molekulnya menunjukan ikatan O-O seperti yang ditunjukkan
oleh struktur Lewis :
Hidrogen
peroksida mempunyai nilai pKa = 11,75, bersifat asam sangat lemah dan sebagai
proton akseptor, seperti ditunjukan dalam reaksi berikut ini :
H2O2
(aq) + H3O+(aq) H2O(aq)
+ H3O+ (aq)
Namun
demikian, hydrogen peroksida merupakan oksidator kuat dalam suasana asam maupun
basa. Ini terlihat dari potensial reduksi standarnya :
H2O2
(aq) + 2H+(aq) + 2e- 2
H2O
E0=+1,77 V (1)
O2(g)
+ 2H+(aq) + 2e- ↔ H2O2
(aq)
E0=+0,69 V (2)
HO2-(aq)
+ H2O + 2e- ↔ 3OH-(aq)
E0=+0,87 V (3)
Laju
reaksi Hidrogen peroksida mudah terurai menjadi air dan oksigen setelah
disimpan lama. Reaksinya, sebagai berikut:
2
H2O2 (l) → 2 H2O + O2(g) ∆H= -197
kJ/mol
Penguraian
ini dipercepat oleh adanya, panas , ion logam berat, dan kotoran. Bahkan air
dan oksigen yang menjadi produk penguraiannya juga mempercepat proses
penguraian selanjutnya.
3.
Senyawa Superoksida
Senyawa
superoksida Na, K, dan Rb dibuat dari peroksidanya. Contohnya sebagai berikut:
K2O2
+ O2 300
atm / 500C 2KO2
Dalam
sistem tertutup seperti pada kapal selam, kalium superoksida digunakan untuk
menghilangkan gas karbon dioksida hasil pernafasan para kru kapal selam.
Reaksinya sebagai berikut :
4
KO2 (s) + 2CO2 (g) ↔2K2CO3 (s) + 3O2
(g)
Reaksi
diatas memungkinkan terjadinya regenerasi gas oksigen yang diperlukan untuk
pernafasan.
Superoksida
ionik, MO2, dibentuk oleh interaksi O2 dengan K, Rb, atau
Cs sebagai padatan Kristal kuning sampai jingga. NaO2 dapat diperoleh
hanya dengan reaksi Na2O2 dengan O2 pada 300
atm dan 500°C. LiO2 tidak dapat diisolasi. Superoksida alkali tanah,
Mg, Zn, dan Cd hanya terdapat dalam konsentrasi kecil sebagai larutan padat
dalam peroksida. Ion O2- mempunyai satu elektron tidak
berpasangan. Superoksida adalah zat pengoksidasi yang sangat kuat. Mereka
bereaksi kuat dengan air
2
O2- + H2O → O2 + HO2-
+ OH-
2
HO2- → 2OH- + O2 (lambat)
Reaksi
dengan CO2, yang melibatkan intermediet peroksokarbonat, digunakan
untuk menghilangkan CO2 dan meregenerasi O2 dalam system
tertutup (misalnya kapal selam). Reaksi keseluruhan adalah
4MO2(s) + 2CO2(g)
→ 2M2CO3(s) + 3O2(g)
4.
H2O
Sembilan puluh tujuh persen air ada di laut, 2% ada sebagai es di kutub
dan air tawar hanya merupakan sedikit sisanya saja. Sifat kimia dan fisika
dasar air sangat penting dalam kimia. Sifat-sifat kimia utamanya diberikan
dalam Tabel 4.1. Sebagian besar sifat anomali air disebabkan oleh ikatan
hidrogen yang kuat. Sifat fisik air berbeda cukup besar dengan keberadaan
isotop hidrogen. Paling tidak ada 9 polimorf es yang diketahui dan
struktur kristalnya bergantung pada kondisi pembekuan es.
Air memiliki sudut ikatan 104.5o dan panjang ikatan 95.7 pm
dalam molekul bebasnya. Telah dideskripsikan di bagian 3.4 (b) autoionisasi air
menghasilkan ion oksonium, H3O+. Penambahan air
lebih lanjut menghasilkan [H(OH2)n]+ (H5O2+,
H7O3+, H9O4+,
dan H13O6+), dan struktur berbagai spesies ini
telah ditentukan.
5.
Hidrogen Peroksida (H2O2)
Hidrogen peroksida adalah cairan yang hampir tak berwarna (mp
-0.89o C dan bp (diekstrapolasikan) 151.4o C), bersifat
sangat eksplosif dan berbahaya dalam konsentrasi tinggi. Biasanya hidrogen
peroksida digunakan sebagai larutan encer, tetapi larutan dalam air 90%
digunakan. Karena hidrogen peroksida digunakan dalam jumlah besar sebagai bahan
pengelantang untuk serat dan kertas, proses sintetik industri skala besar telah
dibuat. Proses ini menggunakan reaksi katalitik sangat lunak untuk
menghasilkan larutan encer hidrogen peroksida dari udara dan hidrogen dengan
menggunakan antrakuinon tersubstitusi. Larutan encer ini kemudian
dipekatkan. Bila deuterium peroksida dipreparasi di laboratorium, reaksi
berikut digunakan.
K2S2O8 + 2 D2O
→ D2O2 + 2 KDSO4
Hidrogen peroksida terdekomposisi menjadi air dan oksigen dengan
keberadaan mangan dioksida, MnO2. Hidrogen peroksida dapat
bereaksi sebagai oksidator maupun reduktor bergantung ko-reaktannya. Potensial
reduksinya dalam asam diungkapkan dalam diagram Latimer.
Bentuk lain
Ozon adalah gas yang secara alami
terdapat di dalam atmosfir. Masing-masing molekul ozon terdiri dari tiga buah
atom oksigen dan dinyatakan sebagai O3. Ozon bisa dijumpai di dua
wilayah atmosfir. Sekitar 10% ozon berada di lapisan troposfir, yaitu wilayah
atmosfir yang paling dekat dengan permukaan bumi dari permukaan bumi hingga
ketinggian 10-16 kilometer. Sekitar 90% persen ozon berada di lapisan
stratosfir, yaitu wilayah atmosfir yang terletak mulai dari puncak troposfir
hingga ketinggian sekitar 50 kilometer. Ozon yang berada di stratosfir sering
kali disebut lapisan ozon.
Ozon ditemukan di laboratorium pada
pertengahan tahun 1800an. Keberadaan ozon di atmosfir kemudian ditemukan
menggunakan metoda pengukuran secara kimiawi dan optis. Kata ozon berasal dari
bahasa Yunani: ozein yang berarti berbau. Ozon memiliki bau yang sangat
kuat sehingga keberadaannya mudah diketahui walaupun dalam konsentrasi yang
rendah.
Ozon akan dengan cepat dapat bereaksi
dengan berbagai bahan-bahan kimia dan dalam konsentrasi yang sangat banyak
bersifat mudah meledak ( explosive ) . Pelepasan muatan listrik (electrical
discharges) pada umumnya digunakan untuk membuat ozon dalam proses industri
seperti proses pemurnian udara dan air, pemutihan tekstil dan produk-produk
makanan.
Sebagian besar ozon (sekitar 90%)
dijumpai di stratosfir, sebuah lapisan yang terletak pada ketinggian sekitar
10-16 kilometers di atas permukaan bumi hingga ketinggian sekitar 50
kilometers. Di daerah tropis lapisan stratosfir dimulai dari ketinggian yang
lebih tinggi yaitu 16 kilomete r, dibandingkan dengan di daerah kutub yaitu 10
kilometer. Tempat berkumpulnya ozon di stratosfir biasanya dikenal dengan
istilah “lapisan ozon.” Sekitar 10% ozon dijumpai di lapisan troposfir, yaitu
wilayah atmosfir yang paling dekat dengan permukaan bumi , yaitu terletak
diantara permukaan bumi dengan lapisan stratosfir.
Konsentrasi molekul-molekul ozon di
atmosfir jauh lebih sedikit dibandingkan dengan gas-gas lainnya seperti oksigen
(O2) nitrogen (N2) . Di lapisan stratosfir disekitar
puncak lapisan ozon, terdapat sekitar 12 molekul ozon untuk setiap satu juta
molekul udara. Di lapisan troposfir dekat permukaan Bumi, konsentrasi ozon lebih
sedikit, berkisar antara 0,02 hingga 0,1 molekul ozon untuk setiap satu juta
molekul udara. Konsentrasi tertinggi ozon permukaan berasal dari udara yang
tercemar oleh aktivitas manusia.
Sebagai ilustrasi sedikitnya konsentrasi
ozon di dalam atmosfir kita, andaikan seluruh molekul-molekul ozon baik yang
berada di troposfir maupun di stratosfir dibawa ke permukaan Bumi dan secara
merata disebar ke seluruh permukaan Bumi, maka ketebalan ozon hanya sekitar
beberapa milimeter saja.
Pembentukan ozon
di atmosfir
Ozon terbentuk di atmosfir melalui beberapa
langkah proses kimia yang memerlukan bantuan sinar matahari. Di lapisan
stratosfir, proses pembentukan ozon dimulai dengan pecahnya molekul oksigen (O2)
oleh radiasi ultraviolet dari Matahari. Pada atmosfir bawah (troposfir), ozon
terbentuk melalui serangkaian reaksi kimia yang berbeda yang melibatkan gas-gas
yang mengandung hidrokarbon dan nitrogen.
Ozon stratosfir secara alami terbentuk
melalui reaksi kimia yang melibatkan radiasi ultraviolet m atahari dan molekul
oksigen yang tersedia di atmosfir (21% dari kandungan atmosfir). Langkah
pertama, sinar matahari memecah molekul oksigen (O2) menghasilkan
dua atom oksigen (2 O) seperti pada G ambar 2.2 . Pada langkah kedua,
masing-masing atom oksigen tersebut bereaksi dengan sebuah molekul oksigen
menghasilkan molekul ozon (O3). Reaksi tersebut terjadi terus
menerus karena keberadaan radiasi ultraviolet matahari di stratosfir.
Akibatnya, produksi ozon terbesar te r jadi di stratosfir tropis.
Produksi ozon stratosfir seimbang dengan
kerusakan ozon melalui reaksi kimia. Ozon secara terus menerus bereaksi dengan
berbagai zat-zat kimia alami maupun buatan manusia di stratosfir. Dalam setiap
reaksi, sebuah molekul ozon hilang dan senyawa kimia lainnya terbentuk.
Berbagai gas reaktif yang penting yang dapat merusak ozon adalah gas-gas yang
mengandung klorin dan bromin.
Dekat permukaan bumi , ozon juga
diproduksi melalui reaksi kimia yang melibatkan gas-gas alami maupun gas-gas
pencemar lainnya. Produksi ozon troposfir utamanya melibatkan gas-gas
hidrokarbon dan nitrogen oksida serta sinar matahari. Pemakaian bahan bakar
fosil merupakan sumber utama produksi ozon troposfir yang berasal dari gas-gas
pencemar. Produksi ozon permukaan tidak memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap kelimpahan ozon stratosfir. Jumlah ozon permukaan terlalu sedikit dan
memindahkan ozon permukaan ke stratosfir tidak cukup efektif. Sebagaimana ozon
stratosfir, ozon di troposfir dapat rusak akibat adanya rekasi kimia secara
alami maupun yang melibatkan zat-zat kimia buatan manusia.
Kelimpahan ozon di stratosfir dan
troposfir ditentukan oleh keseimbangan antara proses-proses kimia yang
membentuk dan yang merusak ozon. Keseimbangan yang dimaksud disamping
ditentukan oleh jumlah gas-gas yang bereaksi juga oleh laju dan efektivitas
reaksi yang bervariasi ditentukan oleh intensitas sinar matahari, lokasi, suhu
udara, dan faktor-faktor lain. Bila kondisi atmosfir berubah mengarah pada
terjadinya reaksi pembentukan ozon maka kelimpahan ozon di suatu tempat akan
meningkat. Sebaliknya bila kondisi atmosfir mengarah pada terjadinya reaksi
perusakan ozon maka kelimpahan ozon akan menurun. Keseimbangan antara reaksi
pembentukan dan perusakan ozon dikombinasikan dengan pergerakan masa udara di
atmosfir menentukan distribusi ozon secara global dalam skala waktu harian
hingga bulanan. Sejak dekade yang lalu kelimpahan ozon global telah menurun
akibat meningkatkan konsentrasi gas-gas reaktif yang mengdanung klorin dan
bromin di lapisan stratosfir.
IV. Klasifikasi oksida
Ada enam macam oksida, yaitu :
a)
Oksida asam
Oksida asam adalah oksida dari unsur nonlogam dan oksida unsure blok d
dengan bilangan oksidasi besar
SO3 (g) +
H2O (l) 2H+ (aq) + SO42-
(aq)
CO2 (g) +
H2O (l) 2H+ (aq) + CO32-
(aq)
CrO3 (s) +
H2O (l) 2H+ (aq) + CrO42-(aq)
Oksigen juga bereaksi dengan unsur-unsur nologam membentuk oksida
nanlogam yang berikatan secara kovalen. Oksida nonlogam sering disebut sebagai
oksida basa karena reaksinya dengan air menyebabkan larutan menjadi asam (pH
< 7).
Contoh yang pasti anda kenal adalah reaksi O2 dengan karbon
dalam bentuk briket arang atau batubara. Dengan kehadiran O2 yang
berlebih produk yang diperoleh adalah karbondioksida, namun jika pasokan
oksigen terbatas akan terbentuk sejumlah karbonmonooksida.
C(s) + O2(g) → CO2(g)
C(s) + O2(g) → 2CO(g)
Karbon monoksida sendiri mampu bereaksi dengan oksigen membentuk CO2
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
Reaksi ini sangat eksotermis (DH = -284kJ per mol) dan CO digunakan
dalam industri sebagai bahan bakar karena dapat dibuat dengan mudah dari batu
bara dan mudah dikirim lewat pipa. Karbondioksida padat disebut juga es kering yang biasa
digunakan untuk memberi efek asap.
Dua unsur nonlogam yang mudah bereaksi dengan oksigen yaitu belerang
dan fosfor. Belerang terbakar di udara dengan nyala biru dan menghasilkan gas
belerang dioksida yakni sebuah gas rangsang yang menyesakkan.
S(s) + O2(g) → SO2(g)
Fosfor terdiri dari dua alotrop yaitu fosfor merah dan fosfor putih.
Kedua terbakar dioksigen menghasilkan P4O10. Namun perlu
diperhatikan karena fosfor putih bereaksi secara spontan dengan oksigen.
P4(s) + O2(g)
→ P4O10(s)
Tidak semua unsur nonlogam dapat bereaksi dengan logam. Misalnya
nitrogen. Hal inilah yang menyebabkan campuran antara nitrogen dan oksigen di
atmosfer stabil. Usaha untuk menyalakan campuran N2 dan O2
tidak berhasil karena reaksi keduanya berlansung secara endoterm. Namun jika
udara dipanasi pada suhu sangat tinggi misalnya dalam mesin mobil, dihasilkan
sejumlah kecil NO. Bila dibebaskan ke atmosfer lewat kanlpot senyawa ini
mengawali rantai reaksi akhirnya menghasilkan asap kabut.
b) Oksida basa yang dengan air membentuk basa
CaO (s)
+ H2O (l) Ca2+ (aq) + 2OH-
(aq)
Na2O (s)
+ H2O (l) 2Na+ (aq) + 2OH-
(aq)
Pembentukan oksida logam terjadi dengan cara reaksi langsung antara
logam dengan oksigen membentuk oksida logam yang sering disebut korosi. Oksida logam
disebut juga oksida basa karena reaksinya dengan air memberikan larutan yang
bersifat basa (pH > 7).
Memang dalam bentuk korosi pembentukan oksida merupakan sesuatu yang
merepotkan dan sumber pemborosan ekonomis dalam masyarakat. Besi bereaksi
dengan oksigen dengan hadirnya uap air membentuk karat, yakni suatu oksida besi
yang kristalnya mengandung molekul air dalam kuantitas tertentu.
2Fe(s) + 2/2O2(g) + xH2O(g)
→ Fe2O3.xH2O(s)
Aluminium merupakanlogam logam lain yang biasanya banyak dikenal juga
membentuk oksida oleh reaksi langsung dengan oksigen dalam udara.
2Al(s) + 2/2O2(g) → Al2O3(s)
Aluminium lebih mudah bereaksi dengan oksigen dibanding besi.namun
berbeda dengan besi.
Pada aluminium oksida aluminium yang terbentuk melekat kuat pada permukaan
logam sehingga dengan efektif melindungi logam itu dari serangan oksigen
selanjutnya. Karena hal inilah aluminium disunakan sebagai logam bangunan.
Reaksi antar besi dan aluminium dengan besi termasuk lambat. Namun
kadang-kadang reaksi antara logam dengan oksigen dapat cepat berlangsung dan
membebaskan sejumlah besar kalor dan cahaya. Reaksi dengan oksigen seperti ini
biasanya disebut pembakaran. Contohnya adalah pembakaran magnesium.
2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s)
Meskipun korosi besi berlansung lambat, besi dapat dibuat bereaksi
dengan cepat dengan cara menaikan suhu dan meningkatkan konsentrasi O2.
Misalnya pemotongan baja dengan nyala asetilena dilaksanakan mula-mula memanasi
baja itu ke suhu tinggi dengan nyala oksigen-asetilena. Setelah logam itu
sangat panas, aliran gas asetilena dimatikan dan baja panas tersebut disembur
terus menggunakan aliran oksigen murni. Dalam proses ini dibebaskan sejumlah
besar kalor yang dapat melelhkan baja dan debu serta bunga api akan meletik ke
mana-mana.
c)
Oksida amfoter. Oksida ini
bereaksi dengan asam maupun basa
Oksida yang terbentuk dari unsur-unsur amfoter (B, Si, As, Sb, Te, Po)
disebut oksid a amfoter.
Disebut amfoter karena dapat berlaku sebagai asam dan juga dapat berlaku
sebagai basa tergantung pada kondisi atau larutn yang direaksikan dengannya.
Dalam asam yang lebih kuat oksida amfoter bertindak sebagai basa,
begitu sebaliknya bereaksi dengan zat yang lebih basa oksida amfoter bertindak
sebagai asam.
Contoh Reaksi :
ZnO (s)
+ 2HCl (Aq) ZnCl2(g) + H2O(l)
ZnO(s)
+ 2OH-(aq) + H2O(g) Zn(OH)43-(aq)
d) Oksida netral
Oksida
ini tidak bereaksi dengan asam maupun basa misalnya NO,N2O, dan CO.
e)
Oksida campuran
Oksida
ini merupakan campuran dari oksida sederhana misalnya Pb3O4
merupakan campuran dari PbO (dua bagian) dan PbO2 (satu bagian)
f)
Peroksida dan superoksida
Selain daripada oksida dimana oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2
atau peroksida, H2O2, Na2O2, BaO2
dimana bilangan oksidasi oksigen -1 dan RbO2, CsO2 dimana
bilangan oksidasi oksigen -1/2
V. REAKSI
1) Reaksi logam dengan oksigen
Pembentukan oksida logam yang berasal dari reaksi antata logam dengan oksigen
adalah kejadian biasa. Malah dalam bentik karatan merupakan asal kerugian
ekoomi dalam dunia modern ini. Besi akan bereaksi dengan oksigen bila ada uap
air membentuk karatan yaitu oksida besi yang kristalnya mengandung meleku;l air
dalam jumlah beragam.
2Fe(s)
+ O2 (g) + xH2O(l) Fe2O3.xH2O(s)
Alumunium, juga akan
membentuk oksida bila bereaksi dengan oksigen di udara.
2Al(s)
+ O2(g) Al2O3
Tetapi kadang-kadang
reaksi antara logam dan oksigen dapat lebih cepat dan akan mengeluarkan banyak
panas dan cahaya. Reaksi logam dengan oksigen semacam ini disebut pembakaran.
2) Reaksi nonlogam dengan oksigen
Oksigen dapat juga
bergabung secara langsung dengan kebanyakan nonlogam dan membentukoksida
kovalen. Conth yang sudah kita kenala adalah reaksi O2 dengan karbon
(dalam bentuk arang). Dengan adanya jumlah O2 berlebih maa hasilnya adalah
karbon dioksida.
C(s) + 2O2(g) CO2(g)
Bila oksigennya kurang,
maka yang akan terbentuk adalah karbonmonoksida.
2C(s) + O2(g) 2CO2(g)
Dua zat nonlogam
lainnya yang mudah bereaksi dengan oksigen adalah belerang dan fosfor. Belerang
bila dibakar d udara member warna nyala biru dan hasilnya sulfur oksida, suatu
gas yang menyengar serta pengap.
S(s) + O2(g) SO2(g)
Alotropi dari fosfor
yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Keduanya bila dibakar dalam oksigen
menghasilkan P4O10, walaupun reaksi dari fosfor putih
spontan. P4 akan terbakar sendiri bila diletakkan di udara.
P4(s)
+ 5O2(g) P4O10(s)
Tak semua zat nonlogam
dapat beraksi dengan oksigen, contohnya nitrogen. Karena itu udara kita yang
merupakan campuran nitrogrn dan oksigen tetap stabil.
3) Reaksi senyawa organik dengan oksigen
Senyawa organic pada
umumnya adalah senyawa karbon. Senyawa organic yang paling sederhana disebut
hidrokarbon, senyawa yang hanya terdiri dari karbon dan hydrogen. Hidrokarbon
yang paling sederhana adalah metana, CH4. Metana dan hiodrokarbon
lainnya mudah terbakar dalam udara. Bila tersedia oksigen yang cukup, hasil
pembakarannya adalah karbon dioksidan dan air.
CH4 +
2O2 CO2 + H2O
Tetapi, bila oksigen
yang tersedia tidak cukup, hasilnya dapat mengandung karon monoksida.
2CH4
+ 3O2 2CO + 4H2O
Sedangkan bila
oksigennya sedikit sekali, maka hanya hydrogen yang bereaksi dengan oksigen
membentuk air.
CH4 +
O2 C
+ 2H2O
Senyawa organic sering
mengandung unsure-unsur tambahan selain karbon dan hydrogen. Bila mengandung
oksigen, maka pada pembakaran menjadi CO2 dan H2O. misalnya pada pembakaran
metal alcohol.
2CH3OH
+ 3O2 2CO2 + 3H2O
VI.
PEMBUATAN OKSIGEN
1.
Di Laboratorium
a.
Penguraian katalitik
hidrogen peroksida
2H2O2
(l) MnO2 2H2O (l) + O2
b.
Penguraian termal
senyawa yang mengandung banyak oksigen
2KMnO4 (s) K2MnO4 (s) + MnO2 (s) + O2 (g)
2KNO3
(s) 2KNO2 (s) + O2 (g)
2KClO3
(s) 2KCl (s) + 3O2 (g)
c.
Reaksi antara peroksida
dan air
2NaO2
(s) + 2H2O (l) 4NaOH
(aq) + O2 (g)
d.
Memanaskan serbuk
kalium kromat KClO3 dengan katalisator manganoksida (batu kawi), MnO2,
sebagai katalis. Reaksinya :
2 KClO3(s) →
2 KCl(s) + O2(g)
Pembuatan
gas oksigen dalam skala lab
e.
Elektrolisis air yang
diberi asam sulfat H2SO4
2H2O(l) H2(g)+
O2(g)
f.
Elektrolisis air (O2
yang diperoleh dengan cara elektrolisis sangat murni)
2H2O (l) 2H2 (g) + O2 (g)
2.
Secara Komersial
a.
Destilasi bertingkat
udara cair
Oksigen
diperoleh dari destilasi bertingkat udara yang dicairkan. Berikut bagan
destilasi bertingkat udara cair :
Prosesnya sebagai berikut : Mula-mula
udara disaring untuk menghilangkan debu lalu dimasukkan ke dalam kompresor.
Pada kompresi ini suhu udara akan naik, kemudian didinginkan dalam pendingin.
Udara dingin mengembang melalui celah, dan hasilnya adalah udara yang suhunya
lebih dingin, cukup untuk menyebabkan mencair. Udara cair disaring untuk
memisahkan CO2(s) dan
air yang telah membeku. Kemudian udara cair itu memasuki bagian puncak
kolomdimana nitrogen, komponen yang paling mudah menguap, keluar sebagai
gas.Pada pertengahan kolom, gas argon keluar dan selanjutnya oksigen
cair.Komponen lain yang paling sulit menguap akan terkumpul didasar.
Berturut-turut titik didih normal nitrogen, argon, dan oksigen adalah -195,8,
-187,7, dan-183,0°C.
VII.
SUMBER OKSIGEN DI ALAM
Menurut massanya, oksigen merupakan
unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen
merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen
dan helium. Sekitar 0,9% massa Matahari
adalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi
dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa). Gas
oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi,
menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer.
Bumi memiliki ketidaklaziman pada
atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya
karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di atmosfernya.
Bandingkan dengan Mars
yang hanya memiliki 0,1% O2 berdasarkan volume dan Venus
yang bahkan memiliki kadar konsentrasi yang lebih rendah. Namun, O2
yang berada di planet-planet selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi
ultraviolet yang menimpa molekul-molekul beratom oksigen, misalnya karbon dioksida.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang
tidak lazim ini merupakan akibat dari siklus oksigen.
Siklus biogeokimia
ini menjelaskan pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga reservoir utama
bumi: atmosfer, biosfer,
dan litosfer.
Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis.
Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi
dan proses pembusukan
menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan,
laju produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen
yang ada di atmosfer setiap tahunnya.
Oksigen bebas juga terdapat dalam air
sebagai larutan. Peningkatan kelarutan O2 pada temperatur yang
rendah memiliki implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar
kutub bumi dapat menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena
kandungan oksigen yang lebih tinggi. Air yang terkena polusi
dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para ilmuwan menaksir
kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen
biologis atau jumlah O2 yang
diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu seperti
semula.
Penumpukan oksigen di
atmosfer
Peningkatan kadar O2 di
atmosfer bumi: 1) tiada O2 yang dihasilkan; 2) O2
dihasilkan, namun diserap samudera dan batuan dasar laut; 3) O2
mulai melepaskan diri dari samuder, namun diserap oleh permukaan tanah dan
pembentukan lapisan ozon; 4-5) gas O2 mulai berakumulasi
Gas oksigen bebas hampir tidak terdapat
pada atmosfer
bumi sebelum munculnya arkaea
dan bakteri
fotosintetik. Oksigen bebas pertama kali muncul dalam kadar yang signifikan
semasa masa Paleoproterozoikum
(antara 2,5 sampai dengan 1,6 miliar tahun yang lalu). Pertama-tama, oksigen
bersamaan dengan besi
yang larut dalam samudera, membentuk formasi pita besi (Banded iron
formation). Oksigen mulai melepaskan diri dari samudera 2,7 miliar tahun
lalu, dan mencapai 10% kadar sekarang sekitar 1,7 miliar tahun lalu.
Keberadaan oksigen dalam jumlah besar di
atmosfer dan samudera kemungkinan membuat kebanyakan organisme anaerob
hampir punah
semasa bencana oksigen
sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu. Namun, respirasi sel
yang menggunakan O2 mengijinkan organisme aerob
untuk memproduksi lebih banyak ATP daripada organisme anaerob, sehingga
organisme aerob mendominasi biosfer
bumi. Fotosintesis dan respirasi seluler O2 mengijinkan
berevolusinya sel eukariota
dan akhirnya berevolusi menjadi organisme multisel seperti tumbuhan dan hewan.
Sejak permulaan era Kambrium
540 juta tahun yang lalu, kadar O2 berfluktuasi antara 15% sampai
30% berdasarkan volume. Pada akhir masa Karbon, kadar O2
atmosfer mencapai maksimum dengan 35% berdasarkan volume, mengijinkan serangga
dan amfibi tumbuh lebih besar daripada ukuran sekarang. Aktivitas manusia,
meliputi pembakaran 7 miliar ton
bahan bakar fosil
per tahun hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar
oksigen di atmosfer. Dengan laju fotosintesis sekarang ini, diperlukan sekitar
2.000 tahun untuk memproduksi ulang seluruh O2 yang ada di atmosfer
sekarang.
VII.
KEGUNAAN OKSIGEN
Oksigen biasanya
digunakan sebagai pengoksida, hanya fluorin mempunyai negatif elektron yang
lebih tinggi. Oksigen juga digunakan sebagai bahan pengoksida dalam bahan api roket.
Oksigen juga penting untuk pernafasan dan digunakan dengan meluas dalam bidang
perubatan. Oksigen juga digunakan dengan meluas di kawasan yang kurang oksigen seperti
pendaki gunung,
juruterbang yang membawa bekalan oksigen tambahan. Oksigen juga digunakan untuk
pengimpalan dan dalam proses pembuatan besi dan metanol.
Oksigen
merupakan satu unsur penting tubuh manusia, bersama-sama dengan hidrogen,
karbon
dan nitrogen.
Tetapi, oksigen merupakan satu-satunya unsur yang diperlu setiap minit. Kesemua
proses penting, seperti pernafasan, peredaran, fungsi otak, penghadaman,
penyingkiran bahan buangan, pertumbuhan sel dan tisu, serta pembiakan hanya
berlaku apabila terdapat banyak oksigen. Oksigen merupakan sumber tenaga yang
segera bagi kebanyakan proses metabolisme dalam sel dan tisu.
Sebagian
besar dari produksi oksigen digunakan pada industry baja. Besi tuag yang
diperoleh dari tanur tinggi (bsi kasar) mengandung karbon sekitar 3-4 %. Kadar
karbon yang terlalu tinggi itu menyebabkan besi tuang kurang kuat dan rapuh.
Kadar karbon dalam besi tuang dikurangi dengan oksidasi yang terkendali.
Sebagian kecil oksigen digunakan bersama-sama dengan gas asetilen (etuna) untuk
mengelas. Pembakaran gas asetilen bias mencapai suhu 3000C. Selain itu oksigen
cair digunakan sebagai bahan bakar roket.
Oksigen merupakan kunci segala
kehidupan. Kita bisa hidup beberapa hari tanpa makanan dan air, tetapi tidak
dapat hidup selama 4 menit saja tanpa oxygen. Bahkan sel-sel Otak kita akan
mati bila dalam waktu 15 detik tanpa adanya Oksigen. Setiap sel didalam tubuh
manusia membutuhkan Oksigen, untuk membelah, untuk bertumbuh dan untuk sel
tetap hidup.
Beberapa manfaat
Oksigen dalam tubuh :
· Meningkatkan
daya ingat dan kecerdasan otak.
· Menegah
kanker, asthma dan berbagai penyakit.
· Meningkatkan metabolisme.
· Mengurangi racun dalam darah.
· Menstabilkan tekanan darah.
· Memperkuat jantung dan sistem kekebalan tubuh.
· Mencegah stress dan gugup.
· Mempercantik kulit dan mencegah penuaan dini.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad,
Hiskia & Edi Kurniawan.2001.Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung:PT
Citra Aditya Bakti.
Anonim. 2007. Pengertian Oksigen. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2090620-pengertian-oksigen/#ixzz1eWZngY7o.html
Anonim. 2007. Tabel Periodik. http://www.chem-is-try.org/
tabel_periodik/oksigen.html
Anonim. 2009. Makalah Oksigen dan Selenida.
http://erwantoindonesia
wordpress.com/2012/03/28/makalah-oksigen-belerang-dan-selenida.html
Anonim. 2007. Makalah Oksigen Kimia.
http://id.scribd.com/doc/ 49089818/Makalah-Oksigen-Kimia-.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar