LOGAM TRANSISI
DEFINISI
Logam transisi didefinisikan
secara tradisional sebagai semua unsur kimia
pada blok-d pada tabel periodik, termasuk seng
(Zn), kadmium
(Cd), dan merkuri
(Hg). Ini berarti adalah golongan 3 sampai 12 di tabel periodik
yaitu terletak diantara golongan alkali tanah dan golongan boron.IUPAC
kemudian mendefinisikan logam transisi sebagai semua unsur yang memiliki orbit
elektron d yang tidak lengkap atau yang hanya dapat membentuk ion stabil dengan
orbit d yang tidak lengkap.Berdasarkan definisi ini ketiga unsur di atas (Zn,
Cd, dan Hg) tidak termasuk ke dalam logam
transisi.
Seng
memiliki struktur elektronik [Ar] 3d104s2.Ketika seng
membentuk ion, seng selalu kehilangan dua elektron 4s menghasilkan ion 2+
dengan struktur elektronik [Ar] 3d10.Ion seng memiliki tingkat d
yang terisi penuh dan juga tidak sesuai dengan definisi tersebut diatas.Skandium
memiliki struktur elektronik [Ar] 3d14s2.Ketika skandium
membentuk ion, skandium selalu kehilangan 3 elektron terluar dan pada akhirnya
sesuai dengan struktur argon.Ion Sc3+ tidak memiliki elektron d dan
karena itu tidak sesuai dengan definisi tersebut diatas.Hal yang berbeda,
tembaga, dengan struktur elektronik [Ar] 3d104s1,
membentuk dua ion.Pada ion Cu+ struktur elektroniknya adalah [Ar] 3d10.Akan
tetapi, pada umumnya membentuk ion Cu2+ yang memiliki struktur [Ar]
3d9.Tembaga termasuk logam transisi karena ion Cu2+
memiliki tingkat orbital d yang tidak terisi penuh.
Ketika
tabel periodik disusun, orbital 4s lebih dahulu diisi sebelum orbital-orbital 3
d. Hal ini karena pada atom kosong, orbital 4s memiliki energi yang lebih
rendah dibandingkan orbital-orbital 3d.Akan tetapi, sekali elektron menempati
orbitalnya, terjadi perubahan tingkat energy dan ini terjadi pada semua
unsur-unsur transisi, orbital 4s berkedudukan paling luar, tingkat energi
orbital paling tinggi.Urutan yang terbalik dari orbital-orbital 3d dan 4s hanya
dapat digunakan untuk menempatkan atom pada tempat pertama.Menurut aturan bahwa
penempatan elektron- elektron 4s
sebagai elektron-elektron paling luar.
Berdasarkan definisi tradisional, terdapat 40 unsur
yang termasuk logam transisi dengan nomor atom
21 sampai 30, 39 sampai 48, 71 sampai 80, dan 103 sampai 112. Nama
"transisi" diperoleh berdasarkan posisi unsur-unsur tersebut di tabel periodik.
SIFAT-SIFAT
LOGAM TRANSISI
1.
Memiliki berbagai macam bilangan oksidasi
Salah satu ciri kunci dari kimia logam transisi
adalah bermacam-macamnya tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang dapat
ditunjukkan oleh logam.Tetapi tidak hanya logam transisi saja yang memiliki
perubahan tingkat oksidasi.Sebagai contoh, unsur-unsur seperti belerang dan
klor memiliki bermacam-macam tingkat oksidasi pada persenyawaannya dan sudah
sangat jelas bahwa belerang dan klor tidak termasuk logam transisi.Akan tetapi, perubahan ini tidak sebanyak pada logam
selain unsur-unsur transisi. Logam yang dikenal yang berasal dari kelompok
utama tabel periodik, hanya timbal dan timah saja yang menunjukkan perubahan
tingkat oksidasi sampai tingkat tertentu.
Contoh perubahan tingkat oksidasi dalam logam-logam transisi :
Besi
Besi pada umumnya memiliki dua tingkat oksidasi (+2 dan +3) dalam bentuk, sebagai contoh : Fe2+ dan Fe3+. Besi juga dapat memiliki bilangan oksidasi +6 pada ion ferat(VI), FeO42-
Mangan
Mangan memiliki tingkat oksidasi yang bermacam-macam pada persenyawaannya. Sebagai contoh:
Contoh perubahan tingkat oksidasi dalam logam-logam transisi :
Besi
Besi pada umumnya memiliki dua tingkat oksidasi (+2 dan +3) dalam bentuk, sebagai contoh : Fe2+ dan Fe3+. Besi juga dapat memiliki bilangan oksidasi +6 pada ion ferat(VI), FeO42-
Mangan
Mangan memiliki tingkat oksidasi yang bermacam-macam pada persenyawaannya. Sebagai contoh:
+2
|
dalam
Mn2+
|
+3
|
dalam
Mn2O3
|
+4
|
dalam
MnO2
|
+6
|
dalam
MnO42-
|
+7
|
dalam
MnO4-
|
Dengan
berbagai pengecualian, logam transisi pada umumnya memiliki berbagai macam
bilangan oksidasi.
Sc
: +3 Fe
: +2, +3
Tl
: +2, +3, +4 Co
: +2, +3
V
: +2, +3, +4, +5 Ni
: +2, +3
Cr
: +2, +3, +6 Cu
: +2
Mn
: +2, +3, +4, +5, +6, +7 Zn
: +2
Keterangan
tentang perubahan tingkat oksidasi pada logam transisi
Perhatikan bentuk ion sederhana seperti Fe2+ dan Fe3+. Ketika logam membentuk senyawa ionik, rumus senyawa yang dihasilkan tergantung pada proses energetika. Secara keseluruhan, senyawa yang terbentuk merupakan suatu senyawa yang paling banyak
Perhatikan bentuk ion sederhana seperti Fe2+ dan Fe3+. Ketika logam membentuk senyawa ionik, rumus senyawa yang dihasilkan tergantung pada proses energetika. Secara keseluruhan, senyawa yang terbentuk merupakan suatu senyawa yang paling banyak
melepaskan
energi.Lebih banyak energi yang dilepaskan, senyawa lebih stabil.
Terdapat beberapa pengertian mengenai istilah energi, tetapi kuncinya adalah:
Terdapat beberapa pengertian mengenai istilah energi, tetapi kuncinya adalah:
·
Jumlah energi yang diperlukan untuk
mengionisasi logam (penjumlahan berbagai energi ionisasi).
·
Jumlah energi yang dilepaskan ketika
terjadi pembentukan senyawa. Jumlah energi ini merupakan salah satu dari
entalpi kisi jika dikaitkan tentang padatan, atau entalpi hidrasi ion jika
dikaitkan tentang larutan.
2.
Berbentuk logam padat dan bersifat konduktor yang baik
3. Energi ionisasi logam-logam transisi relatif lebih
rendah, sehingga mudah membentuk ion positif. Logam transisi Bersifat kurang
reaktif. Hal ini terkait dengan jumlah electron di subkulit ns dan (n-1)d nya
yang lebih banyak dibanding logam utama. Akibatnya lebih besar energy yang
dibutuhkan untuk melepas electron-elektron blok d dibanding blog s pada periode
yang sama. Hal ini tampak dari perbandingan nilai energi ionisasi kedua logam.
4.
Banyak senyawaan logam transisi bersifat paramagnetik
Semua
zat memiliki sifat diamagnetic
yaitu zat dengan elektron berpasangan tidak tertarik medan magnet,
dan selain diamagnetisme, zat dengan elektron tidak berpasangan tertarik medan
magnet menunjukkan sifat paramagnetisme,
besar sifat paramagnetisme sekitar 100 kali lebih besar daripada sifat
diamagnetisme. Hukum
Curie menunjukkan bahwa paramagnetisme berbanding terbalik
dengan suhu:
T
adalah temperatur mutlak dan A dan C adalah konstanta. Dalam metoda Gouy atau
Faraday, momen magnet dihitung dari perubahan berat sampel bila digantungkan
dalam pengaruh medan magnet. Selain metoda ini, metoda yang lebih sensitif
adalah SQUID(superconducting quantum interference device)
yang telah banyak digunakan untuk melakukan pengukuran sifat magnet.
Paramagnetisme
diinduksi oleh momen magnet permanen elektron tak berpasangan dalam molekul dan
suseptibilitas molarnya berbanding lurus dengan momentum sudut spin elektron.
Paramagnetisme kompleks logam transisi blok d yang memiliki elektron tak
berpasangan dengan bilangan kuantum spin 1/2, dan setengah jumlah elektron tak
berpasangan adalah bilangan kuantum spin total S.
Banyak
kompleks logam 3d menunjukkan kecocokan yang baik antara momen magnet yang
diukur dengan neraca magnetik dan yang dihasilkan dari persamaan di
atas.Hubungan antara jumlah elektron yang tak berpasangan dan suseptibilitas
magnet kompleks diberikan di Tabel 6.3.
Karena
kecocokan ini dimungkinkan untuk menghitung jumlah elektron yang tidak
berpasangan dari hasil pengukuran magnetiknya. Misalnya, misalnya kompleks Fe3+d5 dengan momen magnet
sekitar 1.7 µB adalah kompleks spin rendah dengan satu elektron tak
berpasangan, tetapi Fe3+d5 dengan momen magnet sekitar 5.9 µB adalah
kompleks spin tinggi dengan 5 elektron tak berpasangan.
Walaupun,
momen magnetik yang terukur tidak lagi cocok dengan nilai spin saja bila
kontribusi momentum sudut pada momen magnet total semakin besar. Khususnya
dalam kompleks logam 5d, perbedaan antara yang diukur dan dihitung semakin
besar.
Beberapa
material padatan paramagnetik menjadi feromagnetik pada
temperatur rendah membentuk domain magnetik, yang di dalamnya ribuan spin
elektron paralel satu sama lain. Suhu transisi paramagnetik-feromagnetik
disebut suhu Curie. Bila spin tersusun antiparalel satu sama
lain, bahan menjadi antiferomagnetik, dan suhu transisi
paramagnetik-anti-feromagnetik disebut suhu Neel. Bahan
menjadi ferimagnetik bila spinnya tidak tepat saling menghilangkan, sehingga
masih ada kemagnetannya.Kini, usaha untuk membuat ion logam paramagnetik
tersusun untuk menginduksi interaksi feromagnetik antar spin-spinnya.Efek ini
tidak mungkin dalam kompleks monointi.
5.
Banyak senyawa unsur transisi berwarna
Ketika sinar putih melewati larutan yang berisi
salah satu dari ion tersebut, atau sinar putih tersebut direfleksikan oleh
larutan tersebut, beberapa warna dari sinar dapat di absorpsi (diserap) oleh
larutan tersebut.Warna yang dapat dilihat oleh mata kamu adalah warna yang tertinggal
(tidak di absorpsi).Pelekatan ligan pada ion logam merupakan efek dari energi
orbital-orbital d. Sinar yang diserap sebagai akibat dari perpindahan elektron
diantara orbital d yang satu dengan yang lain.
· Warna-warna
cerah yang terlihat pada kebanyakan senyawa kompleks dapat dijelaskan dengan teori
medan magnet.
Teori
medan ligan adalah satu dari teori yang paling bermanfaat untuk menjelaskan
struktur elektronik kompleks. Awalnya teori ini adalah aplikasi teori medan kristal pada system
kompleks. Kompleks oktahedral
berbilangan koordinasi enam Lima orbital d dalam kation logam
transisi terdegenerasi dan memiliki energi yang sama.
old.inorg-phys.chem.itb.ac.id
Medan listrik negatif yang sferik
di sekitar kation logam akan menghasilkan tingkat energi total yang lebih rendah
dari tingkat energi kation bebas sebab ada interaksi elektrostatik. Interaksi
repulsif antara elektron dalam orbital logam dan medan listrik menstabilkan
sistem dan sedikit banyak mengkompensasi stabilisasinya
old.inorg-phys.chem.itb.ac.id
Kini ion
tidak berada dalam medan negatif yang uniform, tetapi dalam medan yang
dihasilkanoleh enam ligan yang terkoordinasi secara oktahedral pada atom logam.
Medan negatif dari ligandisebut dengan medan ligan. Muatan negatif,
dalam kasus ligannya anionik, atau ujung negative (pasangan elektron bebas)
dalam kasus ligan netral, memberikan gaya tolakan pada orbital d logam yang
anisotropik bergantung pada arah orbital.
·
Banyak kompleks logam transisi memiliki
warna yang khas.
Hal ini berarti ada absorpsi di daerah
sinar tampak dari elektron yang dieksitasi oleh cahaya tampak dari tingkat
energi orbital molekul kompleks yang diisi elektron ke tingkat energi yang
kosong. Bila perbedaan energi antar orbital yang dapat mengalami transisi
disebut ΔΕ, frekuensi absorpsi ν diberikan oleh persamaan ΔΕ = hν. Transisi
elektronik yang dihasilkan oleh pemompaan optis (cahaya) diklasifikasikan
secara kasar menjadi dua golongan. Bila kedua orbital molekul yang memungkinkan
transisi memiliki karakter utama d, transisinya disebut transisi d-d atau
transisi medan ligan, dan panjang gelombang absorpsinya bergantung
sekali pada pembelahan medan ligan. Bila satu dari dua orbital memiliki
karakter utama logam dan orbital yang lain memiliki karakter ligan, transisinya
disebut transfer muatan. Transisi transfer muatan diklasifikasikan atas
transfer muatan logam ke ligan (metal (M) to ligand (L) charge-transfers
(MLCT)) dan transfer muatan ligan ke logam (LMCT).
· Unsur-unsur
transisi periode keempat umumnya membentuk senyawa-senyawa berwarna. Simak
warna senyawa klorida dari unsur-unsur transisi Mn, Fe, Co, Ni, dan Cu dalam
fase padatnya berikut ini.
Bandingkan
dengan senyawa logam utama seperti NaCl (garam dapur) yang tidak berwarna.Warna
pada senyawa logam transisi dapat dijelaskan sebagai berikut. Secara umum,
penyerapan energi cahaya oleh senyawa logam transisi akan menyebabkan elektron
tereksitasi dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Eksitasi elektron tersebut haruslah melibatkan perubahan tingkat energi
yang setara dengan energi cahaya tampak, yakni antara 170 – 290 kJ/mol (atau
setara dengan λ = 700 – 400 nm). Menurut Teori Medan Kristal, perubahan tingkat
energi yang setara dengan energi cahaya tampak dimungkinkan oleh adanya
pemisahan tingkatan energi orbital-orbital d. Pada senyawa logam utama,
penyerapan energi cahaya melibatkan eksitasi elektron dari subkulit s ke p.
Perbedaan tingkat energi yang terjadi antara subkulit s dan p lebih besar dari
energi cahaya tampak (lebih dari 290 kJ/mol atau setara dengan energi sinar
UV). Hal ini yang menyebabkan mengapa logam utama umumnya tidak
berwarna.Beberapa senyawa logam transisi tidak berwarna.Contohnya, senyawa yang
mengandung ion Sc3+ dan Zn2+.Hal ini dikarenakan ion Sc3+
dan ion Zn2+ masing-masing memiliki subkulit d kosong dan
penuh.Meski terjadi pemisahan orbital-orbital d menjadi dua tingkat energi,
namun eksitasi elektron antara kedua tingkat energi tersebut jelas tidak
memungkinkan.Sebaliknya, eksitasi yang terjadi melibatkan elektron di orbital s
dan p dengan perbedaan tingkat energi yang lebih besar dari energi cahaya
tampak, atau setara dengan sinar UV.
6.
Unsur-unsur transisi dapat membentuk
senyawa kompleks (senyawa koordinasi)
Ion
kompleks memiliki ion logam pada pusatnya dengan jumlah tertentu
molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya.Ion-ion yang mengelilinginya
itu dapat berdempet dengan ion pusat melalui ikatan koordinasi (dative
covalent).(Pada beberapa kasus, ikatan yang terbentuk sebenarnya lebih rumit
dibandingkan dengan ikatan koordinasi).Molekul-molekul atau ion-ion yang
mengelilingi logam pusat disebut dengan ligan-ligan.Yang termasuk
pada ligan sederhana adalah air, amonia dan ion klorida.
Dimana semua ligan-ligan tersebut
memiliki pasangan elektron tak berikatan yang aktif pada tingkat energi paling
luar.Pasangan elektron tak berikatan ini digunakan untuk membentuk ikatan
koordinasi dengan ion logam.
Beberapa contoh ion kompleks yang dibentuk oleh logam transisi
Beberapa contoh ion kompleks yang dibentuk oleh logam transisi
·
[Fe(H2O)6]2+
·
[Co(NH3)6]2+
·
[Cr(OH)6]3-
·
[CuCl4]2-
Senyawa ion
logam yang berkoordinasi dengan ligan disebut dengan senyawa kompleks.Sebagian
besar ligan adalah zat netral atau anionik tetapi kation, seperti kation
tropilium juga dikenal. Ligan netral, seperti amonia, NH3, atau karbon
monoksida, CO, dalam keadaan bebas pun merupakan molekul yang stabil,
semenatara ligan anionik, seperti Cl- atau C5H5 distabilkan hanya jika
dikoordinasikan ke atom logam pusat. Ligan dengan satu atom pengikat disebut ligan
monodentat, dan yang memiliki lebih dari satu atom pengikat disebut ligan
polidentat, yang juga disebut ligan khelat.Jumlah atom yang diikat
pada atom pusat disebut dengan bilangan koordinasi.
7. Logam
transisi sebagai katalis
Logam transisi dan persenyawaannya
merupakan katalis yang baik. Logam transisi dan senyawa-senyawanya dapat
berfungsi sebagai katalis karena memiliki kemampuan mengubah tingkat oksidasi
atau, pada kasus logam, dapat meng-adsorp substansi yang lain pada permukaan
logam dan mengaktivasi substansi tersebut selama proses berlangsung. Semua
bagian ini dibahas pada bagian katalisis.
· Logam
transisi sebagai katalis
Besi pada Proses Haber
Prose Haber menggabungkan hidrogen dan nitrogen untuk membuat amonia dengan menggunakan katalis besi.
Besi pada Proses Haber
Prose Haber menggabungkan hidrogen dan nitrogen untuk membuat amonia dengan menggunakan katalis besi.
Nikel pada hidrogenasi ikatan C=C
Reaksi ini terdapat pada bagian inti pembuatan margarin dari minyak tumbuhan. Akan tetapi, contoh sederhana terjadi pada reaksi antara etana dengan hidrogen melalui keberadaan katalis nikel.
Reaksi ini terdapat pada bagian inti pembuatan margarin dari minyak tumbuhan. Akan tetapi, contoh sederhana terjadi pada reaksi antara etana dengan hidrogen melalui keberadaan katalis nikel.
·
Senyawa-senyawa logam transisi sebagai
katalis
Vanadium(V) oksida pada Proses Contact
Bagian inti Proses Contact adalah reaksi konversi belerang dioksida menjadi belerang trioksida. Gas belerang dioksida dilewatkan bersamaan dengan udara (sebagai sumber oksigen) diatas padatan katalis vanadium(V) oksida.
Vanadium(V) oksida pada Proses Contact
Bagian inti Proses Contact adalah reaksi konversi belerang dioksida menjadi belerang trioksida. Gas belerang dioksida dilewatkan bersamaan dengan udara (sebagai sumber oksigen) diatas padatan katalis vanadium(V) oksida.
Ion-ion besi
pada reaksi antara ion-ion persulfat dan ion-ion iodida
Ion persulfat (ion
peroksodisulfat), S2O82-, merupakan agen
pengoksidasi yang sangat kuat.Ion iodida sangat mudah dioksidasi menjadi
iodin.Dan reaksi antara keduanya berlangsung sangat lambat pada larutan dengan
pelarut air.
Reaksi di katalisis oleh keberadaan salah satu diantara ion besi(II) atau ion besi(III).
Perbedaan
antara logam transisi dan logam utama
Berikut perbedaan antara logam transisi dan
logam utama ditinjau
dari beberapa sifat fisik yang membedakan keduanya.
1. Kerapatan,
titik leleh, dan titik didih
Memiliki kerapatan, titik leleh, titik didih yang lebih tinggi.
Hal ini dikarenakan ikatan logamnya yang lebih kuat karena memiliki lebih
banyak electron-elektron dari subkulit ns dan (n-1)d yang
terlibat dalam ikatan logamnya.
B. Logam utama
Memiliki kerapatan, titik leleh, titik didih yang relative lebih
rendah. Hal ini dikarenakan ikatan logamnya hanya melibatkan electron-elektron
di subkulit ns sehingga sedikit sekali electron yang terlibat
dalam membentuk ikatan logam.
Memiliki
berbagai bilangan
oksidasi, karena
dapat melepas electron baik di subkulit ns maupun di
subkulit (n-1)d
B. Logam utama
3. Kereaktifan
Bersifat kurang reaktif.
Hal ini terkait dengan jumlah electron di subkulit ns dan (n-1)d nya
yang lebih banyak dibanding logam utama. Akibatnya lebih besar energy yang
dibutuhkan untuk melepas electron-elektron blok d dibanding
blog s pada periode yang sama. Hal ini tampak dari
perbandingan nilai energy ionisasi kedua logam.
B. Logam utama
Bersifat sangat reaktif
karena jumlah elektronnya lebih sedikit, sehingga nilai energy ionisasinya
lebih rendah.
4. Warna
Cenderung membentuk
senyawa atau ion kompleks yang berwarna. Hal ini terkait dengan eksitasi
electron yang terjadi di subkulit d melibatkan energy
yang setara
dengan energy cahaya tampak, yakni antara 170 - 290 kJ/mol atau setara dengan panjang
gelombang = 700 - 400 nm.
B.Logam utama
Cenderung membentuk senyawa tidak berwarna. Hal ini dikarenakan
eksitasi electron yang terjadi melibatkan subkulit s dan p di
mana perbedaan tingkat energinya lebih besar dari energy cahaya tampak
dan setara
dengan energy sinar UV.
5. Ion kompleks
Cenderung membentuk
berbagai ion kompleks, karena muatan positif intinya yang lebih besar sehingga
cenderung menarik spesi-spesi yang kaya akan electron.
B.Logam utama
Hanya membentuk beberapa ion kompleks, karena muatan intinya lebih
kecil.
Logam
Transisi di Alam
1. Skandium (Sc)
Sumber-sumber
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50). Elemen ini tersebar banyak di bumi, terkandung dalam jumlah yang sedikit di dalam banyak mineral (sekitar 800an spesies mineral).Warna biru pada beryl (satu jenis makhluk hidup laut) disebutkan karena mengandung skandium.Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi. Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite danbazzite.
Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius. Kabel tungsten dan genangan seng cair digunakan sebagai elektroda dalam graphite crucible. Skandium muruni sekarang ini diproduksi dengan cara mereduksi skandium florida dengan kalsium metal. Produksi pertama 99% skandium metal murni diumumkan pada tahun 1960.
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50). Elemen ini tersebar banyak di bumi, terkandung dalam jumlah yang sedikit di dalam banyak mineral (sekitar 800an spesies mineral).Warna biru pada beryl (satu jenis makhluk hidup laut) disebutkan karena mengandung skandium.Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi. Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite danbazzite.
Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius. Kabel tungsten dan genangan seng cair digunakan sebagai elektroda dalam graphite crucible. Skandium muruni sekarang ini diproduksi dengan cara mereduksi skandium florida dengan kalsium metal. Produksi pertama 99% skandium metal murni diumumkan pada tahun 1960.
Sifat-sifat
Skandium adalah logam perak-putih yang
berubah warna menjadi kekuningan atau kemerahjambuan jika diekspos dengan
udara. Elemen ini lunak dan lebih menyerupai itrium dan metal-metal langka
lainnya ketimbang aluminium atau titanium.Ia ringan dan memiliki titik didih
yang lebih tinggi daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat diminati
oleh perangcang pesawat antariksa. Skandium tidak terserang dengan campuran 1:1
HNO3 dan 48% HF.
Kegunaan
Sekitar 20 kg skandium (Sc2O3) sekarang ini digunakan setiap tahun di Amerika untuk memproduksi lampu intensitas tinggi, dan isotop radioaktif 46Sc digunakan sebagi agen pelacak dalam kilang minyak mentah.Skandium ioda yang ditambahkan ke lampu uap merkuri memberikan pancaran sinar mirip matahari yang efisien, yang penting untuk penerangan ruangan atau TV bewarna malam hari.
2. Titanium (Ti)
Sumber
Titanium ditemukan
di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo 17
menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%. Garis-garis titanium
oksida sangat jelas terlihat di spektrum bintang-bintang tipe M. Unsur ini
merupakan unsur kesembilan terbanyak pada kerak bumi. Titanium selalu ada dalam
igneous rocks (bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan
tersebut. Ia juga terdapat dalam mineral rutile, ilmenite dan sphene
dan terdapat dalam titanate dan bijih besi. Titanium juga terdapat di debu
batubara, dalam tetumbuhan dan dalam tubuh manusia. Logam ini hanya
dikutak-kutik di laboraturium sampai pada tahun 1946, Kroll menunjukkan cara
memproduksi titanium secara komersil dengan mereduksi titanium tetraklorida
dengan magnesium. Metoda ini yang dipakai secara umum saat ini. Selanjutnya
logam titanium dapat dimurnikan dengan cara medekomposisikan iodanya.
Sifat-sifat
Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia memiliki berat jenis rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang baik. Jika logam ini tidak mengandung oksigen, ia ductile. Titanium merupakan satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara.Titanium juga memiliki resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan solusi klorida.Titanium murni diberitakan dapat menjadi radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons.Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gamama.Logam ini dimorphic.Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi bentuk beta kubus secara perlahan-lahan pada suhu 880 derajat Celcius.Logam ini terkombinasi dengan oksigen pada suhu panas merah dan dengan klor pada suhu 550 derajat Celcius.Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia (physiologically inert).Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi dengan dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian.
Sifat-sifat
Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia memiliki berat jenis rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang baik. Jika logam ini tidak mengandung oksigen, ia ductile. Titanium merupakan satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara.Titanium juga memiliki resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan solusi klorida.Titanium murni diberitakan dapat menjadi radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons.Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gamama.Logam ini dimorphic.Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi bentuk beta kubus secara perlahan-lahan pada suhu 880 derajat Celcius.Logam ini terkombinasi dengan oksigen pada suhu panas merah dan dengan klor pada suhu 550 derajat Celcius.Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia (physiologically inert).Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi dengan dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian.
Isotop
Titanium alami memiliki lima isotop dengan masa atom dari 46 sampai 50. Semuanya stabil.Ada delapan isotop titanium yang labil.
Pembuatan Logam Ti
TiO2
dialirkan gas Cl2 kemudian hasil reaksi direduksi dengan Mg.
TiO2
+ 2Cl2 ®
TiCl4 + O2
TiCl4
+ 2Mg ®
Ti + MgCl2
Kegunaan
Titanium sangat penting sebagai agen campuran logam dengan aluminium, molibdenum, manggan, besi dan beberapa logam lainnya.Campuran logam titanium digunakan terutama untuk bahan pesawat terbang dan misil, dimana logam ringan, kuat dan tahan suhu tinggi diperlukan.Titanium sekuat baja, tetapi 45% lebih ringan.Ia 60% lebih berat daripada aluminium, tetapi dua kali lebih kuat. Titanium memiliki kegunaan potensial di pabrik desalinasi untuk mengkonversi air laut menjadi air tawar.Logam ini memiliki resistansi yang baik terhadap air laut dan digunakan untuk baling-baling kapal dan bagian kapal lainnya yang terekspos pada air asin.Anoda titanium yang dilapisi platinum telah digunakan untuk memberikan perlindungan dari korosi air garam.Titanium diproduksi secara buatan untuk permata.Safir dan rubi menunjukkan asterism sebagai hasil keberadaan TiO2.Titanium dioksida sangat banyak digunakan untuk cat rumah dan cat lukisan karena permanen dan memilki sifat penutup yang baik.Pigmen titanium oksida merupakan aplikasi yang terbanyak untuk unsur ini. Cat titanium merupakan reflektor sinar infra yang sangat bagus dan banyak digunakan pada tempat-tempat pengamatan matahari (solar observatories) dimana panas dapat mengganggu pengamatan. Titanium tetraklorida digunakan untuk mengiridasi gelas. Senyawa ini mengeluarkan asap tebal di udara.
3. Vanadium
(V)
Sumber
Vanadium ditemukan
dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit, roskolit, vanadinit, dan
patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat penting.Vanadium juga
ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi, juga terdapat dalam
minyak mentah sebagai senayawa kompleks organik.Vanadium juga ditemukan dalam
sedikit dalam batu meteor.
Produksi komersial
berasal dari abu minyak bumi dan merupakan sumber Vanadium yang sangat
penting.Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh dengan mereduksi vanadium
triklorida dengan magnesium atau dengan campuran magnesium-natrium.
Sekarang, kebanyakan
logam vanadium dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan
kalsium dalam sebuah tabung bertekanan, proses yang dikembangkan oleh McKenie
dan Seybair.
Isotop
Vanadium alam
merupakan campuran dari 2 isotop, yakni Vanadium-50 sebanyak 0.24% dan Vanadium
-51 sebanyak 99.76%. Vanadium-50 sedikit radioaktif, memiliki masa paruh lebih
dari 3.9 x 1017 tahun.Ada
sembilan isotop lainnya yang tidak stabil
Sifat-sifat Vanadium
murni adalah logam berwarna putih cemerlang dan lunak.Tahan korosi terhadap
larutan basa, asam sulfat, dan asam klorida, juga air garam. Tetapi logam ini teroksidasi
di atas 660oC
Vanadium memiliki
kekuatan struktur yang baik dan memiliki kemampuan fisi neutron yang
rendah , membuatnya sangat berguna dalam penerapan nuklir .
Kegunaan
Vanadium digunakan
dalam memproduksi logam tahan karat dan peralatan yang digunakan dalam
kecepatan tinggi. Vanadium karbida sangat penting dalam pembuatan baja.
Sekitar 80% Vanadium
yang sekarang dihasilkan, digunakan sebagai ferro vanadium atau sebagai
bahan tambahan baja. Foil vanadium digunakan sebagai zat pengikat dalam
melapisi titanium pada baja. Vanadium petoksida digunakan dalam pembuatan
keramik dan sebagai katalis di industry, misalnya katalis pada pembuatan H2SO4
menurut kontak.
SO2
+ V2O5 ® SO3 + V2O4
V2O4 + 1/2O2
®
V2O5
SO2 + 1/2O2
+ V2O5 ® SO3 + V2O5
Vanadium juga
digunakan untuk menghasilkan magnet superkonduktif dengan medan magnet sebesar
175000 Gauss.
4. Mangan
(Mn)
Sumber
Sumber
Mineral mangan tersebar secara luas dalam banyak bentuk; oksida, silikat,
karbonat adalah senyawa yang paling umum. Penemuan sejumlah besar senyawa
mangan di dasar lautan merupakan sumber mangan dengan kandungan 24%. Kebanyakan
senyawa mangan saat ini ditemukan di Rusia, Brazil, Australia, Afrika sSelatan,
Gabon, dan India. Sifat-sifat Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat
yang keras tapi rapuh. Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan
air dingin perlahan-lahan.
Kegunaan
Mangan
digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting. Dengan aluminum dan
bismut, khususnya dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang bersifat
ferromagnetik.Mangan dioksida (sebagai pirolusit) digunakan sebagai depolariser
dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang
disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada
kaca. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam
pengeringan cat hitam.
Pembuatan
KMnO4 dilakukandengan cara mengalirkan Cl2 ke alam
larutan manganat (K2MnO4).
CL2(g) + 2MnO42-(aq)
®
2Cl-(aq) + 2MnO4-(aq) ungu
Larutan
KMnO4 dalam suasana asam atau basa merupakan oksidator.
MnO4- + 8H+
+ 5e- ®
Mn2+ (aq) + 4H2O
x2
H2C2O4
®
2CO2 + 2H+ + 2e- x5
2MnO4- + 6H+
+ 5H2C2O4 ® 2Mn2+ + 8H2O4
+ 10CO2
5. Kobalt
(Co)
Sumber
Kobalt
ditemukan oleh Brandt pada tahun 1735. Sumber Kobalt terdapat dalam mineral
kobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan dengan nikel, perak,
timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil samping
produksi. Kobalt juga terdapat dalam meteorit.Bijih mineral kobalt yang penting
ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Sifat-sifat Kobalt bersifat rapuh,
logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel. Kobalt memiliki
permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi. Kobalt cenderung
terdapat sebagai campuran dua allotrop pada kisaran suhu yang sangat lebar.
Bilangan
oksidasi kobalt adalah +2 dan+3, tetapi kobalt (II) lebih stabil. Dalam larutan,
kobalt (III) berupa kompleks Co(H2O)63+
sehingga stabil. Senyawa Co(OH)2 tidak larut dalam air,tetapi agak
bersifat amfoter dalam larutan asamencer, sedangkan dalam alkali pekat larut
sebagai Co(OH)42-. Oksida kobalt agak mirip dengan besi,
yaitu CoO, Co2O3, dan Co2O4.
Senyawa CoO mudah menjadiCo3O4 dengan adanya oksigen.
Kegunaan
Kegunaan
Kobal dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat Alnico,
alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy
stellit, mengandung kobal, khrom, dan wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan
berat, peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang
digunakan dengan kecepatan tinggi. Kobal juga digunakan untuk baja magnet dan
tahan karat lainnya. Garam kobal telah digunakan selama berabad-abad untuk
menghasilkan warna biru brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik
dan lapis e-mail gigi.
6. Nikel
(Ni)
Sumber
NikelSejarah
Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya kupfernickel
(nikolit) Sumber Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan
menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Deposit
nikel lainnya ditemukan di Kaledonia Baru, Australia, Cuba, Indonesia.
Sifat-sifat Nikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat
tinggi. Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan
konduktor yang agak baik terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup
logam besi-kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga. Nikel
adalah logam yang agak tahan korosi, karena oksidasinya membentuk lapisan
pelindung. Di alam, nikel didapat sebagai NiO, dan bila direaksikan dengan
karbon akan menghasilkan Ni yang tidak
murni.
2NiO + C ® 2Ni + CO2
Nikel
murni dapat dibuat dengan mereaksikan nikel yang kotor tersebut dengan gas CO
menjadi nikel tetrakarbonil Ni(CO)4.
Ni(s) + 4CO(g) ®
Ni(CO)4(g)
Senyawa
ini mudah menguap pada suhu sekitar 200°C dan terurai menjadi
nikel dan gas CO.
Kegunaan
Kegunaan
Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat. Nikel,
digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi senjata dan
ruangan besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus, digunakan sebagai
katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat). Nikel juga
digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai penyimpanan
Edison. Nikel dipakai sebagai pencampur logam karena tahan korosi. Nikel dengan
kromium dan besi menghasilkan baja yang anti karat (steinless steel). Juga
dapat digunakan sebagai pelindung logam dengan membuat lapisan nikelsecara
elektrolisis.
Kebanyakan
bilangan oksidasi nikel +2 dan +4,tetapi yang stabil adalah +2.dalam larutan,
nikel membentuk ion kompleks Ni(H2O)62+.
Oksida nikel yang penting adalah NiO2, yang dipakai dalam batere
nikel kadmium.
7. Tembaga (Cu)
Sumber
TembagaSejarah
(Latin, cuprum, dari pulau Cyprus). Tembaga dipercayai telah ditambang selama
5000 tahun. Sifat-sifat Tembaga memiliki warna kemerah-merahan. Unsur ini
sangat mudah dibentuk, lunak, dan merupakan konduktor yang bagus untuk aliran
elektron (kedua setelah perak dalam hal ini). Sumber-sumber Tembaga
kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam
mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite.
Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru,
dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya,
dan karbonat. Campuran logam besi yang memakai tembaga seperti brass dan
perunggu sangat penting. Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi,
maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan
pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga
larut dalam HNO3.
3Cu(s) + 8H+(aq)
+ 2NO3-(aq) ® 3Cu2+(aq)
+ 2NO(g) + 4H2O
Logam
tembaga dibuat dari tembaga sulfide (Cu2S) yang dioksidasi dengan oksigen.
Cu2S + 2O2 D
2CuO + SO2
2CuO + Cu2S D
SO2 + 4Cu
Untuk
mendapatkan tembaga yang lebih murni, Cu2O direduksi dengan karbon (C).
2Cu2O + C ® 4Cu + CO2
Tembaga
dalamsenyawa berbilangan oksida +1, Cu+ tidak stabil dan dapat berubah.
2Cu+(aq) ® Cu(s)
+ Cu2+(aq)
Kegunaan
Tembaga memiliki
kegunaan yang luas sebagai racun pertanian dan sebagai algisida dalam pemurnian
air. Kegunaan Industri elektrik merupakan konsumen terbesar unsur ini.
8. Seng (Zn)
Sumber
Seng Sejarah (Jerman: zink) Berabad-abad
sebelum seng dikenal sebagai unsur tersendiri yang unik, bijih seng telah
digunakan dalam pembuatan kuningan. Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh
Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan
cara mereduksi calamine dengan arang. Sumber Bijih-bijih seng yang utama adalah
sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat) dan
franklinite (zine, manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur
ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk
oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan
proses distilasi. Sifat-sifat Seng memiliki warna putih kebiruan. Logam ini
rapuh pada suhu biasa tetapi mudah dibentuk pada 100-150 derajat Celcius.Unsur
ini juga menunjukkan sifat yang sangat mudah dibentuk (superplasticity).Senyawa
ini memiliki sifat-sifat kelistrikan, panas, optik dan solid-state yang unik
tetapi belum sepenuhnya dimengerti. Terdapat di alam sebagai Zincite (ZnO) dan
spalarite (ZnS). Zn dihasilkan dengan pemanggangan ZnS, kemudian ZnO direduksi
dengan karbon pijar
2ZnS
+ 3O2 ®
2ZnO
+ 2SO2
ZnO
+ C ® Zn +CO
Suatu proses ± 1200°C, di atas suhu tersebut Zn menguap dan
dikondensasi menjadi debu Zn. Zn mudah bereaksi dengan asam membentuk H2.
Zn(s)
+ 2H+(aq) ®
Zn2+(aq) + H2(g)
Zn2+ tidak berwarna dan dalam
air terhidrolisis.
Zn2+ + H2O D
Zn(OH) + H+
Kegunaan
Kegunaan Logam ini digunakan untuk
membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain. Kuningan, perak nikel,
perunggu, perak Jerman, solder lunak dan solder aluminium
9. Perak
(Ag)
Di alam terdapat dalam keadaan bebas atau
sebagai Ag2S (Argentite). Ag merupakan logam berwarna putih dan konduktor yang
baik. Senyawa-senyawa Ag umumnya mempunyai biloks +1, misalnya AgNO3.
Pembuatan Ag
Ag2S(s)
+ 4CN-(aq) ® 2[Ag(CN)2]-(aq)
+ S2-(aq)
Zn(s)
+ 2[Ag(CN)2]-(aq)
+ 4OH-(aq) ® 2Ag(s) + 4CN-(aq)
+ Zn(OH)42-(aq)
10. Kadmium (Cd)
Terdapat
sebagai senyawa, misalnya CdS (greenokite) dihasilkan sebagai hasil samping
ekstraksi Pb dan Zn atau dihasilkan dengan mereduksi Cd2+ dengan Zn. Mula-mula
CdS dilarutkan dalam asam. Larutan Cd2+ direduksi dengan Zn.
CdS(S) + 2H+(aq) ® Cd2+ (aq) + H2S(g)
Cd2+(aq) + Zn(s) ® Cd(s) + Zn2+(aq)
Digunakan
pada panduan logam, cat, dan produksi beberapa plastik. Adanya Cd bebas diudaa
atau terlarut berbahaya bagi manusia seperti adanya Cd dalam tulang menyebabkan
tulang berpori serta mengalami keretakan, dan Cd dapat menggantikan Zn pada
metabolism lemah sehingga reaksi terhambat.
IV. SENYAWA KOORDINASI (KOMPLEKS)
Senyawa Koordinasi adalah
senyawa yang terbentuk dari ion sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks.Unsur
transisi periode keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks.Ion kompleksterdiri dari kation logam transisi
dan ligan.Liganadalah molekul atau ion yang terikat pada
kation logam transisi.Interaksi antara kation logam transisidengan ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis.
Menurut Lewis, liganmerupakan basa Lewisyang berperan sebagai spesi pendonor (donator)
elektron. Sementara itu, kation
logam transisimerupakan asam Lewisyang berperan sebagai spesi penerima
(akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi
(datif) antara ligan
dengan kation logam
transisi pada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisi kekurangan elektron, sedangkanligan memiliki
sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB).Beberapa contoh molekul yang dapat berperan
sebagai liganadalah
H2O, NH3, CO, dan ion Cl-.
Bilangan koordinasiadalah
jumlah liganyang
terikat pada kation logam
transisi. Sebagai
contoh, bilangan
koordinasiAg+pada ion [Ag(NH3)2]+
adalah dua, bilangan
koordinasiCu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+
adalah empat, dan bilangan
koordinasiFe3+ pada ion [Fe(CN)6]3-
adalah enam. Bilangan
koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Tatanama Senyawa Koordinasi
a.
Penamaan
Ligan
Beberapa ligan yang
berbentuk molekul netral diberi nama sesuai nama molekulnya:
NH3 ammin
H2O aqua
NO nitrosil
CO karbonil
Logam
anion diberi nama yang umum dan diberi akhiran –o
F- fluoro
Cl- kloro
Br- bromo
CH3COO- asetato
CN- siano
OH- hidrokso
CO2- karbonato
C2O4- oksalato
Radikal
diberi nama sesuai nama biasa
CH3 metil
C6H5 fenil
Ligan
yang menggunakan nama biasa tanpa diberi spasi
(CH3)2SO dimetilsulfaksida
C5N2N piridin
(C6H5)3P trifenilfosfin
Ligan
N2 dan O2 disebut dinitrogen dan dioksigen
Untuk
menyebut banyaknya ligan digunakan awal Yunani (misalnya, di-, tri-, tetra-,
penta-, heksa-).
B. Urutan Sebutan
Dalam
menyebut nama garam, nama kation disajikan lebih dahulu kemudian nama anion.
Misalnya Cu(NH3)4SO4, mula-mula nama Cu(NH3)42+,
kemudian nama SO42-.
Untuk
ion kompleks atau molekul ligan, disajikan lebih dahulu dan logam yang
terakhir.
Ligan
disusun berdasarkan abjad dan biasanya ligan netral disajikan lebih dahulu,
kemudian ligan anion.
C. Ion logam
Untuk
kompleks netral dan kompleks kation, setelah nama ligan diikuti nama logam dan
diberi bilangan oksidasi dengan angka Romawi dalam tanda kurung.
Contoh:
[Cu(NH3)4]2+ tetraamintembaga (II)
Untuk
kompleks anion, logam diberi akhiran –at
[Fe(CN)6]4- heksasianoferat
(II)
Contoh:
Cu(NH3)4SO4 tetraammintembaga (II)
sulfat
[Co(NH3)5Cl]Cl2 pentaamminklorokobalt (III)
klorida
K4[Fe(CN)6] kalium
heksaasionoferat (II)
[Mo(NH3)3Br]NO3 tetraammintribromomolibdenum
(IV) nitrat
(NH4)2[CuBr4] ammonium
tetrabromokuprat (II)
[Co(NH3)4(H2O)CN]Cl2 tetraaminaquasianokobalt (II) klorida
[Co(NH3)5CO3]Cl pentaaminkarbonatokobalt (II)
klorida
[Cr(H2O)4Cl2]Cl tetraaquodiklorokromium
(III) klorida
Catatan:
Aturan ini hanya berlaku bila kompleks bermuatan negative. Jika kompleks
bermuatan positif atau netral, maka kation diberi sesuai nama logamnya.
·
Ion/atom pusat :
Ion/atom bagian dari senyawa
koordinasi yang berada di pusat (bagian tengah) baik dalam keadaan netral
ataupun bermuatan positif bertindak sebagai penerima pasangan elektron (Asam
Lewis), umumnya berupa logam (terutama logam-logam transisi).Logam transisi
memiliki subkulit d atau f yang tidak terisi penuh atau mudah membentuk ion-ion
dengan subkulit d atau f yang tidak terisi penuh. Ini menyebabkan beberapa
sifat khas, yaitu:
• Memiliki warna yg unik
• Pembentukan senyawa paramagnetik
• Aktivitas katalitik
• Cenderung membentuk ion kompleks
Ikatan yang terjadi antara logan
dengan ligan umumnya merupakan ikatan kovalen koordinat, sehingga senyawa
kompleks disebut juga senyawa koordinasi. Sifat logam transisi blokd sangat
berbeda antara logam deret pertama (3d) dan deret kedua (4d),
walaupun perbedaan deret kedua dan ketiga (5d) tidak terlalu besar.
Jari-jari logam dari skandium sampai tembaga (166 sampai 128 pm) lebih kecil
daripada jari-jari Litium, Y, sampai perak, Ag, (178 sampai 144 pm) atau
jari-jari, lantanum, sampai emas (188 sampau 146 pm). Lebih lanjut,senyawa
logam transisi deret pertama jarang yang berkoordinasi 7, sementara logam
transisi deret kedua dan ketiga dapat berkoordiasi 7-9. Logam transisi deret
kedua dan ketiga berbilangan oksida lebih tinggi lebih stabil dari pada keadaan
oksidasi tinggi logam transisi deret pertama. Contohnya meliputi tungsten
heksakhlorida, WCl6, osmium tetroksida, OsO4, dan
platinum heksafluorida, PtF6. Senyawa logam transisi deret pertama
dalam bilangan oksidasi tinggi adalah oksidator kuat dan oleh karena itu mudah
direduksi. Sifat logam transisi blokd tidak berbeda tidak hanya dalam
posisi atas dan bawah di tabel periodik tetapi juga di golongan kiri dan kanan.
Golongan 3 sampai 5 sering dirujuk sebagai logam transisi awal dan logam-logam
ini biasanya oksofilik dan halofilik.Dengan tidak hadirnya ligan jembatan,
pembentukan ikatan logam-logam sukar untuk unsur-unsur ini.Senyawa organologam
logam-logam ini diketahui sangat kuat mengaktifkan ikatan C-H dalam
hidrokarbon.Logam transisi akhir dalam golongan-golongan sebelah kanan sistem
periodik biasanya lunak dan memiliki keaktifan besar pada belerang atau
selenium. Logam transisi blok d yang memiliki orbital s, p,
dan d dan yang memiliki n elektron di orbital d disebut dengan
ion berkonfigurasi dn. Misalnya, Ti3+ adalah ion d1, dan
Co3+ adalah ion d6
·
Ligan (gugus pelindung) :
Atom/ion bagian dari senyawa
koordinasi yang terikat langsung dengan atom pusat dikenal sebagai atom
donor,contoh: nitrogen dalam ion kompleks [Cu(NH3)4]2+
merupakan atom donor.
Deret
spektrokimia :
Ligan kuat
Ligan
sedang
Ligan
lemah
CO, CN-> phen > NO2->
en > NH3> NCS-> H2O > F->
RCOO-> OH-> Cl-> Br-> I-
Senyawa-Senyawa kompleks memiliki
bilangan koordinasi yang dapat diartikan sebagai bilangan yang dapat
menunjukkan jumlah atom donor diseputar atom logam pusat dalam ion
kompleks.Ion-ion kompleks memiliki bilangan koordinat yang bermacam – macam
Contoh : Ion Kompleks Bilangan
Koordinasi
Ag [NH3]+ 2
[Sn Cl3]- 3
[Fe Cl4]- 4
[Ni(CN)5]3- 5
[Fe(CN)6]3-
6
Ion dengan
bilangan koordinasi 2 dan lebih besar dari 6 seperti 7,8 sangat jarang
ditemukan.Yang paling umum dibahas adalah ion kompleks yang bilangan koordinasi
4 dan 6.
Kestabilan Ion Kompleks
Reaksi kompleks diklasifikasikan
kedalam reaksi substitusi ligan, reaksi konversi ligan dan reaksi redoks
logam.Tetapi dalam hal ini yang dibahas adalah reaksi substitusi ligan. Ion
logam mengalami reaksi pertukaran (substitusi) ligan dalam larutan yang secara
umum dapat ditulis dalam bentuk persamaan :
Ln
Mx + Y → Ln My + X
Laju reaksi ini sangat beragam,
tergantung pada jenis ion logam dan ligannya.
Stabilitas Ion Kompleks
Faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas ion kompleks (ditinjau dari aspek ion pusatnya) antara lain :
a. Rapat muatan (perbandingan muatan dengan jari-jari atom)
Stabilitas ion kompleks bertambah
jika rapat muatan ion pusat bertambah
b. CFSE (energi penstabilan medan ligan)
Stabilitas ion kompleks bertambah dengan adanya CFSE, karena
CFSE pada dasarnya merupakan energi penstabilan tambahan yang diakibatkan oleh
terjadinya splitting orbital d. CFSE dihitung dengan pedoman penambahan CFSE
sebesar 0,4∆o untuk setiap penempatan 1 e pada orbital t2g
dan pengurangan CFSE sebesar 0,6∆o untuk setiap penempatan 1 e pada
orbital eg.
c. Polaristabilitas
Ion-ion logam klas a (asam keras) yaitu yang memiliki muatan
tinggi dan ukuran kecil akan membentuk kompleks ysng stabil jika ligannya
berasal dari basa keras, yaitu yang elektronegatifitasya besar dan berukuran
kecil.
Pola
Pembelahan Orbital d Pada Berbagai Struktur Kompleks
1. Kompleks Oktahedral
Orbital eg (dx2-y2
dan dz2) mengalami tolakan yang lebih kuat (oleh ligan) dibanding
orbital t2g (dxy,dxz dan dyz), sehingga terjadi splitting yaitu
pembelahan orbital d menjadi 2 bagian yang berbeda tingkat energinya (eg
memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dibanding t2g).
2. Kompleks Tetragonal
Tetragonal merupakan oktahedral
cacat (terdistorsi) dimana 2 ligan yang berada pada sumbu z berjarak lebih jauh
dibanding 4 ligan lainnya.Akibatnya orbital-orbital yang mengandung unsur z,
yaitu dz2, dxz dan dyz tingkat energinya turun, sedang orbital-orbital
yang mengandung unsur x dan y, yaitu dx2-y2 dan dxy
tingkat energinya naik.
3.
Kompleks bujur sangkar
Kompleks bujur sangkar dapat
dipandang sebagai distorsi ekstrim dari kompleks oktahedral, dimana 2 ligan
yang berada pada sumbu z ditarik semakin jauh dari ion pusat.Akibatnya
orbital-orbital yang mengandung unsur z, yaitu dz2, dxz dan dyz
tingkat energinya semakin turun, sebaliknya orbital-orbital yang mengandung
unsur x dan y, yaitu dx2-y2 dan dxy tingkat energinya
semakin naik.
4.
Kompleks tetrahedral
Pada kompleks tetrahedral keempat
ligan menempati titik-titik sudut tetrahedral yang berada di antara sumbu atom.
Akibatnya Orbital eg (dx2-y2 dan dz2)
mengalami tolakan yang lebih lemah (oleh ligan) dibanding orbital t2g
(dxy, dxz dan dyz), sehingga terjadi splitting yaitu pembelahan orbital
d menjadi 2 bagian yang berbeda tingkat energinya (eg memiliki tingkat energi
yang lebih
rendah dibanding t2g).
Gambar Pembelahan medan ligan dalam
medan oktahedral dan tetrahedral.
Elektron
dari orbital-d dan dari ligan akan saling tolak menolak. Oleh karena
itu, elektron-d yang berdekatan dengan ligan akan memiliki energi yang lebih
besar dari yang berjauhan dengan ligan, menyebabkan pemisahan energi orbital-d.
Pemisahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
·
sifat-sifat
ion logam.
·
keadaaan
oksidasi logam.
Keadaan oksidasi yang lebih besar menyebabkan pemisahan yang lebih besar.
·
susunan
ligan disekitar ion logam.
·
sifat-sifat
ligan yang mengelilingi ion logam. Efek ligan yang lebih kuat akan menyebabkan
perbedaan energi yang lebih besar antara orbital 3d yang berenergi
tinggi dengan yang berenergi rendah
Reaksi
Logam Transisi
A.
Sc (SKANDIUM)
- Reaksi dengan air:
Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air
membentuk larutan yang terdiri dari ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) à2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
2Sc(s) + 6H2O(aq) à2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
- Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka
akan membentuk scandium (III)oksida.
4Sc(s) + 3O2(g) à2Sc2O3(s)
4Sc(s) + 3O2(g) à2Sc2O3(s)
- Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen
membentuk trihalida.
2Sc(s) + 3F2(g) à2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) à2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) à2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s) à2ScI3(s)
2Sc(s) + 3F2(g) à2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) à2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) à2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s) à2ScI3(s)
- Reaksi dengan asam
Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk
larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hydrogen.
2Sc(s) + 6HCl(aq) à 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
2Sc(s) + 6HCl(aq) à 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
B.
Ti (TITANIUM)
· Reaksi dengan Air
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
· Reaksi dengan Udara
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan nyala putih yang terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan nyala putih yang terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)
· Reaksi dengan Halogen
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan Fluor berlangsung pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan Fluor berlangsung pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
· Reaksi dengan Asam
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperatur normal tetapi dengan asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperatur normal tetapi dengan asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
· Reaksi dengan Basa
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada keadaan panas.
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada keadaan panas.
C. V (VANADIUM)
Vanadium (V) oksida dalam Proses
Kontak
Di jantung Proses Contact adalah reaksi yang mengubah belerang dioksida ke trioksida belerang. Sulfur dioksida gas yang dilewatkan bersama dengan udara (sebagai sumber oksigen) melalui katalis (V) vanadium oksida padat.
Di jantung Proses Contact adalah reaksi yang mengubah belerang dioksida ke trioksida belerang. Sulfur dioksida gas yang dilewatkan bersama dengan udara (sebagai sumber oksigen) melalui katalis (V) vanadium oksida padat.
Reaksi dengan hidrogen peroksida
VO3-
+ 4H+ + H2O2 à VO2
3+ + 3H20
D. Cr (KROM)
·
Reaksi
kromium dengan udara
Logam kromium tidak bereaksi dengan udara atau oksigen pada
suhu kamar.
·
Reaksi
kromium dengan air
Logam kromium tidak bereaksi dengan air pada suhu kamar.
· Reaksi kromium dengan halogen
a. Fluorida
Kromium
bereaksi langsung dengan fluorin, F2, pada suhu 400°C, dan 200-300
atmosfer untuk membentuk kromium (VI) fluorida, CRF6 :
Cr
(s) + 3F2 (g) → CRF6 (s)
[kuning]
Di
bawah kondisi ringan, kromium (V) bereaksi dengan fluorida, membentuk CRF5
:
2Cr
(s) + 5F2 (g) → 2CrF5 (s)
[merah]
2Cr
(s) + 3F2 (g) → 2CrF3 (s)
[hijau]
Selain
membentuk kromium heksafluorida, CrF6, kromium trifluorida, CrF3
dan kromium pentafluorida, CrF5, reaksi kromium dengan
fluorida juga dapat membentuk kromium difluorida, CrF2, dan kromium
tetrafluorida, CrF4.
b. Klorida
Di bawah kondisi yang masih ringan,
logam kromium dapat bereaksi dengan unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3.
2Cr
(s) + 3Cl2 (g) → 2CrCl3 (s)
[merah-violet]
Selain
membentuk kromium triklorida, CrCl3, reaksi kromium dengan klorida
juga dapat membentuk kromium diklorida, CrCl2 dan kromium
tetraklorida, CrCl4.
c. Bromida
Di bawah kondisi yang masih ringan,
logam kromium dapat bereaksi dengan unsur bromida, Br2 membentuk
CrBr3.
2Cr
(s) + 3BR2 (g) → 2CrBr3 (s)
[sangat hijau]
Selain
membentuk kromium tribromida, CrBr3, reaksi kromium dengan bromida
juga dapat membentuk kromium dibromida, CrCl2 dan kromium
tetrabromidaa, CrCl4.
d. Iodida
Di
bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi dengan unsur
iodida, I2 membentuk CrI3:
2Cr
(s) + 3I2 (g) → 2CrI3 (s)
[hijau gelap]
Selain
membentuk kromium triiodida, CrI3, reaksi kromium dengan iodida juga
dapat membentuk kromium diiodida, CrI2 dan kromium tetraiodida, CrI4.
·
Reaksi
kromium dengan asam
Logam kromium larut dalam asam
klorida encer membentuk larutan Cr(II) serta gas hidrogen, H2. Dalam
keadaan tertentu, Cr(II) hadir sebagai ion kompleks [Cr(OH2)6]2+.
Hasil yang sama terlihat untuk asam sulfat, tetapi kromium murni tahan terhadap
serangan. Logam kromium tidak bereaksi dengan asam nitrat, HNO3.
Contoh reaksi kromium dengan asam
klorida:
Cr(s) + 2HCl(aq) → Cr 2+ (aq)
+ 2Cl - (aq) + H 2 (g)
E. Mn (MANGAN)
·
Reaksi dengan air.
Mangan
bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secara perlahan dan gas hidrogen
akan dibebaskan sesuai reaksi:
Mn(s)
+ 2H2O(l)
→ Mn(OH)2(g) +H2(g)
·
Reaksi dengan udara
Logam
mangan terbakar di udara sesuai dengan reaksi:
3Mn(s)
+ 2O2 → Mn3O4(s)
3Mn(s)
+ N2 → Mn3N2(s)
·
Reaksi dengan halogen
Mangan
bereaksi dengan halogen membentuk mangan (II) halida, reaksi:
Mn(s) +Cl2 → MnCl2
Mn(s) +Cl2 → MnCl2
Mn(s)
+ Br2 → MnBr2
Mn(s)
+ I2 → MnI2
Mn(s)
+ F2 → MnF2
Selain bereaksi dengan flourin
membentuk mangan (II) flourida, juga menghasilkan mangan (III) flourida sesuai
reaksi:
2Mn(s)
+ 3F2 → 2MnF3(s).
· Reaksi
dengan asam
Logam mangan bereaksi dengan
asam-asam encer secara cepat menghasilkan gas hidrogen sesuai reaksi:
Mn(s) + H2SO4
→ Mn2+(aq) + SO42-(aq) +
H2(g)
F. Fe (FERUM/BESI)
- Besi bereaksi dengan uap air
pada suhu tinggi.
3Fe (s) + 4H2O (g) Fe2O4 (s) + 4H2 (g)
- Besi bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat encer.
Fe(s) +2H3O+ (aq) Fe2+ (aq) + H2 (g) + 2H2O (l)
- Besi (II) dan besi (III) dapat membentuk kompleks heksaaqua dalam larutan air.
[Fe(H2O)6]2+ Fe(H2O)6]3+
- Besi (II) dapat dibedakan dari besi (III) dengan mereaksikannya dengan lautan NaOH. Garam besi (II) menghasilkan endapan besi (II) hidroksida berwarna hijau yang perlahan-lahan berubah menjadi warna coklat karena terjadi oksidasi.
Fe2+ (aq) + 2OH- (aq) Fe(OH)2 (s)
Dengan larutan natrium hidroksida, larutan besi (III) akan menghasilkan endapan besi (III) hidroksida yang berwarna coklat kemerah-merahan.
Fe3+ (aq) + 3OH- Fe(OH)3 (s)
3Fe (s) + 4H2O (g) Fe2O4 (s) + 4H2 (g)
- Besi bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat encer.
Fe(s) +2H3O+ (aq) Fe2+ (aq) + H2 (g) + 2H2O (l)
- Besi (II) dan besi (III) dapat membentuk kompleks heksaaqua dalam larutan air.
[Fe(H2O)6]2+ Fe(H2O)6]3+
- Besi (II) dapat dibedakan dari besi (III) dengan mereaksikannya dengan lautan NaOH. Garam besi (II) menghasilkan endapan besi (II) hidroksida berwarna hijau yang perlahan-lahan berubah menjadi warna coklat karena terjadi oksidasi.
Fe2+ (aq) + 2OH- (aq) Fe(OH)2 (s)
Dengan larutan natrium hidroksida, larutan besi (III) akan menghasilkan endapan besi (III) hidroksida yang berwarna coklat kemerah-merahan.
Fe3+ (aq) + 3OH- Fe(OH)3 (s)
G. Co (KOBALT)
- Larut dalam asam asam mineral
encer
Co + 2H+ Co2+ + H2
- Larutan natrium hidroksida dengan Co
Co2+ + OH- + NO3- Co(OH)NO3 (S) biru
Co(OH)NO3(S) biru + OH- Co(OH)2(s) merah jambu + NO3 –
Co + 2H+ Co2+ + H2
- Larutan natrium hidroksida dengan Co
Co2+ + OH- + NO3- Co(OH)NO3 (S) biru
Co(OH)NO3(S) biru + OH- Co(OH)2(s) merah jambu + NO3 –
H. Ni (NIKEL)
- Asam
klorida (encer maupun pekat) dan asalm sulfat encer melarutkan nikel dengan
membentuk hidrogen
Ni + 2H+ Ni2+ + H2(g)
Ni + 2HCl Ni2+ + 2Cl- + H2(g)
- Larutan natrium hidroksida dengan Ni
Ni2+ + 2OH- Ni(OH)2 (S) hijau
Ni + 2H+ Ni2+ + H2(g)
Ni + 2HCl Ni2+ + 2Cl- + H2(g)
- Larutan natrium hidroksida dengan Ni
Ni2+ + 2OH- Ni(OH)2 (S) hijau
I.
Cu (TEMBAGA)
- Asam
sulfat pekat dapat melarutkan tembaga
Cu + 2H2SO4 Cu2+ + 2-
+ (g) + 2HO
- Tembaga mudah larut dalam air
raja
3Cu +
6HCl + 23Cu2+ + 6Cl- + 2NO (g) + 4O
-
Tembaga dengan Hidrogen Sulfida
Cu2+
+ H2S CuS (s) + 2H+
-
Tembaga dalam larutan Ammoniak
2Cu2+
+ SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+
J.
Zn (SENG)
-Zn
dalam asam nitrat encer
4Zn + 10H+ + NO3-
4Zn2+ + NH4+ + 3H2O
-
Zn dalam asam nitrat pekat
Pelarutan
terjadi dengan asam nitrat yang encer sekali. Tetapi dengan bertambah pekatnya asam
nitrat akan terbentuk gas dinitrogen oksida dan nitrogen oksida.
4Zn + 10H+ + 2NO3-
4Zn2+ + N2O + 5H2O
3Zn + 8HNO3 3Zn2+ + 2NO + 6NO3-
+ 4H2O
Identifikasi
Logam Transisi
Ø Titanium
Titanium
adalah logam yang keras , berwarna keabu-abuan . Titanium dapat larut dalam
asam sulfat pekat yang panas dan dalam hidrogen fluorida . seperti timah,
titanium tak larut dalam asam nitrat pekat, karena terbentuknya asam titanat
pada permukaan logam , yang melindungi sisa logam dari asam itu.
Titanium membentuk ion titanium(III)
, Ti3+ yang berwarna lembayung dan ion titanium (IV), Ti4+
yang tak berwrna . Ion titanium (III) agak tidak stabil dan mudah dioksidasikan
menjadi titanium (IV) dalam larutan air . Ion titanium (IV) berada hanya dslam
larutan yang bersifat sangat asam . ia cenderung terhidrolisis membentuk
mula-mula ion titanil TiO2+ .
Larutan-larutan natrium hidroksida,
amonia atau amonium sulfida . Semua reagensia ini memberi endapan seperti
gelatin yang putih.
Uji kering yang dilakukan pada titanium
menghasilkan warna kuning ketika panas dan lembayung ketika dingin pada nyala
reduksi. Dan tak berwarna pada nyala oksidasi.Hasil ini diperoleh lebih cepat
jika ditambahkan sedikit timah (II) klorida. Jika manik dipanaskan dalam nyala
reduksi dengan runutan besi(II) sulfat , warnanya akan menjadi merah darah.
Ø Vanadium
Vanadium adalah logam abu- abu yang
keras . Logam ini melebur pada 1900oC
. Vanadium tak dapat dilarutkan dalam asam klorida , asam nitrat atau asam
sulfat atau dalam alkali. Logam ini mudah melarut dalam air raja atau dalam
campuran asam nitrat pekat dan hidrogen fluorida.
Uji manik borak pada vanadium
dihasilkan tak berwarna pada nyala oksidasi dan berwarna hijau pada nyala
reduksi
Vanadat – vanadat tak diendapkan oleh
H2S dalam larutan asam . Dalam larutan amonium sulfida , terbentuk
garam tio yang larut , dari mana V2S5 yang cokelat
diendapkan
Dengan
menuangkannya kedalam H2SO4 3M. Endapan dapat dilarutkan
dalam HCl pekat
Ø Kromium (Cr)
Kromium adalah logam kristalin yang
putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa dengan berarti. Kromium melebur
pada 1765o C. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat
.Jika terkena udara, akan terbentuk ion-ion kromium(II).
Cr + 2HCl -à Cr2+
+ 2Cl- + H2(g)
Cr + 2H+ à Cr2+ + H2(g)
Ion kromat dapat diidentifikasi
dengan beberapa uji diantaranya yaitu dengan
larutan amonia. Endapan seperti gelatin yang berwarna abu – abu hijau sampai abu – abu
biru, yaitu kromium (III) hidroksida , Cr(OH)3 , yang sedikit larut dalam
zat pengendap berlebihan dalam keadaan dingin dengan membentuk larutan
lembayung atau merah jambu yang mengandung ion kompleks heksaaminakromat(III),
dengan mendidihkan larutan, kromiun hidroksida
diendapkan.
Cr3+ + 3NH3 + 3H2O à Cr(OH)3(s)
+ 3NH+
Cr(OH)3(s)
+ 6NH3 à [Cr(NH3)6]3+
+ 3OH-
Ø Mangan (Mn)
Mangan adalah logam putih abu – abu
, yang penampilannnya serupa besi tuang . Ia melebur pada kira – kira 1250o
C. Dalam larutan amonia, terjadi pengendapan mangan (II) hidroksida yang semula
berwarna putih
Mn2+ + 2NaOH à Mn(OH)2(s)
+ 2Na+
Endapan tak larut dalam reagensia
berlebih , endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara , menjadi coklat
ketika terbentuk mangan dioksida berhidrat.
Mn(OH)2(s) + O2 + H2Onà MnO(OH)2(s)
+ 2OH-
Dengan
melakukan uji manik boraks, manik yang dihasilkan dalam nyala oksidasi oelh
garam-garam mangan dalam jumlah sedikit , berwarna lembayung sewaktu panas dan
merah kecubung ketika dingin, dengan mangan dengan jumlah yang banyak , manik
hampir berwarna coklat. Dalam nyala reduksi manik mangan tak berwarna ,
sedangkan manik yang ditimbulkan oleh nikel , berwarna abu- abu.
Ø Besi (fe)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak,
yang kukuh dan liat . Ia melebur pada 1535oC. Jarang terdapat besi
komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida,
silisida,fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Asam klorida
encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi yang menghasilkan garam-garam besi (II)dan
gas hidrogen.
Fe +
2H+ à Fe2+ + H2(g)
Fe + 2HCl à Fe2+ + 2Cl- + H2(g)
Dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion – ion
besi (III) dan belerang oksida
4Fe +
10H+ + NO3- à 4Fe2+ + NH4+ + 3H2O
Asam
nitrat pekat dam keadaan dingin membuat besi menjadi pasif, dengan keadaan ini
, besi tak bereaksi dengan asam nitrat encer dan tidak mendesak tembaga dari
larutan air suatu garam tembaga . Asam nitrat pekat yang panas melarutkan besi
dengan membentuk gas nitrogen oksid dan ion besi (III)
Fe +
HNO + 3H+ à Fe3+ + NO(g) + 2H2O
Besi
membentuk 2 deret garam yang penting yaitu
a. Garam- garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida .
Dalam larutan, garam-garam ini
mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Pada umumnya ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks
sepit yang berwarna tua .
b. Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi , Fe2O3.Garam
ini lebih stabil dari garam
besi (II) . Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda , jika larutan
mengandung klorida , warna menjadi semakin kuat
.
Larutan
Natrium hidroksida : endapan putih Fe(OH)2, bila tak terdapat udara
sama sekali. Endapan ini tak larut dalam reagensia beelebihan , tetapi larut
dalam asam. Bila terkena udara Fe(OH)2 dengan cepat
dioksidasikan , yang pada akhirnya menghasilkan Fe(OH)3 yang
berwarna coklat kemerahan. Pada kondisi biasa , Fe(OH)2 tampak
sebagai hijau kotor ; dengan penambahan hidrogen peroksida dan segera di
oksidasikan menjadi Fe(OH)2 :
Fe2+
+ 2OH- àFe(OH)2
4Fe(OH)2
+ 2H2O + O2 àFe(OH)3
2Fe(OH)2
H2O2àFe(OH)3
Uji
penentuan pembedaan untuk ion-ion besi (II) dan besi(III). Larutan garam
Besi(II) murni yang baru dibuat mengandung sedikit besi(III) dan uji tiosianat
akan positif dengan larutan-larutan ini. Tetapi, jika besi(III) direduksi
dengan salah satu cara yang diuraikan dalam reaksi :
2Fe3+
+ Sn2+ àFe2+
+ Sn4+
2Fe3+
+ 2I- àFe2+ + I2
4Fe3+
+ 2NH2OH àFe2+
+ N2O + H2O + 4H+
4Fe3+
+ N2H4 à4Fe2+ + N2 +4H+
2Fe3++
C6H8O6 àFe2+
+ C6H6O6 + 2H+
Uji
tiosianat akan menjadi negatif.
Uji
kering
a.
Uji pipa tiup. Bila senyawa-senyawa
besi dipanaskan di atas arang dengan Natrium karbonat, dihasilkan
partikel-partikel logam besi yang abu-abu; partikel ini biasanya sukar dilihat,
tetapi dapat dipisahkan dari arang dengan memakai suatu magnet.
b.
Uji manik boraks. Dengan besi yang
berjumlah sedikit ,manik ini berwarna coklat kekuningan ketika panas dan kuning
ketika dingin dalam nyala oksidasi ,dan hijau muda dalam nyala reduksi; dengan
besi yang berjumlah banyak ,manik berwarna coklat-kemerahan dalam nyala
oksidasi.
Ø Kobalt (co)
Kobalt
adalah logam berwarna abu abu seperti baja , dan bersifat sedikit magnetis . Ia
melebur pada 1490oC logam ini mudah larut dalam asam mieral encer
Co +
2H+ à Co2+ + H2(g)
Pelarutan
dalam asam nitrat disertai dengan pembentukan nitrogen oksida
3Co + 2HNO3 + 6H+ à 3Co3+ + 2NO + 4H2O
Dalam
larutan air dari senyawa – senyawa kobalt (II) terdapat ion Co2+
yang berwarna merah . Senyawa senyawa kobalt (II) yang tak berhidrat atau tak
terdisosiasi memiliki warna biru. Jika disosiasi dari senyawa-senyawa kobalt
ditekan, warna larutan berangsur-angsur berubah menjadi biru.
Kobalt
(II) nitrat jika bereaksi dengan natrium hidroksida dalam keadaan dingin
dihasilkan endapan suatu garam basa berwarna biru
Co(NO3)2
+ NaOH à Co(OH)NO3 (s) + Na
Kobalt
juga dapat diidentifikasi dengan uji pipa tiup. Semua senyawa kobalt bila
dipijarkan dengan natrium karbonat diatas arang menghasilkan manik kobalt
berwarna abu-abu yang sedikit metalik . Jika ini diangkat, lalu ditaruh diatas
kertas saring dan dilarutkan
Dengan
menambahkan beberapa tetes asam nitrat
encer dan beberapa tetes asam klorida pekat, lalu kertas saring dikeringkan ,
kertas akan berubah warna menjadi biru oleh kobalt klorida yang dihasilkan.
Sedangkan dengan uji manik boraks ,
menhasilkan suatu manik biru , baik dalam nyala oksidasi maupun nyala reduksi .
Terbentuk kobalt metaborat Co(BO2)2 atau garam kompleks
Na2Co(BO2)4.
Ø Nikel (ni)
Nikel adalah logam putih perak yang
keras. Nikel bersifat liat , dapat ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur
pada 1455oC dan bersifat sedikit magnetis..
Asam klorida encer maupun pekat dan
asam sulfat encer , melarutkan nikel dengan membentuk hidrogen.
Ni + 2H+
à Ni2+ + H2 (g)
Ni + 2HCl à Ni2+
+ 2Cl- +H2(g)
Garam- garam nikel (II) yang stabil
, diturunkan dari nikel (II) oksida , NiO, yang merupakan zat berwarna hijau.
Garam – garam nikel yang terlarut , berwarna hijau , disebabkan oleh warna dari
kompleks heksakuonikelat [Ni(H2O)6]2+
Nikel juga dapat diidentifikasi
melalu uji pipa tiup. Semua senyawa nikel, bila dipanaskan dengan natrium
karbonat diatas arang, menghasilkan serpih-serpih logam nikel berwarna abu-abu
yang sedikit magnetis . Jika serpih-serpih ini ditaruh diatas selembar pita
kertas saring , dilarutkan dengan beberapa tetes asam klorida pekat , dan
kertas saring dikeringkan dengan menggerakkannya mundur-maju dalam nyala api ,
atau dengan menaruhnya pada dinding sebelah luar tabung uji yang mengandung air
yang dipanaskan sampai titik didih, maka kertas mendapatkan warna hijau yang
disebabkan oleh terbentuknya nikel(II) klorida . Dengan membasahkan kertas
saring itu dengan larutan amonia, dan menambahkan beberapa tetes
dimetilglioksima, terjadi warna merah.
Sedangkan pada uji manik boraks,
menghasilkan manik berwarna coklat dalam nyala oksidasi , karena pembentukan
nikel metaborat Ni(BO2)2 atau kompleks metaborat Na2[Ni(BO2)4]
dan berwarna abu-abu dalam nyala reduksi yang disebabkan oleh logam nikel
Ø Tembaga (cu)
Tembaga adalah logam merah muda yang
lunak, dapat ditempa dan liat . ia melebur pada 1038oC. Karena
potensial elektrode standarnya positif . tembaga tak larut dlam asam klorida
dan asam sulfat encer meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit .
asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan temabaga
3Cu + 8HNO3 à 3Cu2+ +
6NO3- + 2NO (g) + 4H2O
Ada dua deret senyawa tembaga .
Senyawa- senyawa temabaga (I) diturunkan dari tembaga (I) oksida Cu2O
yang merah, dan mengandung ion tembaga (I), Cu2+ . Senyawa-senyawa
ini tak berwarna , kebanyakan garam temabag (I) tak larut dalam air .
Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru , baik dalam bentuk hidrat , padat
maupun dalam larutan air, warna ini benar-benar khas hanya untuk ion
tetraakuokuprat(II) [Cu(H2O)4]2+
Tembaga dapat diidentifikasi dengan
uji pipa tiup . Bila senyawa tembaga dipanaskan
dengan
karbonat alkali diatas arang, logam tembaga yang merah diperoleh. Sedangkan
bila diuji dengan manik boraks , menghasilkan warna hijau dalam keadaan panas,
dan biru dalam keadaan dingin sehabis dipanaskan dalam nyala oksidasi dan
menghasilkan warna merah dalam nyala reduksi , yang diperoleh paling baik
dengan menambahkan runutan timah.
Warna hijau juga dihasilkan dalam
uji nyala pada tembaga, terutama ada kehadiran halida , misalnya dengan
membasahkan dengan asam klorida pekat sebelum dipanaskan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/ciri_ciri_umum_kimia_logam_transisi/
14 okt jam 20.26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar